26. Perjodohan

2.6K 231 43
                                    

Assyifa melamun sembari menatap ke arah pintu villa yang sengaja di buka lebar. Yang dengan sengaja membuat udara-udara dingin masuk dengan mudahnya. Tubuhnya hanya terbalut kaos dengan sarung juga kerudung yang hanya dia selampirkan. Namun, sekalipun tak membuatnya kedingan sama sekali.

“Syif,” panggil seseorang di sampingnya. Seseorang yang dia yakini bernama Fitri.

“Hmm,” gumamnya menyahuti panggilan Fitri. Gumaman yang sangat terdengar lesu.

“Lo beneran mau ikut mereka? Nggak sama kita aja?” tanya Fitri memberikan pilihan.

“Iya, belom telat, kalo lo mau, kita bisa langsung minggat dari sini. Mumpung anak buah bokap lo belom nyampek,” usul Aini menimpali.

Assyifa terkekeh. “Yakin bisa lolos?”

“Kita coba aja dulu,” ucap Alif yang terdengar ragu.

“Tapi, kalo sampek kita gagal bawa Assyifa kabur, dan malah Assyifa ketangkep, dia bakal dapet hukuman yang lebih berat dari biasanya,” ucap Fitri menerawang jauh.

“Dan bisa aja itu berdampak pada keluarga gue,” ucap Aini.

“Bener juga, bisa-bisa bokap lo ngamuk di rumahnya Aini,” ucap Farida.

“Gue nggak bisa ngomong apa-apa, sih, Syif ... tapi, harapan gue, semoga lo aman-aman aja sama bokap,” ucap Azizah memberi senyum supportnya.

Assyifa ikut tersenyum. “Azizah bener, gue cuman butuh doa sama support kalian.”

Semuanya tanpa terkecuali menghela napas lelah. “Soal itu, teteplah, Syif,” ucap Farida.

Hingga kesemua pandangan mereka beralih ke arah pada mobil Pajero sport yang telah berhenti tepat di depan pintu utama villa. Assyifa tersenyum. “Gue udah dijemput, gue pamit, ya?” ucapnya sembari bangun. Dia merentangkan tangannya meminta peluk pada mereka.

Berpelukan seperti Teletubbies seolah tidak pernah membuat mereka bosan sekalipun. “Hati-hati lo,” ucap Fitri.

Assyifa tersenyum. “Siap, Bunda ...!” ucapnya dengan memberikan hormat kepada Fitri.

“Idih, alay!” ucap Alif memandang sengit pada dua orang alay itu.

“Sewot! Si Fitrinya aja selo kok, lo malah--” ucap Assyifa terpotong.

“Iye iye,” potong Alif yang malas berdebat. Suasana hatinya sedang kacau saat ini. Dia sedang malas berdebat. Apalagi dengan satu alien itu.

Assyifa tersenyum menanggapi. Dia berbalik badan dan bergegas menuju pintu keluar.

“Syif!” panggil Farida.

Langkahnya seketika berhenti dan tubuhnya kembali berputar mengahadap ke belakang ke arah sahabat-sahabatnya.

“Gue yakin lo bisa! Tetep semangat!” ucap Farida.

“Jaga kesehatan, nggak boleh nyerah pokoknya,” ucap Azizah menimpali.

“Gue tunggu pertemuan kita yang selanjutnya,” ucap Aini.

Assyifa lagi-lagi terenyuh. Dia tersenyum lebar. “Bakal gue usahain, moga-moga direstuin,” ucapnya sendu.

Assyifa kembali mengambil langkah lebar menuju mobil yang di kendarai anak buah ayahnya. Dia tarik napas panjang kemudian membuangnya. Jalan hidupnya masih panjang, dia tidak boleh berhenti saat dia sudah mencapai titik sejauh ini. Semangat Assyifa!

🍁🍁🍁🍁🍁

Enam jam perjalanan berhasil dia tempuh dan mencapai tujuan dengan selamat. Mobilnya kini sudah memasuki pekarangan luas milik orangtuanya. Suhu tubuhnya turun dalam sesaat. Tangannya gemetaran. Pandangannya menyorotkan ketakutan yang begitu mendalam. Hingga mobil benar-benar berhenti di depan rumah mewah nan megah. Pintu mobilnya dibuka oleh seorang supir yang menjemputnya tadi.

Rafassya & Assyifa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang