VOTE DAN SPAM KOMENTAR !°°°
WHITNEY berjalan gontai mencari keberadaan mobil sport nya, gadis itu seperti orang hilang yang tak tentu arah. Berbagai sumpah serapah keluar dari bibir pink yang sudah terlihat pucat, kepala gadis itu juga terus saja bergerak ke kanan dan ke kiri, mencoba menyamarkan rasa pusing yang malah makin terasa saja.
"Ass! Mobil nya gak ada di sini" pekik whitney dengan aksen yang terdengar kacau, gadis itu bagai orang yang habis patah hati dan berkoar-koar layaknya pasien rumah sakit jiwa.
Whitney sedikit berjalan ke arah tengah tengah parkiran, tangan nya sibuk merogoh tas kecil untuk mencari kunci mobil nya. Dengan gerakan pelan dan tidak terkesan buru buru, ia menekan remote kontrol mobil miliknya hingga suara yang ia nantikan menyahut ditambah lampu dari salah satu mobil yang terparkir itu berkedip-kedip.
Whitney mengumpat, kenapa dari tadi tidak terpikirkan oleh nya? Kenapa harus membuatnya kelelahan mengitari dan memeriksa satu persatu mobil yang berada di parkiran ini?
Helaan nafas lega terdengar saat sudah memasuki mobil " ya ampun vernon teman ku yang tampan, kenapa sedari dulu tak mengusulkan hal ini? Tidak tau kah dia aku merasa kosong??" gadis itu meracau bagai orang mabuk, namun alih-alih mabuk meneguk wine saja whitney tak berani. Itu semua dikarenakan larangan yang diterapkan oleh sang mama, sebagai warga negara Indonesia budaya barat tak boleh masuk-meresap-menggerogoti otak anak semata wayang nya! Begitulah prinsip yang sudah diterapkan oleh sang mama, jika melanggar mungkin gadis cantik itu tak akan bisa merasakan sunset di negara ini lagi.
Whitney menghidupkan mobil nya, lalu melaju dengan kecepatan sedang keluar dari area club. Mata kucing nya melirik kearah jam tangan nya, sudah jam 11 malam mungkin jika iya pulang lebih telat lagi, mama tercinta nya itu pasti akan mengomelinya.
Drtt Drtt...
Matanya melirik kearah Handphone nya yang bergetar, panggilan masuk dari breacy terlihat di layar benda pipih itu. Tangan nya mengambil dua pasang earphone, menyumpal kedua telinga nya dengan benda tersebut lalu setelah nya panggilan telepon di terima.
"halo?"
"halo ney, jaket kamu ketinggalan loh"
Whitney menepuk dahinya, memang saat itu dia memakai jaket sebagai penutup dress mini nya yang memang tanpa lengan.
Gadis itu menghela nafas, ia menatap langit malam yang tampak mendung dari dalam mobil,
" aku gak bisa balik deh cy, sebentar lagi bakal turun hujan mama pasti akan mengomeli ku jika pulang telat" katanya dengan penuh sesal.Breacy yang berada di sebrang sana menyahut "lalu, jaket mu? Bagaimana jika ku lelang?" gadis itu berbicara dengan nada serius, namun Whitney tau jika temannya itu tengah menggodanya
"uang nya jangan lupa untuk di bagi pada ku" balas nya mendapat gelak tawa dari Breacy.
Zrashh!
Hujan turun lumayan deras, gadis itu dengan pelan memutar stir kemudi mobilnya agar berbelok tepat di tikungan, "turun hujan?" Whitney melipat bibir nya saat mendengar pertanyaan dari Breacy, suara gadis itu sedikit tersamarkan dikarenakan suara musik.
"iyaa, lumayan deras"
Terdengar helaan nafas dari breacy, "kamu tidak ingin berhenti dulu? Bukannya saat masih bersama ku tadi, kamu bilang kepala mu sedikit pusing?" ah- ini juga alasannya untuk pulang, terlalu banyak meminum soda kepalanya sedikit pusing, terlebih lagi matanya yang berkunang-kunang saat menatap cahaya.
"aku gak papa.."
"jika sudah tidak kuat, jangan lupa untuk menepi.. sekarang juga aku bisa kok menyusul mu" Whitney terkekeh, matanya fokus ke arah depan. Gadis itu menggigit pipi bagian dalam nya saat merasa pusing menyerang. Sungguh, sekarang ia merasa vernon lah dalang dari rasa sakit kepalanya ini, namun
Grtt
Mengerutkan dahinya, Whitney sebisa mungkin fokus pada mobil yang di kendarai nya "cy -
CITTT!
BRAK!
DHUG!
Kepala Whitney terbentur stir mobil cukup kuat yang mana mengakibatkan dahi nya mengeluarkan darah, dengan mata kunang-kunang ia menatap ke depan sambil mengeluarkan rintihan dari bibir nya.
"h-halo ney! Halo! Hal-bip"
Gadis itu meneguk ludahnya susah payah, sungguh malang nasibnya- Whitney menabrak mobil mewah yang memiliki harga fantastis. Ia terkekeh sumbang sebelum kesadaran nya menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
VORTENE [✓]
Romance[COMPLETED] Actassi, mengikuti arti namanya segala hal tentang actassi bagai air laut yang selalu tak jauh dari pasang dan surut. Memiliki reputasi besar di sekolah, namun hal yang berkaitan dengannya begitu buruk untuk di dengar. Kemudian pembicara...