39. Gus Mesum

4.6K 304 45
                                    

“Pak Lek Liam cariin kamu,” jawabnya singkat.

Tubuh Assyifa menegang. Seketika pandangannya kosong. Jantungnya berdegup sangat kencang. Jujur saja, dia masih sangat takut dengan lelaki itu.

Raffa yang melihatnya pun merasa perihatin. Dia akhirnya mendatangi sisi ranjang. Dia menatap ke arah Alif juga Aini untuk minggir dan memberinya tempat duduk. Setelahnya dia duduk. Dia membawa Assyifa ke dalam pelukannya.

“Gus, saya takut,” cicit gadis itu. Gadis itu memeluk erat suaminya.

“Ssstt,” desis Raffa mencoba menenangkan istrinya, “Kenapa takut?” tanyanya lirih.

“Pak Lek--”

“Kamu nggak sendiri, Syif, kamu punya keluarga besar di sini. Jangan takut,” pinta Raffa.

Semua orang memandang melongo ke arah pasutri yang tengah berpelukan itu. Cukup merasa takjub saat mereka bisa melihat adegan ini. Apalagi pelakonnya adalah Raffa dan Assyifa. Tom and Jerry di pondok pesantren.

“Pak Lek Liam bukan orang yang bisa diremehkan, Gus,” ucap Assyifa serius.

Raffa terdiam. Istrinya itu benar, Liam bukan orang yang bisa diremehkan. Tiba-tiba dia sendiri merasa khawatir. Dia bisa membunuh dua orang sekaligus dalam kecelakaan mobil yang telah di sabotase. Mungkin saja, Assyifa menjadi target berikutnya.

🍁🍁🍁🍁🍁

Ruangan yang diisi oleh ke empat orang itu terasa begitu mencekam. Terutama sang tamu yang melayangkan tatapan permusuhan.

“Kembalikan Assyifa! Dia berencana untuk meninggalkan pondok bulan ini,” ucap Liam begitu tajam.

Alexandra menautkan kedua alisnya bingung. Assyifa tidak mungkin melakukan demikian. Entahlah, namun, hatinya mengatakan demikian.

“Assyifa tidak mungkin melakukan hal itu, dia adalah orang yang sangat mencintai pondoknya,” bantah Azriel.

Liam terkekeh sinis. “Tahu apa anda?! Dia anak saya, saya yang paling mengenalnya. Dia sudah memutuskan, biarkan dia pergi, tidak perlu kalian cegah!” perintahnya sarkas.

“Aku nggak pernah minta buat keluar dari pondok, Pak Lek!” sela Assyifa yang usai menuruni anakan tangga.

Yeah, dia tahu, memotong pembicaraan itu kurang sopan. Namun, emosinya tidak bisa ia tahan saat pamannya mengatakan hal demikian.

Liam emosi saat mendengar Assyifa memanggilnya dengan sebutan 'pak lek'. Orang-orang tidak boleh tahu bahwa dirinya hanya seorang paman. “Apa-apaan kamu?! Seenaknya manggil saya pak lek, emang saya pak lek kamu?!”

Assyifa tersenyum sinis. “Iya. Benar, ’kan, Bulek Hasna?” tanyanya pada Hasna.

Hasna kikuk tak bisa menjawab. Jika dia menjawab tidak, itu berati dia berbohong. Jika dia menjawab iya, itu berati Liam akan mengamuk.

Dada Liam bergerak naik turun. “Pulang! Apa kamu sudah lupa? Kamu sudah Papa jodohkan dengan pria yang sangat kaya raya. Apa kamu lupa, hah?!”

Assyifa tersenyum sinis. “Aku udah nikah, Pak Lek ... aku nggak bisa nikah lagi. Apalagi sama Rosyid!”

Emosi Liam kian memuncak. “Nikah sama siapa kamu?!” sentaknya.

Assyifa tersenyum manis. Bukan, itu seperti senyum mencemooh. Lengannya dia lingkarkan di lengan Raffa dan kepalanya yang dia sandarkan di pundak lelaki itu. “Ini, Pak Lek ... ganteng, ‘kan, suami aku?” pujinya.

Raffa yang mendengarnya jelas merasa tersanjung. Namun, ini bukan waktunya untuk tersenyum.

Mata Liam menajam. “Bagaimana kamu bisa nikah tanpa persetujuan dari Papa, Assyifa? Anak disekolahin kalo otak nggak dipake nggak usah sekolah! Jadi babu aja sana!” hardiknya kesal.

Rafassya & Assyifa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang