34. Diculik.

2.2K 127 5
                                    

Jangan lupa tap bintang ya, gratis kok🙏

Maaf ya baru sempet update❤

Happy reading🌈

□□□□

Sore tadi saat Arabella selesai di ruang operasi, Gerald segera memindahkan istrinya itu di ruang VVIP. Arabella harus mendapatkan beberapa jahitan di kepalanya karena kaca-kaca itu merobek kulit begitu panjang.

Orang tua Gerald sudah pulang untuk menjaga Maxi dan juga Elsa. Sedangkan kedua orang tua Arabella sedang berada di Belanda bersama Rafael dan Theo. Kenneth pun juga sudah pulang untuk mencari informasi bersama anak buahnya.

Saat ini Gerald sedang memegang tangan istrinya dan sesekali mengecupnya. Sejak keluar dari ruang operasi, Arabella belum membuka mata sama sekali. Seakan ia beristirahat dari lelahnya dunia nyata.

"Kau masih ingin tidur sayang? Aku minta maaf untuk semuanya. Tolong bangunlah, jangan membuat aku khawatir." ucap Gerald dengan lirih lalu mengecup punggung tangan Arabella.

Hari semakin malam, Gerald yang sedari tadi belum sempat beristirahat menjadi sangat lelah. Ia bangkit berjalan menuju sofa yang ada disana. Gerald mengamati Arabella terlebih dahulu sebelum berbaring di sofa untuk memejamkan mata sejenak.

Tanpa Gerald sadari ada seseorang yang mengawasi Arabella sejak tadi. Seseorang itu menyeringai saat melihat Gerald yang sepertinya tertidur. Dengan segera seseorang itu masuk ke dalam ruangan dan menghampiri Arabella.

"Jika saja kau tadi tidak melawanku, mungkin kau tidak akan berakhir di ranjang sialan ini sayang." bisik orang itu pada telinga Arabella.

Orang itu melepaskan infus pada tangan Arabella. Ia meletakan tangannya pada paha dan leher Arabella lalu mengangkatnya dengan mudah.

"Kita akan pergi dan hidup bahagia berdua." ucap orang itu tersenyum lalu mengecup kening Arabella.

Ia dengan leluasa keluar dari ruangan itu tanpa Gerald atau siapapun ketahui. Ia pergi meninggalkan rumah sakit dengan membawa Arabella bersamanya.

○○○

Gerald berputar melihat gedung-gedung yang sangat tinggi. Sepertinya ia berada di rooftop perusahaannya. Gerald melihat Arabella yang berdiri di pinggir rooftop dan dengan segera menghampiri istrinya.

"Kenapa kau disini honey?" tanya Gerald membuat Arabella menatap lelaki itu.

"Ini perusahaan yang kau perjuangkan dan mengabaikan istri serta anak-anakmu?" tanya Arabella menatap mata sang suami.

"Kenapa?" tanya Gerald bingung.

"Kau mengabaikan aku dan anak-anak. Kau menyebabkan aku dalam bahaya Gerald. Kau bukan suami yang baik." ucap Arabella sembari meneteskan air matanya.

"Honey.." lirih Gerald menyadari kesalahannya.

"Mungkin jika aku pergi meninggalkanmu maka kau tidak akan kesusahan. Kau akan memperjuangkan perusahaan ini. Iya kan?"

Gerald yang mendengar itu menjadi panik, "Tidak sayang tidak."

Arabella berjalan mundur membuat Gerald ketakutan. Mata Arabella menatap mata Gerald dengan sendu.

"I love you."

Setelah mengucapkan kata itu, Arabella menerjunkan dirinya kebawah membuat Gerald segera berlari dan berteriak.

"ARABELLAA!!"

Mata Gerald terbuka dengan lebar sembari terduduk. Napas nya terengah dan berkeringat.

"Gerald?" panggil Kenneth membuat Gerald tersadar dari lamunannya.

"Ben?"

"Dimana Ara?" tanya Kenneth membuat Gerald bingung. Ia menatap ranjang dan tidak ada istrinya diatas sana.

"A-Aku tidak tahu, tadi aku tertidur karena lelah Ben." ucap Gerald dengan agak panik.

"Jangan panik. Sekarang lebih baik kita ke ruang CCTV siapa tahu merekam kemana perginya Ara." ucap Kenneth.

Belum sempat Gerald membuka mulutnya, ponselnya berbunyi dari panggilan masuk dengan nomor yang tidak ia ketahui.

"Siapa?" tanya Kenneth penasaran.

"Tidak tahu."

Gerald mengangkat panggilan tersebut dengan mengeraskan suaranya agar Kenneth juga dapat mendengar.

"Gerald Williams, istrimu ada padaku. Istrimu ada ditangan yang seharusnya. Ia sedang tertidur nyenyak disebelahku."

"Siapa kau?" tanya Gerald dengan nada emosi.

"Kau pasti mengenalku. Jika kau berani cari istrimu sebelum malam tiba. Karena aku akan menghabiskan malam yang panjang bersama wanita cantik ini."

Wajah Gerald memerah menahan emosi. Tentu dia tahu apa "malam panjang" yang sebenarnya. Sungguh saat ini ia sedang emosi begitupun dengan Kenneth yang mendengar percakapan itu.

Panggilan tadi langsung terputus dan dengan segera Gerald menyalin nomor tersebut dan menyuruh anak buahnya untuk melacak nomor tersebut.

"Berarti Arabella diculik." ucap Kenneth meraup wajahnya kasar.

"Aku akan menyuruh anak buah ku untuk ikut mencari Arabella. Lebih baik sekarang kita mencari petunjuk." ucap Kenneth dan segera keluar dari ruang inap tersebut.

Sedangkan Gerald, ia masih duduk termenung meratapi nasibnya. Apakah mimpi tadi pertanda bahwa istrinya akan benar-benar pergi?

"Arabella tolong jangan tinggalkan aku dan anak-anak." ucap Gerald dengan lirih.

Sedangkan di tempat lain, Arabella tengah menatap lelaki yang tersenyum padanya. Dengan tangan dan kaki terikat membuat Arabella tidak bisa memukulnya. Mulutnya juga ditutup oleh kain yang membuat Arabella juga tidak bisa memakinya.

"Jika saja tadi kau mau bercinta denganku maka kepalamu tidak akan diperban seperti itu sayang." ucap lelaki itu.

Arabella memberontak membuat lelaki itu tertawa. Ia mendekati Arabella dan sembari berbisik.

"Keluarkan tenagamu untuk melarikan diri. Karena aku jamin kau akan selamanya disini bersamaku." bisik lelaki itu membuat Arabella memandangnya benci.

Sungguh, Arabella tidak menyangka lelaki ini menjadi gila. Perasaan yang mengatas namakan cinta berubah menjadi obsesi semata. Tidak segan membuat hal buruk seperti penculikan ini.

"Kenapa kau memandangku benci? Harusnya kau memandangku penuh dengan cinta." ucap lelaki itu santai sembari duduk di sofa yang berada di depan Arabella.

Arabella memejamkan matanya, di dalam hati ia berdoa agar Gerald dapat membebaskannya dari lelaki gila didepannya ini.

"Gerald tolong aku.."

"Ķenapa kau menutup mata? Berdoa agar suami brengsek mu itu datang?" tanya lelaki itu dengan senyum mengejek.

Lelaki itu bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan menuju Arabella. Ia memajukan wajahnya tepat didepan wanita itu.

"Ingat Arabella. Jika aku tidak bisa memilikimu maka Gerald juga tidak bisa memilikimu. Aku adalah orang yang seharusnya menjadi suamimu bukan Gerald si brengsek itu."

●●●

4 Agustus 2020.

Mistake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang