19. Startin' to subside

791 124 11
                                    

VOTE DAN SPAM KOMENTAR

________

“ GUE penasaran deh, dua hari yang lalu lo kan gak masuk, kenapa? Kemarin mau gue tanya, cuma kelupaan”  Tanya Hannie usai menyelesaikan kunyahan snack nya. Mata gadis itu terfokus ke arah depan dimana anak-anak OSIS sibuk mengurus persiapan Hari jadi sekolah yang akan di adakan besok malam.

Whitney menyelipkan poninya yang sudah terlihat panjang ke telinga, gadis itu tengah memakan ice cream “ gak enak badan doang, tapi nyokap maksa buat istirahat dirumah” jawab nya membuat kedua gadis itu mengangguk.

Yeva sedikit menyerong “ gue kira karna kena mental disamperin sama kak akta” terang nya membuat gerakan memakan ice cream nya berhentu, kepala Whitney miring kearah Yeva.

“kok lo tau?”

Bola mata Yeva memutar “ tau lah gila! gak lama lo izin ke toilet, kak akta nyamperin terus nanya lo ke kita ” jawab gadis itu membuat Whitney terdiam. Berarti pemuda itu sudah mulai berani memperlihatkan diri nya ke luar sekolah, Whitney kembali memakan ice cream nya yang sempat tertunda.

“lo beneran pacaran ya sama kak akta?” Whitney mendengus, mengapa banyak yang mengira ia pacaran dengan Pemuda itu? Walaupun dulu ia pernah mengaku sebagai kekasih dari Actassi itu kan saat berhadapan dengan si nenek lampir! Tapi tergantung situasi juga sih, dan sekarang dia masih kesal.

“gue anggap diam lo sebagai jawaban,” ucap Yeva, dia menatap kearah depan dengan menerawang “ seharusnya lo bilang makasih, kalo bukan gue yang ngasi tau tentang kak akta ke lo mungkin aja kalian gak bakalan deket dan jadian kaya sekarang” lanjutnya dengan raut wajah songong membuat Whitney dongkol menatap dia.

Hannie menggeleng seolah tidak terima, “ lo tau Kak River? Ada nge-chat lo gak?” tanya gadis itu tiba-tiba membuat kerutan di dahi Whitney terlihat namun dia menggeleng “ kalo kak akta?” Jika yang itu Sudah jelas Whitney mengangguk.

Senyum kemenangan tercetak di wajah Hannie “ bukan ke yeva, tapi mestinya lo bilang makasih ke gue, kak River minta nomor lo ke gue, tapi sampe sekarang dia gak ada tanda-tanda buat nge-chat lo, malahan kak akta?— sip, dugaan gue bener” Whitney menatap kedua orang itu aneh, mengapa malah memperebutkan kata terimakasih padanya?

' setelah ini gue tenang tanpa mikirin soal Actassi' pikir Yeva dan Hannie bersamaan

“ bacot deh”

Yeva mendengus “ Yee, si anjing! ” gadis itu tiba-tiba mendekat sambil mengulas senyum yang sulit di jelaskan “ lo kan udah mouth to mouth sama kak akta— hehe gimana? Boleh lah berbagi pengalaman” Hannie tertawa kencang mendengarnya, berbeda dengan Whitney yang sudah memerah entah karena malu atau kesal.

“ Dih, sotoy lo! Udah deh bahas yang lain aja!” kesal Whitney membuat senyum jahil Yeva terlihat.

“oh, jadi yang kemarin lo bilang pernah cipokan sama kak akta cuma karangan?” Mereka berjalan beriringan di koridor sekolah yang terlihat sepi, semua murid menghabiskan waktu di kantin, ada juga beberapa yang berkumpul di lapangan karena penasaran bagaimana persiapan menyambut hari jadi sekolah.

“anjing hahaha”

Whitney mencabik bibir nya kesal, siapa yang tidak malu jika membicarakan hal seperti ini? Kalo Yeva sih tidak masalah, gadis itu kan memang sudah tidak memiliki urat malu. Melihat tawa Hannie entah mengapa jiwa ingin membunuhnya bangkit.

Ide jahil terpikirkan oleh Whitney “ akta itu sweet, tapi dangerous touch” ucap gadis itu dengan seringai. Yeva tersedak, mendengar perkataan Whitney barusan mampu membangkitkan pikiran liar nya.

VORTENE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang