VOTE DAN SPAM KOMENTAR !°°°
TERHITUNG sudah dua minggu Whitney berada di Indonesia tentu sudah dapat membuat ia mengerti semua yang bersangkutan dengan keluarga dari mamanya itu. Walau sedikit tertekan whitney menjalankan keseharian nya bagai putri raja, ternyata sang kakek adalah sultan di kota Jakarta ini. Kalau sudah begini ia jadi tak ingin pulang ke New Zealand. Bahkan besar mansion Kakek dan kedua orang tuanya bisa di bandingkan, dan hal itu membuat senyum manis nya mengambang sepanjang hari.
Tinggal bersama kakek dan nenek tak membuat Whitney merasa kesepian, di mansion ini terisi orang orang yang berkepribadian hangat, ramah dan juga baik sehingga membuat suasana mansion menjadi lebih berwarna.
Sang kakek bernama Theo Grassjendra dan sang nenek bernama Anastasia Zannitya yang sudah berganti marga menjadi nyonya Grassjendra. Sebelum nya sang kakek memberitahu bahwa tiga hari ke depan ia akan mulai bersekolah, maka dari itu sebelum ia datang sebagai murid baru Whitney meminta pada kakeknya untuk mengizinkan ia melihat sekolah yang katanya terkenal itu.
Sedari tadi pak sumardi berceloteh panjang lebar, menerangkan setiap seluk beluk jalan yang nanti katanya akan sering ia lewati. Whitney mendengarkan dengan seksama sebagai bentuk menghargai saat melihat ke antusiasan pak sumardi.
Mobil berhenti di tengah jalan, didepan nya terdapat dua arah belokan. Gadis itu menatap pak sumardi bingung " kenapa pak? Mau mogok?"
"mobil mogok yaa langsung mati non, gak pake acara mesin hidup lagi" balas pria paruh baya itu seraya terkekeh, sementara whitney meringis.
"terus kenapa berhenti? entar di marahin lagi berhenti di tengah jalan"
" sore sore gini jalannya sepi non, pengendara pada milih lewat jalan besar yang tadi sempat kita lewati"
Whitney mengangguk sambil ber'oh' ria "jadi?"
"Saya ingin memberitahu, jika berangkat sekolah non whitney harus belok kiri sedang kan untuk pulang non harus belok kanan lawan arah, yang nanti akan tetap melewati jalan yang sama" jelas pak sumardi, tangan pria parih baya itu bergerak sesuai dengan kata prakata yang di keluarkan nya.
"loh emang yang kanan beda?"
Pak Sumardi menggeleng, membuat kerutan di dahi gadis cantik itu tercetak " tetap saling bertemuan, tapi dari yang saya dengar jika belok kanan itu sering terjadi aksi para preman preman yang mencegat anak sekolahan" jelas nya semakin membuat Whitney bingung " saya tidak ingin terjadi hal buruk pada non Whitney, sebelum terjadi lebih baik kita mencegah hal yang tak diinginkan itu" lanjut nya membuat wajah Whitney sumringah, ia terharu dengan perhatian yang pak sumardi berikan padanya.
Whitney jadi merindukan orang tua nya yang berada di New Zealand itu, merindukan masakan mama yang di buat penuh cinta serta kasih sayang yang papa nya berikan untuk nya. Sedari kecil Whitney sudah di beri makan dengan menggunakan sendok emas, menjalani keseharian tanpa merasakan apa namanya hidup susah yang mungkin sering terjadi pada orang-orang yang kurang mampu, tumbuh besar melalui hubungan pertemanan yang melihat dari status keluarga seringkali membuat gadis itu merasa muak, namun karena didikan sang mama yang berasal dari Indonesia membuat ia jauh dari yang namanya Keangkuhan, tidak membedakan status serta mengajarkan ia caranya berfikiran luas. Walaupun masih ada rasa sedikit angkuh, Whitney menjadikan itu sebagai alasan agar harga dirinya tak mudah di injak-injak.
KAMU SEDANG MEMBACA
VORTENE [✓]
Romance[COMPLETED] Actassi, mengikuti arti namanya segala hal tentang actassi bagai air laut yang selalu tak jauh dari pasang dan surut. Memiliki reputasi besar di sekolah, namun hal yang berkaitan dengannya begitu buruk untuk di dengar. Kemudian pembicara...