VOTE DAN SPAM KOMENTAR
______
Setiba di kediaman mansion, Whitney dikagetkan dengan kehadiran seseorang. Seharusnya cewek itu tak perlu terkejut untuk hal yang sudah dia pikirkan sebelumnya nya. Masih dengan senyum hangat, mama nya Whitney berdiri seraya merentangkan tangan menunggu sang anak menghampiri dan memberikan dia sebuah pelukan.
"tiba-tiba banget" celetuk Whitney usai pelukan keduanya terlepas.
"kamu gak perlu pura-pura sayang" balas Winter sambil mengelus-elus pucuk kepala gadis itu sayang.
Whitney terkekeh mendengar itu " aku baik-baik aja mom"
"berusaha keras untuk memanjangkan hidung mu, Whitney?" Cewek itu menatap mama nya sendu, sekeras apapun Whitney mengelak itu semua tidak akan ada artinya bagi wanita paruh baya itu. Winter datang kemari bukan tanpa alasan, dan Whitney mengerti akan hal ini.
Winter mengelus bahu sang anak, mencoba memberi kekuatan lewat sentuhan "gak papa, semuanya bakal baik baik aja, ada mommy sayang- kamu gak sendiri " ucap wanita itu membuat senyum tipis tercetak dibibir Whitney.
" Daddy?"
"disini sayang" sahut seseorang membuat Whitney menggerakkan kepalanya kesamping cepat. Lekas gadis itu berhamburan memeluk lelaki yang amat ia rindukan, Papanya - Theodore tersenyum sambil mencium pucuk kepala anak kesayangannya.
Whitney tersenyum, dia semakin menenggelamkan wajahnya di dada pria paruh baya itu. Setetes cairan jatuh membasahi pipinya "don't cry darl " Cewek itu menarik diri, Whitney membalikkan tubuhnya kebelakang. Menemukan pemuda tampan yang rupanya sangat mirip dengan Theodore- papanya.
" kakak.. "
"lihat, dia cepat sekali berpaling " celetuk Theodore sembari mengulas senyum hangat menatap sepasang remaja yang tengah berpelukan itu. Winter memukul lengan atas suaminya sambil memasang raut wajah tak bersahabat, lalu setelahnya mereka tertawa bersama.
" jelek sekali " ujar Theodorus, dia terkekeh melihat raut masam Whitney. Di acak nya Surai gadis itu hingga berantakan, gemas sekali rasanya.
" ini surprise ya? " tanya Whitney menatap mereka satu persatu, yang di tanya hanya menampilkan senyum penuh arti.
Gadis itu mendengus, dia menggenggam Jemari Theodorus lalu menariknya menuju lantai atas kamarnya " kakak kurus, udah makan?" tanya gadis itu sesekali menoleh kebelakang. Whitney amat senang melihat semua nya datang menghampiri dia, disambut dengan senyum penuh kasih sayang serta pelukan hangat yang selalu ia berikan nilai berharga.
Theodorus menggeleng " belum,- kamu tambah berisi semenjak di sini, bikin gemes" celetuk pemuda itu kembali memperhatikan tubuh adik nya yang sibuk menuntun ia.
"hum,? Perasaan kakak aja kali, porsi nasi aku tetap sama kok"
"oh ya? Berarti banyak dong?"
" nah, itu kamu tau "
Theodorus menyentil punggung tangan gadis itu, dia menyukai cara bicara gadis itu yang suka mengeluarkan berbagai ekspresi. Dia menatap adiknya lembut, Whitney terus saja mengoceh dan mempertanyakan ini dan itu kepadanya.
Sesampainya di depan pintu, Whitney menoleh kearahnya seraya memamerkan gummy smile yang membuat gadis itu tampak sangat menggemaskan. Ditariknya tangan sang kakak untuk masuk kedalam kamar nya " ada dua hal mengapa kalian semua menghampiri ku, jadi theo- cepat jelaskan alasannya itu " Theodorus mengatupkan bibirnya rapat-rapat, oke- sesi tanya jawab di mulai saat Whitney menutup pintu kamarnya dan berbalik menatap ia dengan melipat tangan di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
VORTENE [✓]
Romance[COMPLETED] Actassi, mengikuti arti namanya segala hal tentang actassi bagai air laut yang selalu tak jauh dari pasang dan surut. Memiliki reputasi besar di sekolah, namun hal yang berkaitan dengannya begitu buruk untuk di dengar. Kemudian pembicara...