10. Malam Panjang.

5.7K 195 10
                                    

Happy Reading❤

🍁🍁🍁

Gerald tengah memegang gelas kecil berisikan alkoholnya. Ia merasa frustasi akibat pemikiran bahwa ia mencintai Arabella. Gerald mendongakan kepalanya ke langit-langit lalu memejamkan matanya sejenak.

Kemudian matanya terbuka karena mendengar suara langkah kaki seseorang dan itu adalah Ara.

"Ehh," suara Ara tersingkap menyadari adanya Gerald didapur.

"Ada apa?" tanya Gerald santai.

"Mau ambil minum,"

Ara kemudian berjalan menuju lemari dapur untuk mengambil gelas dan menuang air kedalamnya. Ia kemudian meneguknya hingga habis.

Ara berbalik badan untuk segera meninggalkan Gerald. Tetapi, Gerald malah menarik tangannya hingga jadilah ia duduk dipangkuan Gerald.

"Ehh,"

"Maxi udah tidur?" tanya Gerald membenamkan wajahnya diceruk leher istrinya kemudian meletakan tangannya dipinggang istrinya.

"U-udah,"

"Bagus,"

Tangan Gerald memegang dagu Ara kemudian mengalihkan pandangan Ara menjadi kearah dirinya sendiri. Wajah Gerald mendekat membuat Ara menahan napas.

Cup!

Bibir Gerald dan Ara menempel sempurna dan beberapa saat Gerald melumatnya dengan lembut membuat Ara terlena. Tangan Gerald tidak diam saja, tangannya menyusuri tubuh istrinya itu.

Gerald menggeram kemudian mengangkat Ara kedalam gendongannya membuat istrinya itu terpekik kaget. Gerald tidak melepaskan panggutannya.

Dibukanya pintu kamar mereka lalu ditutup dan dikunci perlahan oleh Gerald. Kemudian ia meletakan secara pelan istrinya itu diranjang dan naik diatasnya.

Gerald menopang tubuhnya agar tidak menindih perut istrinya itu. Ia menatap dalam mata istrinya sebelum melumat bibir istrinya kembali. 

Tangan Ara meremas kemeja yang dipakai Gerald karena merasakan sensasi geli yang luar biasa. Ia dapat melihat bahwa mata Gerald sudah berkabut gairah.

Mulut Gerald mulai turun menciumi leher istrinya dan menghasilkan erangan kecil dari istrinya membuat gairahnya tambah besar. Gerald bangkit menatap mata istrinya dalam.

"I want you again," ucap Gerald serak.

•••

Seorang wanita berjalan memasuki sebuah lobby apartemen dengan angkuh. Ia berjalan menuju lift dan menekan tombol lantai 18.

Sampai dilantai 18, ia berjalan menuju kamar bernomor 242. Ia menekan tombol bel beberapa kali hingga pintu terbuka menampilkan seorang pria berawakan tinggi dan tegap.

"Ada apa?" tanya pria itu dengan malas.

"Tidak mempersilahkan aku untuk masuk?"

Pria itu memutar bola matanya malas kemudian membuka pintu agak lebar supaya wanita itu dapat masuk kedalam apartemennya.

"Kau harus bisa mengambil hati Ara," ucap wanita itu tanpa basa basi setelah duduk disofa ruang tamu milik pria itu.

"Apa maksudmu?"

"Ya, aku akan mempengaruhi Gerald lalu kau mengambil hati Ara." ucap wanita itu dengan serius.

"Mengapa aku harus mengambil hati Ara?"

Mistake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang