37:Kau jangan menyerah dulu!

8 2 0
                                        

Budayakan VOTE dan
COMMENT!

.

.

AKU BUKAN DIA!

.

.Happy Reading~

.

Raka membuka matanya, ah ternyata dia benar-benar tertidur. Raka bisa merasakan hawa dingin menusuk tubuhnya saat terbangun. Rasa dingin itu bukan lagi rasa kaku di tubuhnya karena terbaring di tanah, ia mendesis pelan.

Berusaha bangun, niat Raka terhambat ketika ia melihat jaket familiar menutupi separuh tubuhnya.

"Sudah bangun?" Ia berbalik dan melihat Rivan yang sedang duduk di pintu gua.

Mengabaikan Rivan, Raka menatap langit-langit gua.

Rivan yang menyadari perhatian Raka teralihkan, mendengus kesal. Ia segera menghampiri pria itu, berhenti di sampingnya dan menatapnya lama.

Raka menyadari tatapannya, memiringkan kepalanya untuk menatap Rivan.

"Kenapa?" Tanya Raka bingung.

Rivan sedikit membungkukkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Raka. "Kau tahu,aku paling tidak suka kalau  perhatian untukku teralihkan ke yang lain sekalipun itu benda mati." Kata Rivan dengan nada rendah sambil tersenyum manis.

Kalau orang lain melihat itu, pasti mereka akan berteriak kegirangan, atau bahkan mimisan parah, atau mungkin pingsan, tapi Raka tidak. Ia tahu pria setengah gila di depannya itu sedang marah.

Setelah mengatakan itu, Rivan langsung berbalik ke arah pintu gua dan duduk kembali di sana, mengabaikan Raka yang tetap diam tak bergerak.

'Gila.'

Melempar jaket itu ke samping, Raka bangkit. Namun, karena lupa kakinya masih sakit, Raka mendesis sakit dengan keras hingga ia terpaksa berlutut.

Rivan yang berada di luar, terkejut dan bergegas menghampiri Raka dengan ekspresi khawatir.

"Raka, kau baik-baik saja? Apa yang terjadi? Di mana yang sakit?" Ia memeriksa seluruh tubuh Raka, tapi Raka yang kesal mendorongnya menjauh.

"Jangan sentuh aku."

Rivan mengerutkan kening bingung. "Ada apa denganmu? Aku hanya mengkhawatirkanmu."

"Tidak perlu, aku tidak butuh simpatimu. Menjauhlah dariku." Raka memeluk dirinya sendiri.

Mendengar itu saja sudah cukup membuat Rivan terdiam tapi ia segera tertawa datar. "Ini yang kudapat setelah semua yang kulakukan? Kau masih tidak mengerti? Kalau bukan karena aku, kau pasti akan mendapatkan lebih dari ini."

Ia menunjuk kaki Raka yang terluka, tetapi Raka tidak peduli.

"Lalu apa yang kau harapkan? Memang seharusnya begitu, kan?! Kalau kau tidak datang dari awal, semua ini tidak akan terjadi. Mereka tahu lokasiku karena kau yang datang ke sini."

"Jadi kau menyalahkanku?"

"Tidak! Tentu saja aku menyalahkan authornya, goblok!" Umpatnya.

Rivan tidak tahu kenapa Raka begitu marah padahal sebelumnya dia baik-baik saja. Kesal, ia meraih pergelangan tangan Raka.

"Kau dengar sini Raka, aku tahu kau tidak sebodoh ini. Kenapa kau pikir aku datang jauh-jauh ke sini hanya untuk bersenang-senang? Tidak, bodoh. Aku pertarungkan semuanya agar bisa datang tepat waktu untuk melindungimu dan kau malah menyalahkanku. Apa kau bercanda?"

𝙰𝙺𝚄 𝙱𝚄𝙺𝙰𝙽 𝙳𝙸𝙰;【AFGAR】(Dalam Proses Editan)Tempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang