28. Teror.

2.4K 143 2
                                    

Kalian baca cerita ini jam berapaa?

Koreksi typo ya guys😜

Jangan lupa klik bintang🤩

Happy reading guys😘

□□□□

Sevan merenggut kesal, dirinya ingin mencabik-cabik Gerald rasanya. Setelah pertemuan tadi dengan beberapa pendapat akhirnya Gerald hanya menyuruh Sevan mencari bukti sedangkan dirinya menjemput sang istri pulang. Miris.

Harusnya hari ini Sevan pergi ke butik untuk menemani calon istrinya mencoba baju pernikahan mereka. Ponsel Sevan berbunyi membuat Sevan mengambil ponsel itu dengan malas tetapi saat melihat si penelepon dirinya menjadi bersemangat.

"Hallo?"

"Babe, hari ini jadi menemani ke butik?"

"Ah.. hmm.. sayang maaf aku ada pekerjaan penting mendadak."

"APA?!"

Sevan sedikit menjauhkan ponselnya dan menatap ponselnya lemas, sudah dipastikan calon istrinya ini akan mengamuk.

"PEKERJAAN PENTING APA HAH?! KAU MAU BERBOHONG PADAKU?!"

"Ti–tidak sayang, sungguh hari ini aku akan mencari bukti peneror Gerald dan istrinya.."

"Gerald dan istrinya? Arabella maksudmu?"

"Iya sayang, siapa lagi.."

"Hmm baiklah, kau urus pekerjaan itu. Aku akan ke butik bersama Mommy."

Sevan mendesah lega saat sang calon istri memberinya izin untuk pekerjaannya ini. Sevan lalu meletakan ponselnya saat panggilan sudah tertutup. Dengan segera ia bersiap-siap ke rumah Felix untuk mencari bukti kembali.

●●●

"Kapan aku bisa pulang?" tanya Arabella untuk kesekian kalinya membuat sang suami menghela napas panjang.

"Sayang tadi dokter sudah mengatakan kau boleh pulang sore nanti." balas Gerald yang sedang mengecek email kantornya.

"Aku bosan disini lagi pula aku rindu dengan Maxi." ucap Arabella dengan nada merajuk.

"Tadi ada Ben, Rafael dan Theo, kau mengatakan bosan. Sekarang mereka sudah pergi dan aku datang, kau pun bosan. Sebenarnya definisi tidak bosanmu apa?" tanya Gerald jengah.

"Dirumah." jawab Arabella singkat.

Gerald menghela napas lalu mematikan ponselnya dan meletakannya dimeja. Ia berdiri lalu menghampiri istrinya.

"Bersabar ya, tinggal beberapa jam lagi." ucap Gerald dengan mengelus pipi sang istri. Hal itu justru membuat Arabella memajukan bibirnya seperti bebek.

Cup.

Arabella tersentak saat sang suami mengecup bibirnya cepat. Ia dapat melihat Gerald tersenyum tanpa dosa.

"Kau.." desis Arabella menatap Gerald.

"Apa?" tanya Gerald polos.

"Bagaimana jika ada yang melihat?"

"Disini tidak ada siapa-siapa sayang. Hanya ada Elsa yang tertidur pulas." ucap Gerald dengan terkekeh kecil.

"Kau menyebalkan. Cepat tanyakan pada dokter, apa aku bisa pulang sekarang." ujar Arabella dengan ketus.

"Tapi.."

"Sekarang!" ucap Arabella penuh tekanan dan membuat Gerald menghela napas lalu keluar dari ruangan.

Mistake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang