Epilog.

2K 75 0
                                    

Saat kecil, Arabella selalu berpikir bahwa hidup akan selamanya bahagia. Tidak ada susah, tidak ada sedih dan tidak ada menderita. Setelah ia melewati garis hidupnya, ia sadar mengapa Ara berpikir demikian saat kecil. Tentu karena lindungan keluarganya yang membuat Arabella bahkan tak pernah merasa sedih.

Lika liku kehidupannya mulai merubah Arabella menjadi kuat. Apalagi sekarang ditambah suami dan tiga anak tercintanya membuat dirinya semakin kuat. Arabella sangat mencintai keluarga kecilnya itu.

Seperti saat ini, melihat ketiga anaknya berlarian di halaman belakang dengan tawa yang ceria. Sedangkan dirinya duduk bersandar di bahu sang suami sembari memakan buah potong yang sudah disiapkan maid.

"Apa kau bahagia?" tanya Gerald tiba-tiba dengan mengecup pucuk kepala istrinya. Hal itu sontak membuat Arabella menoleh pada suaminya.

"Kau ini bertanya pada hal yang kau tahu jawabannya." jawab Arabella singkat dengan memasukan buah kedalam mulutnya lagi.

Gerald tersenyum. Ia melingkarkan tangannya pada tubuh sang istri dan memeluknya erat. Yang Gerald kira kesalahan hidupnya pada malam itu justru membawa Gerald pada kehidupa yang sebenarnya.

"Jika kau bertanya hal yang sama padaku, aku akan menjawab bahwa aku sangat bahagia." Gerald menatap mata istrinya dengan senyum yang merekah diwajahnya.

"Justru itu aku tak bertanya. Kau hampir setiap malam berkata bahagia padaku, bahkan tak jarang kau mengucapkan terima kasih. Kita berdua sama-sama tahu bahwa kita berbahagia. Apalagi setelah kejadian itu.." Gerald tahu istrinya akan selalu mengingat kejadian penculikan itu. Gerald juga tahu istrinya terkadang masih sering menangis sendirian mengingat hal itu.

Gerald memeluk Arabella dengan erat dengan sesekali mencium istrinya, "Jangan khawatir sayang.. Derren sudah dihukum bahkan hukumannya juga berlipat karena terbukti membunuh Felix."

Gerald menghela nafasnya, "Aku tahu sangat sulit untuk melupakan itu, tapi kita berdua pasti bisa melewatinya. Aku akan selalu ada untukmu. Anak-anak juga selalu ada untuk Mommynya. Jangan lupa bahwa kau memiliki tiga kesatria disini."

"Kau ada-ada saja.." Arabella terkekeh mendengar kalimat tiga kesatria. Bukan menyangkal, Ara tahu bahwa ia memiliki tiga kesatria tapi yang bisa melindunginya disini baru Gerald. Maxi baru berumur 14 tahun bahkan Matthew baru menginjak umur 3 tahun.

"Aku serius sayang. Jika aku pergi lebih dulu dibanding kau hanya Maxi dan Matthew yang dapat melindungimu."

"Jangan berbicara sembarangan Gerald, aku tidak suka!" ucap Arabella marah lalu bangkit memasuki rumahnya. Sungguh, dirinya tak suka suaminya berkata demikian. Apakah ia sanggup hidup jika suaminya pergi dahulu?

Gerald yang melihat istrinya marah langsung menghela nafas. Dirinya tak ada maksud macam-macam. Hal itu normal kan? Karena laki-laki dirumah ini hanya dirinya, Maxi dan Matthew.

"Anak-anak, sudah ayo mainnya. Jangan lupa mandi lalu turun untuk makan malam. Okay?" ujar Gerald menyudahi acara bermain anak-anaknya itu. Dengan segera ia menggendong Matthew, dikarenakan hanya Matthew yang masih tidur dengan dirinya dan Ara.

"Okay Daddy." jawab Maxi dan Elsa secara bersamaan. Mereka berdua dengan segera berlari menuju kamar mereka untuk segera mandi.

"Kamu tadi siang tidur ya? Pasti nanti malam tidak bisa tidur dan mengganggu Daddy." Matthew hanya tersenyum menunjukkan giginya membuat Gerald gemas.

"Ayo kita mandi boy!"

____________________________

"Sayang, aku minta maaf. Sungguh bukan maksudku untuk berbicara sembarangan. Itu semua keluar saja dari mulutku." ucap Gerald sendu. Arabella nya mogok bicara padanya saat makan malam dan berlanjut sampai sekarang. Saat memasuki kamar mereka, Arabella hanya disibukkan oleh Matthew.

"Sungguh aku tidak suka dengan kata-kata mu tadi sore."

"Iya sayang, maka dari itu aku minta maaf ya?"

Gerald tertegun melihat mata istrinya saat menoleh padanya. Mata yang menyiratkan rasa sakit itu membuat Gerald tak menyukainya.

"Aku.. Aku tidak akan pernah siap jika kau meninggalkanku apalagi itu untuk selamanya. Walau aku punya anak-anak tapi aku tetap butuh sosokmu disampingku.." Nada yang dikeluarkan sangatlah lirih apalagi dengan beberapa tetes air mata yang sudah keluar menambah lirih suasana.

"Hey dear, I'm so sorry. Aku tidak akan pernah mengucapkan hal itu lagi dan aku tidak akan pernah meninggalkanmu sendiri. I promise."

Gerald bergerak memeluk istrinya, "I love you so much."

***

8 Maret 2022.

Mistake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang