O1. Adrenaline

2.5K 174 3
                                    

VOTE DAN SPAM KOMENTAR !

°°°

ALUNAN suara musik memekakkan telinga itu menyatu dalam sorak-sorai suara orang yang ada di dalam club. Lampu berwarna-warni bergerak berputar di atas kepala tampak menyilaukan mata, ditambah terdapat banyaknya orang berbeda kelamin yang tengah memadu kasih secara terang-terangan.

"kamu gak ikutan minum ?" vernon bertanya pada seorang gadis ber-eyeshadow warna biru di depan nya.

Tiga orang itu duduk berhadapan dengan meja kaca bulat kecil sebagai pemisah, di atas nya terdapat sepasang botol dan gelas berukuran mini yang sudah terisi akan sesuatu.

Sang gadis di sebelah kanan menggeleng "pusing, tapi aku juga lagi butuh hiburan " kata nya dengan memberi gerakan menopang dagu, menatap teman lelaki didepannya nya cemberut.

Vernon terkekeh dibuat nya, pemuda itu mencondongkan badannya ke depan sementara tangan nya sibuk menuangkan isi kaleng soda ke gelas kosong " hidup kamu itu perlu candaan, jangan terlalu fokus sama dunia kamu yang cuma ada dua hal 'tenang-damai' sekali kali kamu cobain rasanya hidup penuh rasa adrenaline " ujar pemuda tampan itu yang dibenarkan dalam hati oleh Whitney, vernon menyodorkan gelas yang berada di tangan nya ke arah gadis cantik itu.

Dari sudut pandang yang Vernon tau, whitney terlalu acuh dengan lingkungan sekitar, terlalu asik dalam dunia impian nya sendiri sehingga kurang menangkap apa yang terjadi di sekeliling.

"akhh, kenapa rasa sodanya tajam banget?" pekik Whitney seperti mengadu, ia menatap seorang gadis yang ada di samping nya dengan alis mengkerut.

Vernon mendelik "aneh kamu, tajam dari mananya coba?" herdik pemuda itu tak habis pikir, padahal soda tersebut adalah minuman yang sering gadis itu beli.

"kamu gak punya niatan buruk kan? Atau kamu udah masukin sesuatu di dalam sini?" tanya Breacy seraya menatap vernon dan Whitney bergantian dengan mata memicing tajam.

Teman pemuda nya tercengang, terlampau pusing dan bingung mau berkata apa dengan segala tuduhan yang dilayangkan temannya itu. "kalian sakit? Pulang aja deh sana" kata nya seperti mengusir. Padahal Whitney dan breacy tadi melihat saat ia membuka-menuang- dan memberikan minum kepada gadis bermata kucing, namun kenapa tiba-tiba menuduhnya macam macam?

"Bentar lagi" sahut kedua gadis itu menegak kembali minuman sodanya masing masing membuat vernon menggeleng miris seraya mengelus dada berusaha sabar.

Sementara itu whitney terdiam, tengah memikirkan perkataan vernon yang terngiang-ngiang di dalam pikirannya.

" vernon, mengenai perkataan mu tadi- apa yang harus aku lakukan ?"

Vernon menegakkan tubuhnya, ia merasa tertarik dengan pertanyaan yang di lontarkan gadis itu " menikmati hidup tanpa memikirkan larangan, mungkin?" sebenarnya cowok itu sedikit tak yakin dengan perkataan nya sendiri.

"seperti?"

"hm, butterfly effect?

Dugh!

Breacy melempar kaleng soda kosong tepat mengenai tubuh Vernon, gadis itu terlalu jengkel dengan perkataan yang di lontarkan oleh cowok tersebut. Seharusnya ia paham bahwa setiap usulan yang di berikan vernon seperti sebuah ajakan yang menuntun seseorang masuk ke dalam neraka.

"ashh, kamu ini apa-apaan sih? Sakit tau!"ujar pemuda itu sambil menatap breacy sinis.

Gadis yang ditatap memutar bola matanya " kamu yang apa-apaan! Kalau ngomong itu jangan sembarangan, jika mamanya whitney tau mungkin kamu akan dijadikan daging qu-

tunggu!, ney- daging yang pernah kamu ceritakan di negara mu itu apa?"

"daging qurban"

"nah iya, kamu mau dijadikan daging qurban oleh mama nya?"

Sontak Vernon menggeleng heboh "kamu ini berlebihan sekali, padahal niat ku baik lalu kenapa malah aku yang diperlukan seperti "

Whitney menatap Vernon yang tengah mengadukesakitan " butterfly effect - seperti menjadi gadis liar? Ngaco deh, aku gak mau" gadis itu menyender kan punggungnya di sofa, menatap Vernon dengan melipat kedua tangan di depan dada seraya merenggut.

"loh-loh? Aku gak menyuruh mu untuk menjadi liar"

"lalu apaa!? Kalian tau bagaimana mama ku, menjadi gadis pembangkang saja aku tak mampu, apalagi menjadi gadis liar" ujar Whitney, gadis itu menerawang ke atas membayangkan sosok mama nya yang luar biasa galak itu.

"kamu mengerti tidak sih apa butterfly effect?" tanya Vernon sedikit meninggikan nada bicaranya, Whitney menggeleng polos membuat vernon serta breacy menghela nafas kasar "maksud istilahnya itu 'hal kecil yang mampu membuat suatu hal yang besar' contohnya seperti perang dunia 2 "

"terus kamu mau apa? Melihat ku menjadi Hitler?"

Vernon mendelik sedangkan Breacy tertawa keras " tidak begitu juga, kamu hanya tinggal menjalani nya saja - sedikit berbeda dari yang biasa kamu lakukan, misalnya mengambil tindakan yang berujung kekacauan, hidup penuh rasa adrenalin itu menyenangkan" jelas Vernon membuat Breacy kembali tertawa terpingkal pingkal.

"jika tante mengetahui hal ini, mungkin nyawa mu tinggal di ujung tanduk ver" ucap gadis itu dengan nada menakut-nakuti.

"hey! Aku kan sedang melakukan peran sebagai seorang sahabat, aku ini tengah memberinya solusi "

Whitney meletakkan gelas nya dengan kasar, membuat kedua temannya terjungkal kaget. Dalam hati mereka tengah bertanya-tanya bagaimana bisa dulu kami mengajaknya berteman? Sungguh, kelakuan Whitney membuat mereka Frustasi sekaligus lelah.

"hm, sepertinya akan aku pertimbangan hal ini"

Sontak Breacy menoleh " apa? Apa yang kamu katakan?!, dengar- kamu tidak perlu mempertimbangkan perkataan tak masuk akal si pria berambut seperti jagung ini" kata gadis bule itu sedikit melirik kearah Vernon yang tengah menekuk mukanya " ini hidupmu, tidak perlu melakukan hal aneh untuk mengubah hal yang nanti akan kamu sesali, yang perlu kamu lakukan hanyalah menikmati keseharian mu saja"

Perkataan gadis itu membuat Whitney bimbang. Namun ia sudah terlalu lama terkurung dalam keseharian yang hanya ada 'tenang & damai' ia juga ingin mengikuti saran yang di berikan oleh Vernon. Ia ingin menanti hal yang berbeda, berdebar akibat ulah perbuatan nya sendiri, merasakan sensasi asing yang belum pernah ia coba, Whitney ingin merasakan semua hal asing itu.

"yaa-yaa,, kamu ada benarnya juga teman cantik ku~ tapi saran vernon terdengar menarik hehe" gadis itu tersenyum menatap kedua temannya bergantian, diam-diam Vernon meneguk ludah nya susah payah- masalah nya, sekarang ini ia juga tengah menjalani hidup penuh rasa adrenalin, dengan mencari gara gara melalui anak dari tante galak ini contohnya. Semoga besok pagi ia masih bisa melihat matahari.

" whatever, urusan apa yang akan kamu lakukan nanti aku tidak ingin ikut campur, kapok" balas breacy, gadis itu masih ingat dulu saat ia dan Vernon membawa Whitney diam-diam untuk menghadiri sebuah party yang berakhir dengan mereka menjadi bulan-bulanan tetangga. Mamanya Whitney tidak main-main menyuruh mereka mendatangi satu persatu perumahan elit sambil mengucapkan kata maaf pada sang pemilik rumah, mau ditaruh mana wajah paripurna mereka? Membayangkan nya saja tanpa sadar membuat Breacy bergidik.

 Mamanya Whitney tidak main-main menyuruh mereka mendatangi satu persatu perumahan elit sambil mengucapkan kata maaf pada sang pemilik rumah, mau ditaruh mana wajah paripurna mereka? Membayangkan nya saja tanpa sadar membuat Breacy bergidik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
VORTENE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang