7. Amarah.

5K 202 6
                                    

Happy Reading❤

✌✌✌

1 Bulan Kemudian..

Gerald sedang berbaring di ranjang apartemen barunya. Ia sedang menatap langit-langit dengan perasaan gelisah. Sudah seminggu ini, ia tidak pulang kerumah karena merasa depresi tentang pernikahannya.

"Sayang, kamu beneran gak mau pulang?" tanya seorang wanita yang duduk disamping Gerald.

"Angel, mengertilah. Rumah itu ada Ara," ucap Gerald kesal.

"Tapi Ara istrimu," ucap Angela pura-pura simpati.

"Aku tidak perduli,"

"Yah, memang lebih baik kau tidak usah perduli. Dari awal janganlah menikah dengannya," dengus Angel kesal.

"Mengapa kau berbicara seperti itu sekarang?"

"Arabella itu menjebakmu sayang. Ia membawa pergi kau dari club untuk ia tiduri," ucap Angel membuat Gerald membeku.

"Apa iya? Tapi Ara saat itu masih perawan," batin Gerald.

"Sudahlah, aku mau ke mall dulu. Kamu lihat amplop merah dilemari kita. Disitu banyak bukti kalau Ara perempuan tidak benar," ucap Angela kemudian pergi meninggalkan Gerald dengan sejuta pemikirannya.

Gerald bangkit menghampiri lemari yang selama ini menjadi miliknya dan Angela. Disana ada amplop merah seperti yang kekasihnya ucapkan.

Gerald membuka amplop itu dan matanya terbelalak. Deru napasnya tidak bisa tertahan lagi. Ia tersengal-sengal menatap foto itu.

Disana, foto itu. Dimana ada seorang pria dengan wanita yang tidak begitu jelas wajahnya. Tetapi Gerald menyadari dari postur tubuh. Gerald yakin itu adalah postur tubuh Arabella.

Gerald segera membawa amplop itu dan segera keluar dari apartemennya. Ia harus menemui Ara untuk menuntaskan amarahnya selama ini. Gerald pergi tergesa-gesa hingga tidak menyadari, ada orang yang memperhatikannya sejak tadi.

"Let's play the game baby," batin orang itu dengan tersenyum miring.

***

Gerald berjalan cepat menuju rumahnya. Ia dapat melihat Ara duduk di sofa ruang keluarga sambil memakan cemilannya.

"Bangun," ucap Gerald dingin membuat Ara tersentak.

"Kapan pulang?" ucap Ara bingung.

"Tidak usah basa-basi. Kau adalah wanita jalang yang pernah aku temui," ucap Gerald datar.

Deg!

Hati Ara tiba-tiba merasa ngilu saat mendengar ucapan Gerald yang mengatainya. Ia ingin sekali membalas ucapan Gerald.

"Apa maksudmu?" tanya Ara dengan berusaha tegar.

"Puaskah kau menipuku jalang?!" ucap Gerald sambil melempar amplop yang ia bawa.

Ara sedikit membungkuk sambil memegang perutnya untuk mengambil foto tersebut. Ia membelalakan matanya lebar.

"Ini apa? Siapa yang ada difoto ini?" tanya Ara mengangkat foto itu kehadapan Gerald.

Gerald tersenyum miring, "Masih bertanya?"

"Aku tak paham,"

"ITU KAU KAN JALANG!!" teriak Gerald tepat didepan wajah Ara.

Mata Ara berkaca-kaca. Seumur hidupnya tidak ada yang pernag mengatainya. Ia selalu berperilaku baik agar orang juga memperlakukannya baik.

"I-ini bukan aku," ucap Ara dengan gemetar.

Mistake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang