5. Penolakan.

4.3K 215 5
                                    

Gerald memandang malas orang dihadapannya ini. Ia mendengus kesal seraya memasukan tangan nya ke dalam kantung celana.

"Mau apa kau kemari?" tanya Gerald dengan nada tidak suka.

"Aku yang mengajaknya." sahut orang yang baru memasuki ruang kerja Gerald.

"Buat apa kau membawa dia Sev?"

"Karena dia temanku." jawab Sevan enteng.

"Maafkan aku Ge, aku hanya ikut Sevan." ucap Fano tidak enak. Gerald hanya memandang Fano dengan datar.

"Ayo kita pergi sekarang. Om Williams dan tante Alexa sudah menunggu dibawah." ucap Sevan menengahi mereka.

Gerald berjalan keluar dari ruangannya diikuti Fano dan Sevan dibelakangnya. Mereka turun ke lobby untuk menemui kedua orang tua Gerald dan pergi menemui keluarga Arabella.

Setelah 30 menit perjalanan mereka, Gerald dan yang lainnya berhenti didepan rumah besar layaknya istana mengalahkan rumah Gerald. Hal itu membuat Sevan berdecak kagum.

"Kau bahkan menghamili anak orang lebih kaya dari pada kau," ejek Williams membuat Gerald berdengus kesal.

"Sudah lah, ayo masuk." ucap Gerald.

Mereka masuk disambut para pelayan yang kebingungan dengan tamunya kali ini. Salah satu orang dengan pakaian seperti kepala pelayan itu menghampiri Gerald.

"Maaf tuan cari siapa?" tanyanya dengan sopan.

"Saya mau mencari pemilik rumahnya. Apa bisa?" tanya Williams.

"Baiklah, silahkan masuk. Saya akan panggilkan tuan." Pelayan itu membukakan pintu lebar untuk Gerald dan yang lainnya masuk.

Sevan berulang kali berdecak kagum karena design interior dari rumah itu. Setelah menunggu lama akhirnya seorang pria dan wanita paruh baya serta lelaki seumuran dengan Gerald pun turun menyambut mereka.

"Haris?" panggil Williams dan Alexa tak percaya.

"Williams? Apa kabar? Ada apa kesini?" tanya Haris bingung.

"Dad kenal?" tanya Gerald membuat Williams mengangguk.

"Ada apa kalian kesini?" tanya Felyana--Mommy Ara.

"Maafkan atas perilaku anakku Haris. Dia kesini ingin mempertanggung jawabkan sesuatu." ucap Alexa to the point.

"Tanggung jawab apa?" tanya Haris tidak mengerti.

"Maaf Om. Saya telah menghamili putri anda." ucap Gerald langsung pada intinya.

Deg!

"A-apa kau bercanda?" tanya Haris sedikit tergelak.

"Tidak."

Haris terdiam.

"Rafael, panggilkan adikmu." ucap Haris tajam membuat Rafael segera bangkit dan memanggil Ara.

Beberapa menit kemudian Rafael kembali turun dengan dua orang gadis. Salah satunya Arabella.

"Ada apa ini?" bisik Ara kepada Lily. Lily hanya mengangkat bahunya acuh.

"Ara, duduk sini." ucap Haris tajam membuat Ara susah menelan ludahnya.

"Ada apa Dad?" tanya Ara setelah mendekat.

Plak!

Semua orang yang berada disitu memandang tak percaya kepada Rafael yang sudah menampar adik sepupunya itu. Bahkan Haris pun melotot karena anak kesayangannya ditampar. Haris saja yang marah tidak akan menampar Ara.

Mistake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang