31. Who ?

810 103 6
                                    

VOTE DAN SPAM KOMENTAR

______

WHITNEY berjalan sempoyongan menuruni tangga. Walaupun sudah mencuci muka dan menggosok gigi rasa kantuknya belum hilang juga. Gadis itu menarik bangku meja makan, Theodorus yang sibuk mengoles selai ke roti melirik sekilas saat mendengar suara decitan nya.

Dia menggeleng miris melihat rambut sang adik yang seperti singa " Minimal sisiran Whitney " celetuk Pemuda itu membuat Whitney menatap nya sewot.

"kamu juga sering seperti ini tau! " Theodorus mengangkat bahunya acuh, tangannya kembali sibuk mengoleskan selai ke roti.

"Buatin punya ku juga dong~" pinta Whitney sembari bertopang dagu, dia berkedip-kedip menatap Sang kakak.

Theodorus mendelik, namun kemudian mengangguk kalem.

"kamu habis selesai mandi ya?" Whitney membuka percakapan dengan bertanya pada Theodorus. Pasalnya nya pemuda itu sudah tampak wangi dan segar, beda jika dibandingkan dengan dia.

"kamu kan punya mata"

Mendengar jawaban kelewat santai namun membuat ia sakit hati Whitney hanya bisa cemberut.

"sewot banget sih, aku kan cuma basa-basi" gerutunya sembari menggaruk-garuk rambut karena kesal.

"ah iya, yang lain kemana? Tidak sarapan?"

Theodorus menghela nafas lelah, pertanyaan Whitney benar-benar memancing kesabarannya. Jika terus-menerus seperti ini bisa-bisa rambutnya berubah menjadi putih sebelum masanya.

"sekarang sudah jam sepuluh, kamu melakukan apa sampai kesiangan seperti ini?" Whitney tertegun, membalikan tubuhnya kebelakang untuk melihat jam. Lalu tercengir saat sudah kembali berhadapan langsung dengan sang Kakak.

"aku menonton"

"Sampai larut!?"

Dia meringis "bahkan sampai pagi"

Whitney melirik takut-takut kearah Theodorus yang diam menatapnya lekat "begini, kamu kan tau jika sudah seru orang-orang akan lupa dengan waktu, nah-aku juga seperti itu"

"makan" gadis itu membuat kurva melengkung kebawah pada bibirnya.

"kakak marah?"

Theodorus menggeleng, "lalu kenapa bertingkah seperti sedang marah!??" pemuda itu terjengit kaget mendengar pekikan Whitney.

"Kamu berisik,"

"FINE! Aku diam!" seru Gadis itu penuh penekanan, seolah mengejek tidak- lebih tepatnya merajuk dengan sang kakak.

"FINE! Aku diam!" seru Gadis itu penuh penekanan, seolah mengejek tidak- lebih tepatnya merajuk dengan sang kakak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
VORTENE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang