21. New Life.

4.5K 194 6
                                    

Happy Reading😆

🤘🤘🤘

Gerald menatap istrinya yang terisak kuat saat sesudah menerima sambungan telepon entah dari siapa. Tadi setelah pengucapan janji suci tiba-tiba saja Arabella pamit karena ponselnya berbunyi. Tetapi berakhir dengan isakan yang saat ini Gerald lihat.

Gerald melangkah mendekati Arabella lalu merengkuh perempuan itu pada pelukannya. Isakan Arabella semakin pecah.

"Ada apa? Cerita padaku," ujar Gerald lembut sembari mengusap punggung istrinya.

"Ka—kak Kenneth sudah tahu," lirih Arabella yang justru membuat Gerald menegang.

"Tenanglah," bisik Gerald.

"Ayo kita kembali ke masion,"

Gerald mengajak Arabella untuk pergi ke masion mereka. Tempat dimana mereka akan tinggal disini sampai bayi yang dikandung Arabella lahir barulah mereka pulang ke Indonesia.

°°°

BUGH!

BUGH!

"Am—ampun kak.."

Theo bersujud dibawah kaki Kenneth dengan wajah yang sudah banyak luka. Sedangkan Rafael diam saja memperhatikan adiknya dipukul sepupunya.

"Kau sadar apa kesalahanmu? Kau membiarkan mereka menikah Theo!" ucap Kenneth marah membuat Theo menunduk.

"Ma—maaf Kak,"

BUGH!

Theo sekali lagi tersungkur dan terbatuk mengeluarkan darah. Hal itu membuat Rafael membulatkan matanya dan segera membantu adiknya.

"Kau membantunya Rafa?" tanya Kenneth mengejek.

"Dia adikku Ken, aku pantas membantunya,"

"ARABELLA JUGA ADIKMU!!" bentak Kenneth membuat Theo dan Rafael tersingkap.

"Tapi karena kebodohan adik lelakimu ini, adik perempuanku harus menikah dengan pria brengsek seperti Gerald," desis Kenneth tak suka.

"Kak ini semua demi Arabella. Ia tak mungkin membesarkan anaknya sendiri apalagi ada ayah biologis anak itu didekatnya," Theo angkat bicara membuat Kenneth naik pitam. Kenneth menghampiri Theo lalu menarik kemeja yang dipakai lelaki itu dan diangkatnya adik sepupunya itu.

"Ken lepaskan Theo!" ucap Rafael panik.

BUGH!

Tubuh Theo dibanting Kenneth ketembok membuat Theo kehilangan kesadaran saat itu juga.

"Bawa dia ke rumah sakit," ucap Kenneth kemudian keluar dari apartemennya.

"Bagaimana?" tanya Kenneth pada tangan kanannya.

"Anda tidak bisa ke Amerika tuan. Semua akses luar negeri anda telah ditutup tuan Harris," ujar tangan kanannya secara sopan.

"Daddy benar-benar menutup aksesku," desis Kenneth.

"Joshua, beli pesawat pribadi ilegal," ujar Kenneth tiba-tiba membuat tangan kanannya itu mendelik.

"Tuan? Apa tuan tidak salah?"

"Tidak dan cepat laksanakan,"

Joshua akhirnya memilih undur diri untuk segera mengurus pembelian pesawat pribadi ilegal itu.

"Dad, aku selangkah darimu,"

---

Gerald memandang istrinya yang tengah tidur. Matanya teralih turun menjadi ke perut rata milik Arabella dimana kedua anaknya pernah disana. Tangannya terulur memegang perut rata Arabella.

"Hai sayang ini Daddy," ujar Gerald dengan mata berkaca-kaca.

"Daddy berjanji akan menjagamu dengan baik. Daddy ingin kau lahir ke dunia tidak seperti kakakmu Elle. Bertahan 9 bulan di perut Mommy ya sayang."

Gerald menegakan tubuhnya lalu mengambil napas sebanyaknya. Gerald hembuskan perlahan. Lalu, Gerald keluar dari kamarnya karena tak ingin mengganggu istrinya.

Diluar kamar, Gerald dapat melihat Jack berlarian ke arahnya. Ia hanya memandang Jack dengan alis yang dinaikan sebelah.

"Tuan, diluar ada Tuan Kenneth dan sedang membuat keributan." ujar Jack membuat tubuh Gerald menegang.

Gerald segera keluar untuk menemui Kenneth dan membuat pria itu diam agar tidak membuat keributan. Sesampainya Gerald diluar, ia dapat melihat banyak bodyguardnya yang sudah tumbang.

"Gerald, akhirnya kau keluar juga. Kembalikan adikku," ujar Kenneth tajam.

"Dia istriku Ben, dia tidak akan kemana-mana tanpa seizin dariku," ujar Gerald tak kalah tajam.

"Stop membuat keributan Ben. Apa masalahmu? Aku sudah menyesal atas kesalahan lamaku. Aku mencintai Arabella. Aku ingin memiliki keluarga yang harmonis bersama adikmu. Ini bukan pribadimu Ben, ini jauh sekali dari Benvic sahabatku," ujar Gerald melemah. Tak lama kemudian Kenneth tertawa lepas seperti layaknya orang jahat.

"Kau mencari Benvic? Orang yang tidak memiliki kekayaan dan pacarnya direbut olehmu? Oh malang sekali nasibmu Gerald," ujar Kenneth dengan sisa tertawanya. Gerald diam.

"Aku beri tahu satu hal untukmu Ge. Pria yang bernama Benvic, sahabatmu itu sudah mati. Sekarang hanya ada Kenneth sang penguasa negara Italia dan aku kemari bukan untuk bertemu denganmu. Tapi aku ingin menyelamatkan adikku dari bedebah sepertimu!"

Gerald tampak kaget saat mengetahui bahwa Kenneth adalah penguasa negara Italia. Pantas saja untuk mencari Arabella lima tahun yang lalu ke Italia sangatlah sulit. Ternyata, akses untuk Gerald sudah ditutup Kenneth atas kekuasaan pria itu.

"Baiklah. Mari kita buat kesepakatan." ujar Gerald serius.

°°°

Arabella mengerjapkan matanya agar pandangannya fokus pada apa yang saat ini ia lihat. Ia melihat Maxi duduk dihadapannya dengan tersenyum.

"Hai sayang," sapa Arabella.

"Hai Mommy.. Maxi disuluh bawa Mommy tulun oleh Daddy,"

"What for?" tanya Arabella yang dibalas angkatan bahu oleh anaknya itu.

"Maxi turun dulu ya, Mommy mau ke kamar mandi dulu.."

Arabella yang melihat Maxi sudah keluar dari kamar segera pergi menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci muka. Setelah selesai, Arabella turun untuk mencari Gerald.

Dari ujung tangga, Arabella dapat melihat Gerald yang melamun dengan mengaduk-aduk makanannya saja.

"Gerald," panggil Arabella membuat Gerald tersentak.

"Mm.. Ara sudah bangun? Makanlah, tadi aku membuat soup."

"Kau kenapa?" tanya Arabella mengindahkan ucapan Gerald yang menyuruhnya makan.

"Aku? Aku tidak kenapa-kenapa."

"Kau berbohong Gerald." ucap Arabella menatap Gerald intens.

"Aku serius Ara, sekarang makan soupmu dan minum susunya." Gerald bangkit lalu berjalan menuju ruang kerjanya. Mata Arabella mengikuti Gerald hingga ruang kerjanya lalu menghela napas.

"Mommy," panggil Maxi membuat Arabella menunduk.

"Ya sayang?"

"Maxi mau kentang goleng, Mommy bisa buat?" tanya Maxi dengan memiringkan kepalanya.

"Bisa dong, Mommy buatin ya nak," Arabella mengelus kepala Maxi kemudian beranjak pergi ke dapur.

Gerald yang melihat perlakuan manis Arabella menjadi sendu. Tak terasa air mata menetes dipipi nya tanpa permisi.

"Aku tidak tahu akan jadi apa tanpamu Ara. Maafkan kesalahanku dahulu, aku mencintaimu."

---

yeayyy kita meet lagi reader🤣

kayaknya kita bakalan jarang ketemu deh.. aku udah kelas 3 soalnya banyak ujian😭

aku usahain buat kalian🧡

follow ig : gabrielgab.a05

24 Januari 2020.

Mistake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang