Kedekatan

346 12 0
                                        

Hari Minggu ini, merupakan satu hari yang sangat dinanti-natikan oleh seorang Azzura Zara Zidny.

Zara menatap kembali pantulan dirinya dari cermin. Dengan mengenakan kaus putih lengan pendek yang dibalut kardigan biru, disandingkan juga dengan celana Haig Waist putih tulang dengan aksen bunga Daisy ini menjadikan seorang Zara yang lumayan feminim.

Zara duduk di meja riasnya untuk menata rambut nya. Kali ini Zara memilih gaya dengan mengepang kedua sisi rambutnya dan menyisakan rambut bagian bawahnya. Setelah kedua sisi terkepang, Zara mengendurkan sedikit agar tidak terlalu kencang dan membuat kepalanya pusing. Setelah itu Zara mengikat rambutnya menjadi satu, menyisakan banyak anak rambut yang pendek tidak ikut terikat.

Setelah merasa siap dengan penampilan nya, Zara mengambil tote bag miliknya yang sudah diisi dengan beberapa buku dan memakai sneaker Converse miliknya.

"Om, Bibi. Zara izin keluar sebentar ya, mau belajar bareng buat Ujian Nasional nanti."

Zara mencium tangan Om dan Bibinya yang selama ini sudah mengurus dirinya semenjak orang tuanya meninggal dunia.

"Iya, Zar. Hati-hati di jalan. Pulangnya jangan kemaleman ya."

Zara tersenyum dan mengangguk, ia kemudian segera menaiki ojek online yang sudah dipesannya tadi.

Jarum jam sudah menunjukkan angka 11, keadaan jalan kota Jakarta sangat panas dan padat hari ini.

Zara sampai di sebuah perpustakaan terbesar yang ada di kota Jakarta, ia langsung masuk setelah menunjukkan kartu membernya. Mencari keberadaan Ayaz tidaklah mudah dikarenakan cowok itu sangat suka sekali mencari tempat yang sulit di jangkau oleh pandangan mata.

"Yaz, maaf ya gue ngaret dikit hehehe. Maklum jalanan Jakarta kalo jam segini pasti macet."

Ayaz yang sedari tadi fokus membaca, mendongak, melihat Zara yang ada didepannya.

Kedua mata Ayaz memandang Zara lama-lama. Menurutnya, Zara merupakan salah satu cewek yang sangat suka dengan berbagi model gaya rambutnya, beda dengan cewek yang ada di kelasnya yang sangat menyukai berbagai gaya fashion dan make-up.

Ayaz menyadari itu, karena dirinya dan Zara yang lebih sering bertemu beberapa minggu ini. Ia bahkan tahu berbagai nama, gaya rambut yang dipakai Zara. Aroma rambut Zara juga kali ini lebih tercium segar.

Dapat Ayaz ketahui kalau ini merupakan aroma melon segar yang sangat manis. Ayaz akui kalau dirinya sangat menyukai aroma rambut Zara yang tidak pernah membosankan.

"Yaz, jangan marahin gue lah. Gue takut kalo Lo marah."

Ayaz tersadarkan oleh tangan Zara yang melambai-lambai di depan wajahnya. Ia membenarkan posisi duduknya dan kembali memberikan buku kepada Zara.

Zara tak menggubris, ia malah bertanya." Yaz model rambut gue hari ini kepangan. Susah tau ngepangnya, gimana menurut lo?"

Mata Ayaz kembali melihat ke rambut Zara yang tertata rapih walaupun banyak anak rambut kecil yang tidak ikut terikat.

Ayaz mengangguk, Zara bingung. Apakah gaya rambutnya kali ini nampak jelek atau bagus. "Kok cuman ngangguk doang. Cantik apa jelek?"

"Bagus."

"Lho, kan gua nanyanya cantik atau jelek, bagus darimana nya coba."

"Udah buruan baca. Gue kasih waktu 15 menit baca dan 25 menit buat ngerjain soal."

"Sebentar banget waktunya. Dapet apa gue baca cuman 15 menit doang."

Zara berpindah posisi jadi duduk disamping Ayaz, ia ingin mendempetkan dirinya kepada Ayaz sebelum suara Ayaz mengintruksi.

"Jaga jarak, Lo dari gue."

"Ih nanti kalo gue mau nanya gimana? Jarak Lo sama gue kejauhan, mending jaya gini."

"Kebanyakan alesan. Buruan kerjain."

"Iya, iya."

Zara sibuk membaca dan mengerjakan tugas yang diberikan Ayaz, sedangkan Ayaz sibuk membaca bukunya. Tanpa sadar Ayaz memandang Zara lekat-lekat secara dekat tanpa diketahui orangnya.

Ayaz tersenyum tipis saat melihat raut wajah Zara yang berubah-ubah setiap membaca soal dan menuliskan jawabannya. Dari dekat Ayaz dapat melihat ada sebuah tahi lalat yang tidak hidup di salah satu sudut bibir bawah Zara.

Pantesan manis.

"Mana yang gak paham. Tanya ke gue."

"Hah, oh. Ini kayaknya Lo salah nulis soal dah. Enzim yang strukturnya sempurna dan aktif bersama-sama dengan koenzim atau gugus logamnya kan seharusnya Holoenzim yang merupakan gabungan Apoenzim ( protein mutlak) dan koenzim ( senyawa organik diluar protein)."

Ayaz menggeser kertas soal, yang diberikannya tadi kepada Zara agar mendekat kepadanya untuk ia periksa.

"Oh, iya gue salah nulis. Maklum lah, gue bikin soalnya tadi malem."

Ayaz kembali menggeser letak kertas soal ke tempat semula, kepalanya menengok kepada Zara yang menatapnya sedari tadi. Bola mata hitam pekat milik Ayaz beradu dengan bola mata coklat terang milik Zara, keduanya saling menatap tanpa bergeming selama 10 detik.

Saling mengagumi keindahan wajah masing-masing yang terstruktur dengan seimbang dan menghasilkan suatu wajah yang sangat enak dipandang.

Ayaz memutus pandangan matanya duluan, ia menggesernya duduknya ke sebelah kanan sedikit jauh dari Zara.

Sedangkan Zara, dirinya salah tingkah. Pipinya memanas, ujung hidungnya memerah dan semburat pink samar  muncul di kedua telinga Zara.









Hayooo, Ayaz diem-diem kagum juga kan sama Zara.

Baru juga muka yang dikagumi, masih banyak sifat dan sikap Zara yang patut untuk dikagumi dan membuat Ayaz jadi menyukai Zara.

Btw mulai dari part sebelumnya, Ayaz itu udah mulai kagum sama Zara yang gak neko-neko.

Cuman Ayaz mungkin belom tau aja.

Pengen tau lebih kann kelanjutan kisah mereka.

Ayo pencet vote dan coment ya...

Happy Reading all...

Physical Touch [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang