13. Pergi.

6.4K 231 11
                                    

Happy Reading💘

👋👋👋

Gerald segera keluar dari mobilnya berlari memasuki rumah sakit dengan Ara digendongannya. Baju yang ia pakai sudah berlumuran darah membuatnya kalut akan keadaan.

Ia meletakan Ara di brankar setelah suster memberikannya. Ia ikut mendorong brankar tempat istrinya sampai ke depan ruang operasi. Gerald berhenti saat sudah didepan ruang operasi membiarkan suster membawa istrinya.

Ia jatuh terduduk dibangku rumah sakit kemudian menyugarkan rambutnya ke belakang. Ia meraih ponsel untuk menghubungi keluarga Ara dan keluarganya.

Setelah selesai menghubungi keluarganya, ia memasukan ponselnya ke dalam saku. Ia mengambil napas lalu membuangnya perlahan.

"Astaga Tuhan, selamatkan istri dan anakku," lirih Gerald.

Beberapa menit kemudian Gerald mengangkat kepalanya saat mendengar langkah kaki orang mendekat padanya. Ia dapat melihat seluruh keluarganya berada disana.

"Astaga Gerald, apa yang terjadi pada Ara?" tanya Alexa melihat putranya berlumuran darah.

"A-aku.."

"Kau melukai adikku lagi Gerald!! Kau manusia paling biadab yang aku kenal!!" ucap Kenneth geram.

"Apa maksudmu Ken?" tanya Haris bingung.

"Dia.."

Ucapan Kenneth terhenti saat dokter yang menangani Ara keluar. Gerald segera bangkit dan menghampiri dokter tersebut.

"Dok? Bagaimana keadaan istri dan anak saya?" tanya Gerald.

"Maaf anak anda tidak dapat diselamatkan karena pendarahan hebat oleh nona Ara. Saat ini juga keadaan nona Ara masih sangat lemah," ucap dokter itu membuat membuat Gerald lemas.

"Astaga Tuhan," ucap Felyana yang sudah menangis dipelukan sang suami.

Mereka tidak tahu bahwa Ara sudah bangun dan berdiri dibalik pintu mendengar semuanya. Ara menutup mulutnya menggunakan tangan untuk meredam tangisnya.

"Anakku," lirih Arabella.

Seorang suster mendatangi mereka membawa sebuah bungkusan dengan bercak darah sedikit. Suster itu memberikannya pada Gerald.

"Ini putri anda tuan, tolong dikebumikan dengan baik."

"Putriku," bisik Gerald dengan mata berkaca-kaca.

•••

Gerald berjongkok didepan tanah yang masih merah itu. Ia memandang sebuah papan itu dengan rasa yang amat bersalah. Ia sudah membunuh anaknya.

Elleyn Flo Williams

Sebuah nama indah yang ia sematkan untuk putrinya. Putrinya yang belum sempat melihat indahnya dunia karena kebejatannya. Bahkan sampai sekarang, ia masih belum berani melihat Ara karena merasa bersalah.

"Ikhlaskan nak," tepuk Williams pada bahu anaknya.

"Dad, aku membunuh anakku sendiri," bisik Gerald sedih.

"Sekarang kau harus bisa menebus dosamu dengan meminta maaf pada Ara. Saat ini Ara pasti juga terpukul karena putrinya meninggal. Kau harus jadi sumber kekuatannya nak," ucap Alexa mengelus bahu anaknya.

Mistake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang