Bekal

516 16 0
                                        

"Hai Ayaz!"

Zara mendudukkan dirinya di samping bangku kosong Ayaz, kedua sudut bibirnya membentuk lekungan indah menghiasi wajah manis-nya. Tangannya menyerahkan kotak berwarna biru, yang berisikan roti panggang yang dibawanya dari rumah kepada Ayaz.

"Dimakan ya, Yaz. Pokoknya nanti pulang sekolah, gue ambil kotak bekelnya harus udah habis ya."

Zara bangkit dari duduknya saat melihat mata Ayaz yang menampilkan tatapan tajam kepadanya. Zara tau kalau Ayaz tidak menyukai keberadaannya berlama-lama bersama Ayaz.

"Hehehe. Iya Yaz. Nih gue bangun ni, tau kok, Lo gak mau makan kalo gue liatin."

Badan Zara baru berbalik berlawanan arah dengan Ayaz, Zara kembali menghadap Ayaz lagi. Ia kembali memberikan rsenyum manis kepada Ayaz.

"Eh iya, lupa. Nih tadi gue beliin permen karet. Katanya kalo belajar sambil ngunyah permen karet, bakalan cepet inget lho, Yaz."

Zara meletakan 1 biji permen karet di atas buku yang sedang Ayaz pelajari, membuat sang empu yang sedang mempelajari bukunya mendengus kesal.

"Sengaja Yaz. Gue kasihnya cuman 1 biji. Biar si Ucup kagak minta, nanti ujung-ujungnya Lo kasih semuanya ke Ucup lagi. Mending 1 biji tapi langsung dimakan ya, Yaz."

Yang sedari tadi diajaknya bicara tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Ayaz tetap dalam posisinya, membaca buku sambil mendengarkan musik dari headset kabelnya.

Zara melirik-lirik ke kolong meja Ayaz, melihat apakah Ayaz benar-benar mendengarkan musik dari headset nya atau hanya pajangan semata, sengaja agar Ayaz menghindari dan tidak merespon Zara.

"Yaz. Kalo diajak orang ngomong tuh, dijawab. Barangkali interaksi kaya gini nantinya bakalan bikin Lo kangen sama masa-masa ini. Lo bisa, gak jawab seluruh ucapan gue kaya tadi. Tapi gua rasa, Lo bisa bisa menghargai orang lain yang ngajak Lo ngobrol."

Ayaz sempat menghentikan bacaannya tanpa melirik sedikit pun ke arah Zara, saata mendengar ucapan Zara tadi yang ditujukan kepadanya. Buat apa dirinya membuang-buang waktu untuk memberikan respon balik kepada orang yang mengajaknya bicara kalau yang dibicarakan itu sama sekali tidak penting.

Sebelum keluar dari kelas Ayaz, Zara membalikkan badannya lagi dan berteriak, "AYAZ!!! KALO DENGERIN MUSIK DARI HEADSET KABEL, PASTIIN DULU KABELNYA UDAH KE COLOK APA BELOM!!! KAN KASIAN MUSIK UDAH KEPUTER KENCENG-KENCENG,MALAH DIDENGER SAMA SATU KELAS!!!"

Zara langsung berlari keluar kelas, meninggalkan Ayaz yang mukanya memerah menahan malu karena kecerobohannya sendiri juga peringatan dari Zara yang sangat tidak sopan.

"HA HA HA. Makanya Yaz, kalo mau ngehindarin Zara itu pikirin cara yang udah mateng. Lo kaya gak tau dia aja sih, gampang nyari 1 kesalahan daripada beribu-ribu kebenaran dari diri lo sendiri."

Ucup datang dan langsung mengambil kotak bekal yang diberikan Zara tadi kepada Ayaz. Memang sudah biasa Ucup memakan seluruh isi yang ada didalam kotak bekal Zara, daripada Ayaz membuangnya ke tempat sampah depan kelas, mending dirinya saja yang makan.

"Yaz, Yaz udah bagus di datengin cewek modelan kaya Zara. Malah di anggurin aja. Coba kalo Zara demennya sama gue, udah gue kekepin terus dah."

Ayaz melihat Ucup yang sangat lahap memakan bekal pemberian dari Zara, ia acuh. Tanpa mengeluarkan suaranya lagi, Ayaz kembali membaca bukunya hingga masuk jam pelajaran berikutnya.

"Assalamualaikum, anak-anak."

"Waalaikumsalam Bu."

"Untuk pembelajaran ibu, ibu ingin seluruh isi kelas kalian masing-masing memilih satu anak murid dari kelas sebelah untuk mengajari mereka, mengenai materi ibu selama 1 semester."

"Hah! Ngajarin?! Kelas sebelah?! 1 semester?! Ngapain Bu. Males banget!"

Terdengar seluruh murid yang ada di kelas 12 IPA 1 itu, tidak setuju dengan pernyataan guru yang sedang mengajar mereka. Semua komplen, bantahan dan aduan terdengar jelas. Ayaz juga sebenarnya tidak setuju oleh perintah yang diberikan guru IPA tersebut.

"Gak ada komplen. Ibu udah capek ngulang-ngulang materi di kelas sebelah, semuanya gak ada yang inget dan paham sama materi yang ibu jelasin. Kalo kalian bisa bikin murid kelas sebelah paham sama seluruh materi ibu, ibu bakalan nambahin nilai ulangan kalian."

"Yah ibu.... Masa mainin nilai ulangan sih. Gak asik lah."

"Eh gak papa Bu, saya ikhlas kok kalo disuruh ngajarin salah satu murid sebelah."

Ucup dengan tampang sok-nya, ia bersedia oleh perintah Bu Tyas-guru IPA lantai 2. Seluruh penghuni kelas langsung menyoraki Ucup, mereka tau keuntungan yang didapatkan Ucu jika berpasangan dengan salah satu murid sebelah.

Sedangkan Ayaz sendiri ingin mengeluarkan suara komplennya kepada Bu Tyas, namun ia urungkan karena sudah mendengar pertanyaan kembali yang diberikan gurunya.

"Nanti ibu pilihin pasangan kalian masing-masing dari yang level rendah sampe level tinggi yang susah banget ibu ajarin mereka."

"Loh enakan milih sendiri Bu."

"Maunya kamu, itumah. Nanti kalo milih sendiri ibu makin gak percaya sama kalian. Pokoknya ibu yang pilihin."

"Yah..... Ibu." Semua mendengus kesal, begitu juga dengan Ayaz.

"Sudah, sekarang buka paket halaman 201. Kita lanjut KBM."

Seluruh murid yang ada di kelas 12 IPA 1 pasrah, banyak dari mereka sebenarnya yang tidak menyetujui perintah Bu Tyas, karena pasti sangat sulit untuk mengajari kelas 12 IPA 3 yang notabenenya sering di cap dengan sebutan 'kelas paling sulit diajari'.

Namun banyak juga sebagian dari mereka yang senang, karena bisa modus sedikit-dikit dengan kelas sebelah.

Saat kini Ayaz ikut bersama dengan opsi 1, ia tidak menyetujui perintah gurunya yang menyuruh untuk mengajari murid kelas sebelah, apalagi selama 1 semester. Dimana setelah itu dirinya akan sangat sibuk dihadapkan dengan Ujian Sekolah.

Ayaz berharap agar tidak di pasangkan dengan Zara, kalau benar-benar terjadi dirinya sudah dipastikan akan berbicara langsung kepada Bu Tyas untuk merubah pasangannya.










Hallo lagii

Kalian bingung gak sama  sama gurunya?

Guru yang ngajarnya juga produktif sama semua setiap lantai, khusus untuk kelas 12 ini karena akan sering mengadakan uji coba ujian.

Btw kalian pernah gak, disuruh buat ngajarin kelas lain?

Padahal seru lho ngajarin orang lain.

Happy Reading all...

Physical Touch [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang