VOTE DAN SPAM KOMENTAR !_____
YEVA sedari tadi bingung akan tingkah teman barunya, Whitney menjadi lebih banyak diam dan jika ada kesempatan gadis itu pasti akan melamun. Seumur hidup, baru kali ini Yeva melihat langsung seperti apa orang yang tidak memiliki gairah hidup, berkat Whitney gadis itu sekarang tahu.
" lo kenapa dah? Dari tadi bengong mulu " Hannie akhirnya bertanya, gadis itu tampak sibuk memakan nasi goreng yang sempat ia pesan tadi, kantin juga sangat ramai sehingha membuat perbincangan mereka menjadi tersamar kan.
Bukannya menjawab Whitney malah menghela nafas panjang, cewek itu menelungkup kan kepalanya di atas meja dengan tangan menjadi tumpuan. Hannie dan juga yeva saling menatap, lipatan di dahi makin terlihat jelas.
" mending cerita ke kita kalo lagi ada masalah " kata Yeva perhatian, gadis itu kembali menyeruput minuman nya " walaupun gue kurang normal, gue gak kaya roti bantal kok " lanjut nya.
Whitney mendongak, menatap kedua temannya dengan raut wajah seperti sehabis di dzolim-in
" semalem gue ketemu sama kak akta "Kedua temannya hanya menatap Gadis itu dengan tampang polos, seolah apa yang dikatakan Whitney hanyalah omong kosong.
Yeva terkekeh sinis " lo kira kak actassi sebaik apa? Selama sekolah di sini baru tiga kali gue ketemu dia" ujar gadis itu memberi tahu, sungguh Whitney tidak tertarik dengan urusan yang menyangkut most wanted namun setelah kejadian semalam, setiap pembahasan mengenai Actassi membuat ia di landa rasa penasaran " jangan sembarangan, berurusan sama kak actassi bukan hal yang bisa di jadikan candaan" lanjut Yeva dengan raut wajah serius.
Whitney mendelik, menatap yeva tak terima secara tidak langsung gadis itu mengatainya mengarang cerita " bukan itu aja, semalam juga kak akta nyium gue "
Hannie menggeleng miris "cuma karna taruhan itu lo sampe ngarang tentang kak akta? niat banget"
Whitney menggebrak meja seraya bangkit dari duduk, bukan hanya kedua temannya para murid yang sibuk dengan kegiatan masing-masing pun menatap ia terkejut. Seakan sadar, cewek itu menunduk mencoba mengatur ritme nafasnya yang membara. Kembali duduk, Ia menatap kearah yeva dan hannie bengis " kalo lo berdua gak percaya sama kemungkinan itu, kenapa malah minta gue buat cipokan sama dia? " ia bertanya perlahan-lahan, matanya menajam membuat kedua temannya meneguk seliva gugup.
" tentang kasus terakhir dia, itu yang buat kita gak percaya" jawab hannie membuat suasana yang tadinya mencekam menjadi lenggang, " Serra,! lo tau kenapa di lengannya ada luka bakar? Itu semua ulah kak akta "
Whitney terdiam memproses apa yang dikatakan oleh hannie. Gadis itu terlihat berfikir keras, namun lagi dan lagi apa yang bersangkutan dengan Actassi semuanya sulit di tebak dan di mengerti.
" Serra nekat ngikutin kak akta yang waktu itu pulang dari pintu belakang sekolah, bukannya dapat ucapan manis, serra malah di sosor pake patung rokok yang masi nyala.. makanya, kalo diperhatiin lengan tu cewe pasti luka "
Whitney menahan nafas saat matanya tak sengaja melihat seorang cowok tinggi ber-Hoodie hitam berjalan di belakang sana, orang-orang disekitar tampak tak menyadari. Whitney mengerang kesal, Actassi- dia menatap gadis itu dengan seringai geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
VORTENE [✓]
Romance[COMPLETED] Actassi, mengikuti arti namanya segala hal tentang actassi bagai air laut yang selalu tak jauh dari pasang dan surut. Memiliki reputasi besar di sekolah, namun hal yang berkaitan dengannya begitu buruk untuk di dengar. Kemudian pembicara...