14. The way that you

968 152 86
                                    

VOTE DAN SPAM KOMENTAR

______

WHITNEY menatap tak suka kearah Yeva yang seenaknya menjadi kan ia sebagai tumbal. Gadis itu mendorong-dorong punggung belakang nya agar segera masuk ke dalam ruang musik.

Anggota OSIS baru saja mengumumkan bahwa beberapa hari lagi akan ada Acara hari ulang tahun sekolah yang diadakan secara besar-besaran. suatu kebetulan kelas nya di pilih untuk memberikan sebuah pertunjukan, dan suatu kesialan ia menjadi perwakilan acara itu, sebenarnya bukan hanya dia- hannie juga dijadikan tumbal oleh yeva.

"anjir, kalo gitu mendingan lo aja yang tampil" celetuk Hannie pada yeva. Gadis yang menjadi objek kekesalan menaikkan bahunya acuh, benar-benar terlihat menjengkelkan.

"gue gak bisa main alat musik, up dah up" lanjut hannie sembari mengangkat tangan nya pertanda menyerah.

Yeva menggeleng tegas, tak menyetujui perkataan hennie " gak bisa! nama lo berdua udah di catet- jadi gak ada alasan kecuali lo koma" Whitney menghela nafas panjang, tau akan terjadi hal seperti ini mending dari awal ia tak menjadi teman yeva, sangat menguras emosi.

“lo— sialan berewngswek! ”  desis hannie seraya mengumpat geram.

Whitney memijit pelipisnya pusing, dia berjalan ke tengah-tengah ruangan untuk menatap alat musik dengan berkacak pinggang “ berisikkk!~ kalo Mau ribut keluar aja sana!” herdik gadis itu membuat kedua temannya yang sedang cek-cok terdiam.

Whitney mengambil salah satu alat musik yang menarik atensinya. Dia duduk sambil memangku gitar, wajah nya yang serius membuat Whitney berkali-kali tampak lebih cantik. Tangan nya dengan lihai memetik senar dengan pendek, mencoba terlebih dahulu.

“lo bisa main gitar ney?” yeva bertanya penasaran,berjalan cepat kemudian berjongkok di samping gadis itu di ikuti hannie

Whitney tak menjawab, dia masih sibuk memetik senarnya sehingga menciptakan suara yang terdengar tak asing “ gak nyangka, tampang-tampang kaya lo bisa main gitar” celetuk gadis itu lagi membuat Whitney memberhentikan petikan nya, dia menatap yeva dengan wajah nyolot.

“lebih kaget lagi kalo tampang pas-pasan kaya lo banyak omong, biasanya kan gak banyak tingkah karna sadar diri” balas Whitney tak kalah tajam membuat hannie terbahak seraya bertepuk tangan.

“sialan lo”

Whitney memindahkan gitar nya ke pangkuan Hannie, gadis itu bangkit membuat kedua temannya mendongak menatap ia bertanya. Whitney menepuk-nepuk rok belakang nya seakan takut kotor dikarenakan ia duduk di lantai, padahal lantai ruang musik bersih dan kinclong.

“ mau kemana?”Yeva dan Hannie bertanya secara bersamaan.

Gadis itu menatap keduanya bergantian “toilet”Jawab Whitney segera mengarahkan kakinya keluar dari ruangan meninggalkan kedua temannya yang terbengong melihat dia.

“ lo ngerasa ada yang aneh gak sih?” Yeva memulai pembicaraan dengan Hannie yang tampak serius dengan gitar, walaupun tidak paham gadis itu mencoba memetik gitar hingga menghasilkan suara yang tidak enak masuk ke telinga.

“lo kali yang aneh”

Yeva mencibir mendengarnya “ gue serius, gini yaa— lo ingat gak Whitney pernah bilang kalo dia udah cipokan sama kak Akta?” Hannie tampak mengingat-ingat setelah itu kepalanya menganguk.

“jangan-jangan si whitney udah di jampi-jampi sama anak buah kak Akta?— kalo bener lo yang tanggung jawab!"ujar hannie kelewat ngaco membuat yeva mengumpati gadis itu geram.

VORTENE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang