VOTE DAN SPAM KOMENTAR
______
YEVA berdecak kagum melihat penampilan kedua temannya yang tampak sangat menawan malam ini. Dia memutari tubuh Whitney dan Hannie "buset, ini bukan Cinderella jadi-jadian kan?""sialan lo"
Whitney memejamkan mata berusaha menetralisir degup jantung nya yang menggila, dia amat sangat gugup sekarang. Hannie yang merasakan hal yang sama berusaha menenangkan Whitney dengan mengelus punggung gadis itu yang terbalut dress Hitam.
Temanya adalah hitam dan putih. Dan mereka bertiga kompak memakai dress berwarna Hitam.
"pengen makan sangking gugup nya" kata Whitney dengan merengek, Yeva menatap gadis itu aneh. Bukankah rata-rata orang yang sedang gugup memilih untuk menangis sebagai alasan. Seharusnya Yeva mengerti, temannya ini memang berbeda.
"lo benar-benar aneh, sumpah"
"diem deh, gue lagi gak mau ribut"
Hannie berjalan sedikit kearah meja panitia, dia terlihat berbicara cukup serius ke salah satu teman kenalan nya. Kemudian gadis itu berbalik sembari membawa sebuah paper bag berwarna ungu pastel
"Makan pudding dulu, makan beratnya nanti kalo udah selesai nyanyi- gue gak mau lo tiba-tiba berhenti Karna tenggorokan seret, belum siap nanggung malu juga" ucap Hannie membuat Whitney manyun, gadis itu bertingkah seolah tengah menghapus air matanya.
"Thanks, lo baik banget dan untungnya gak banyak bacot" diakhir gadis itu melirik sinis kearah Yeva yang tampak acuh.
"mending kita ke depan sekarang, ntar gak kebagian tempat duduk- pokoknya gue mau di depan!" seru Yeva dengan menggebu-gebu.
"iya, acaranya bentar lagi mau di mulai.." Whitney menatap keduanya yang berjalan mendahului, gadis itu menatap sekitar. Dari arah depan Arvin berjalan mendekat, pemuda itu terlihat tampan dengan pakaian formal nya.
"gak ke depan?"
Whitney mengangguk " mau nya, cuma lo tiba-tiba nyamperin"
"dih?"
Arvin menatap wajah Whitney, bersinar dan juga menawan. Dia tersenyum kecil "lo cantik" ucap pemuda itu membuat Whitney mengangguk sambil tersenyum " lo juga ganteng" hal itu mampu membuat ia tertegun, dia menggeleng berusaha menyingkirkan pikiran nya sendiri.
"lo beneran mau nyanyi?"
Perubahan wajah yang sangat kentara, Whitney menatap pemuda itu sinis "kenapa? Lo ragu sama suara gue? Tenang aja, gak bakal buat panggung nya roboh kok"
"bukan itu, masalahnya gue takut anak-anak pada bubar"
"anjing lo" umpat Whitney dengan wajah menahan kekesalan, dia memukul bahu pemuda itu dengan tenaga penuh sehingga dapat membuat erangan keluar.
"e-eh? Sakit? Sumpah gue gak bermaksud, lo nya sih ngeselin?!" Panik Whitney, gadis itu mendekat untuk mengusap-usap bahu Arvin. Pemuda itu sedikit mengintip, biarkan Arvin merasakan hal aneh ini. Tidak tau kapan hal seperti ini akan terjadi kembali lagi, atau mungkin saja tidak akan ada kesempatan untuk nya merasakan kebahagiaan serta kenyamanan ini lagi.
"maaf ya, lemah banget sih lo"
"Kok malah ngata-ngatain? Niat minta maaf gak?" sewot Arvin membuat Whitney meringis sembari terkekeh
"iya-iya, gue minta maaf"
"ikhlas gak sih?"
"komen mulu lo, gue minta maaf yaa ketos Arvin terhormat"
KAMU SEDANG MEMBACA
VORTENE [✓]
Romance[COMPLETED] Actassi, mengikuti arti namanya segala hal tentang actassi bagai air laut yang selalu tak jauh dari pasang dan surut. Memiliki reputasi besar di sekolah, namun hal yang berkaitan dengannya begitu buruk untuk di dengar. Kemudian pembicara...