31:Berburu atau diburu

8 2 0
                                        

Budayakan VOTE dan
COMMENT!

.

.

AKU BUKAN DIA!

.

.Happy Reading~

.

"Z-Zehan?"

Gawat, lidahku kelu.

Aku begitu panik sampai wajahku pucat, belum lagi wajahku yang basah kuyup dengan keringat.

Sumpah, jantungku berdebar kencang. Aku tidak keberatan bertemu Zehan dalam keadaan seperti ini, tapi demi apapun!! Tidak dengan Afgar di sampingku.

Aku merasa seperti anak kecil yang terjebak di antara mereka. Tinggi mereka hampir sama, membuatku menelan ludah.

Dahi Zehan berkerut. "Zehan?"

Aku makin panik. Bagaimana mungkin aku tidak panik? Aku hampir lupa kalau adikku tidak pernah memanggil Zehan dengan nama, melainkan dengan nama panggilannya yang lebih tua.

"Ah, itu! Maksudku kak Zehan! Apa yang kau lakukan di sini?" Tanyaku gugup, sambil tersenyum canggung.

Ini bukan pertama kalinya Zehan mengunjungi Kaffa di sekolahnya. Kalau itu terjadi, berarti dia punya sesuatu untuk dibicarakan. Aku tahu sekolah Zehan jauh dari sini, tapi dia pasti akan datang kalau ada bersangkutan denganku.

"Itu... Lila, dia tidak menjawab teleponku. Aku khawatir kalau terjadi sesuatu padanya. Tolong bilang padanya kalau aku mengkhawatirkannya."

"Oh, ya, nanti aku kabari." Jawabku gugup, sambil menggaruk pipiku yang tidak gatal.

Sialan kau, Kaffa. Apa yang kau lakukan?

Kalau Zehan datang ke sini, berarti dia tidak pernah membalas pesanku, meskipun aku sudah memintanya. Dia benar-benar tidak beri kerjasama!

"Ya, setahuku kami tidak bertengkar. Apa kakakmu bertingkah aneh akhir-akhir ini? Aku juga tidak ingat pernah berbuat salah padanya." Ekspresi Zehan yang sedang berpikir keras membuatku gemas.

Terlalu tampan!

Afgar yang mengamati interaksi keduanya, mengerutkan kening karena tidak senang. Pria yang baru pertama kali dilihatnya tampak sangat ramah kepada Kaffa, bahkan nama panggilan Kaffa membuktikan bahwa mereka berdua sudah berteman lama.

"Tidak, kak, jangan khawatir. Kakak baik-baik saja, mungkin dia hanya ingin sendiri. Yah..kau tau, cewek bila udah dewasa pasti menginginkan privasi, mereka tidak selalu ingin terbuka, hehe." Zehan mengangguk.

"Aku juga berharap begitu."

Karena gemas dengan wajah Kaffa yang menurutnya mengingatkannya pada Kalila, Zehan tak kuasa menahan diri untuk mengusap pelan rambut Kaffa. Tidak tahu saja perbuatannya itu membuat sang korban tersipu malu.

Grab!

"Berhenti menyentuhnya." Tatapan mata Afgar yang dingin dan tajam seakan menusuk tepat ke mata Zehan yang terkejut.

"Hm, siapa ya?" Tanya Zehan sopan.

Aku yang panik melihat raut wajah Afgar yang marah langsung mendorongnya menjauh, membuat cengkeraman Afgar di tangan Zehan mengendur.

Sedangkan yang lain hanya cosplay jadi nyamuk tidak mahu ikut campur.

"Ah... ini teman-temanku, kak. Kalian, ini pacar kakakku—Kak Zehan." Aku memperkenalkan mereka karena Kaffa bilang teman-temannya belum pernah bertemu Zehan secara langsung.

𝙰𝙺𝚄 𝙱𝚄𝙺𝙰𝙽 𝙳𝙸𝙰;【AFGAR】(Dalam Proses Editan)Tempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang