Budayakan VOTE dan
COMMENT!
.
.
AKU BUKAN DIA!
.
.Happy Reading~
.
Tampak ada sosok seorang remaja laki-laki berjaket berjalan malas menyeberang jalan, terlihat dari wajahnya yang mengerut sepertinya orangnya sedang cemberut dan berusaha sekuat tenaga menahan diri untuk tidak berteriak.
Mata hitamnya yang tajam dan hidungnya yang mancung membuatnya terlihat sangat tampan malam ini.
Lihat saja, semua gadis yang berpapasan dengannya hampir mimisan. Namun sayang orangnya lagi sedang dalam suasana hati yang buruk karena baru saja kehilangan targetnya.
Orang itu adalah Raka.
Sejak pukul 6 sore tadi dia memutuskan untuk keluar rumah lagi untuk mengutip kencan buta Kaffa dengan Afgar. Dia bukan overprotektif, dia hanya tidak begitu percaya pada si maho itu.
Kalau Kaffa pergi dengan wanita, tidak apa-apa, tapi ini dengan seorang PRIA!
Sebagai seorang teman, bagaimana mungkin dia bisa diam saja? Pulang ke rumah, dia terus membuat rencana dan menghubungi Dafael untuk mengikuti Kaffa.
Tapi si Dafael malah tidak bisa membantunya karena dia harus menjaga adik-adiknya saat ibu dan ayahnya pergi. Jadi, mau tidak mau, Raka bertindak sendiri dan di sinilah dia sekarang.
Sendirian di pinggir jalan, berjalan di tengah malam tanpa tahu hala tuju.
Kenapa?
Ya, itu karena dia tidak menemukan Kaffa dan Afgar di mana pun! Dia sudah mencari ke mana-mana tetapi tidak berhasil. Sudah di semua tempat dia cari tapi nihil. Mau bilang dia salah liat jam, dia sudah sampai seperti yang dikatakan Kaffa di sekolah tadi, jadi salahnya dimana woyy!
Karena dia lelah berkeliling, dia berjalan kaki karena tidak tahu harus ke mana. Ingin pulang, tidak ada orang di rumah karena ibu dan ayahnya harus meninggalkan kota lagi, dia akhirnya berkeliaran di tengah malam sendirian.
Yah, sekali sekala jadi anak jalanan ,katanya.
Ara:Awas ntar diculik om om mesum loh.
Raka:Yah!! Itu tidak akan terjadi jika kau tidak melakukannya!
Ara:( ͡° ͜ʖ ͡°)
"Sialan, Kaffa. Aku nelepon bukannya diangkat." Ucapnya sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam jaket.
Karena kedinginan, Raka melangkah melewati udara dingin sambil perlahan-lahan berjuang melewati lalu lintas kota di malam hari. Dia bisa melihat napasnya sendiri mengambang di udara saat dia berhenti di lampu lalu lintas dan memeluk tubuhnya.
Saat ini sudah musim gugur, tapi dia tidak menyangka akan sedingin ini malam ini.
Dengan tidak sabar, dia melompat dari satu kaki ke kaki lainnya agar tidak berdiri diam dan semakin kedinginan. Akhirnya, lampu lalu lintas berubah menjadi hijau, dan dia mempercepat langkahnya untuk menjaga otot-ototnya tetap hangat.
Udara malam yang dingin membuat kulit wajahnya mulai berubah warna.
Langit yang awalnya gelap kini berubah menjadi gemuruh. Raka menatap langit, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Ia mendecakkan lidah malas lalu menunduk melirik jam tangannya yang menunjukkan jam 9 malam.
Raka melihat sekeliling
memperhatikan jalanan yang sepi berharap ada angkutan umum yang lewat. Ia mulai mempercepat langkahnya dan bahkan berlari saat gerimis mulai turun, ia menggunakan lengannya untuk melindungi kepalanya agar tidak basah terkena hujan.
ANDA SEDANG MEMBACA
𝙰𝙺𝚄 𝙱𝚄𝙺𝙰𝙽 𝙳𝙸𝙰;【AFGAR】(Dalam Proses Editan)
Humor1 CERITA, 5 ENDING *** "Itu dia! Kejar!" "Berhentilah mengejarku, brengsek!" Pada awalnya Kalila bermaksud menggantikan saudara kembarnya untuk menolak cinta seorang pria yang terobsesi dengan adik laki-lakinya, Kaffa. Kalila berpikir tidak akan ses...
