Ayaz Marah

319 9 0
                                    

Hari Rabu, masuk kedalam daftar black list milik Zara yang patut dihilangkan. Karena apa?

Karen pada hari ini, seragam yang dikenakan benar-benar sangat tebal ditambah juga dengan cuaca panas mentereng yang membuat seluruh tubuh Zara gerah.

Ditambah dengan meta pelajaran, dimana fisika, kimia, biologi dan matematika wajib disatu padukan dalam satu hari ini.

"Wa, ajarin gue rumus tan sih, Wa."

"Gue aja lupa Zar. Padahal ini soal kelas 10. Kok bisa-bisanya gue kaga inget sama sekali ya Zar."

Wawa menggaruk pucuk kepalanya, jari lentiknya kemudian ia gunakan untuk menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga.

"Ck gimana dong deadline-nya besok siang lagi, Wa."

"Gue mau minta ajarin Ucup aja lah. Tau gak Zar? Pas hari Jumat gue belajar bareng Ucup, adem..... Banget sumpah Zar."

"Belajar dimana Lo, dibawah pohon kelapa?"

"Ck. Bukan. Pas hari Jumat kan gue belajar nya habis si Ucup Jumat'an. Tau gak Lo, dia abis balik Jumat'an rambutnya basah, mukanya masih kelihatan bekas air wudhu, minyak wanginya beuh bukan kaleng-kaleng Zar."

"Baru juga kaya gitu. Gue dong pas hari Minggu belajar bareng Ayaz, dia salting ngeliat muka ayu nan rupawan gue."

"Eh iya, gue minta ajarin Ayaz ajalah. Lumayan modus sedikit-dikit bakalan jadi bukit. Hihihi."

"Hari Minggu itu weekend tapi kalo hari-hari bersamanya itu Will never end. Aaanjir bisa-bisanya gue kayak gini Zar."

"Hahaha lanjutin Wa, lanjutin aja gak papa."

Zara dan Wawa merek berdua kembali tertawa, kelakuan keduanya kini semakin menjadi. Menjadi murid kelas 12 tidak membuat Zara dan Wawa merubah sifatnya.

Malahan keduanya semakin gencar untuk mendekati cowoknya masing-masing setelah memendam rasa selama hampir 3 tahun.

Pulang sekolah Zara sudah mantab betul untuk menemui Ayaz dan ia akan minta diajarin beberapa rumus matematika yang belum dipahaminya.

Sebenarnya Zara merasa tidak enak karena terus-terusan merepotkan Ayaz untuk mengulas balik materi kelas 10.

"Yaz, Lo sibuk gak hari ini?"

Ayaz yang berasa terpanggil menengok, melihat ada Zara di kelasnya.

"Sibuk."

"Ajarin gue sebentar Yaz. Cup minggir Lo, dicariin Wawa juga Lo. Sono pergi samperin Wawa."

"Dih, kok nge-gas ke gue. Tanpa disuruh pergi juga, gue udah mau balik." Ucup pergi, meninggalkan Zara dan Ayaz dikelas.

"Apaan lagi."

"Ini nih, gue lupa sama rumusnya."

Zara menunjuk salah satu soal yang tak ia pahami, dan Ayaz menjelaskan menggunakan metode yang ia buat sendiri langsung kepada Zara.

Tak sampai situ, Zara modus mode on. Ia bergeser jadi lebih mendekat ke arah Ayaz, mendengar kan secara rinci apa bagaimana caranya menyelesaikan soal-soal yang menurutnya sulit tadi.

"Coba Lo kerjain lagi, nanti gue periksa."

Zara menurut, ia mengerjakan soal dengan rumus yang Ayaz jelaskan tadi. Tidak sulit dan cukup mudah, hanya saja tata letak angkanya dibalik-balik. Zara selesai mengerjakan soalnya, ia memberikan bukunya untuk diperiksa Ayaz.

"Tuh udah paham. Yaudah kerjain lagi, gue juga mau ngerjain tugas gue sendiri."

Bukannya mengerjakan tugasnya kembali, Zara justru sibuk memperhatikan Ayaz yang tengah sibuk mengerjakan sesuatu di laptop. Zara menopangkan dagunya di tangan yang sudah ia tekuk. Sebuah ide muncul di kepala Zara secara mendadak.

"Yaz, Lo lagi kerjain apa?"

"Proposal."

"Yaz, Lo tau Alcyoneus?"

Ayaz menengok kepada Zara, "Nama galaksi?" Zara mengangguk.

"Lo tau gak seberapa besar Galaksi Alcyoneus?"

Ayaz mengedipkan bahunya, matanya masih menatap ke layar laptop dan jemarinya juga masih menari di atas keyboard.

"Galaksi Alcyoneus memiliki ukuran sekitar 153 kali dari galaksi kita, dan galaksi Alcyoneus termasuk ke dalam daftar galaksi terbesar yang ada di alam semesta."

"Selain itu, Lo tau gak ada lagi hal yang paling besar di alam semesta?"

"Yaitu Cintaku Padamu." Zara menundukkan kepalanya ke meja, salah satu tangannya menepuk gemas meja yang ditempatinya menimbulkan suara bising.

"Oh iya. Menurut sepengetahuan, otot polos bekerja secara tidak sadar, sedangkan otot hatiku bekerja dengan sadar mencintaimu."

"Ahaaanjir"

Zara tertawa renyah, tangannya bebas menepuk-nepuk pelan lengan Ayaz yang ada disampingnya. Membuat Ayaz sedikit terganggu oleh perlakuan Zara.

" Sialan, kenapa malah gue yang baper Yaz."

"Lo bisa diem gak?!"

Zara yang masih sibuk tertawa, menghentikan paksa tawanya saat mendengar suara tajam dan tinggi Ayaz yang mengintruksi dirinya untuk berhenti.

Zara baru sadar, kalau Ayaz sedang sibuk mengerjakan sesuatu yang penting. Ia mencaci-maki dirinya sendiri karena sudah bertingkah bodoh di depan Ayaz.













Nah loh.

Zara disuruh diem kan sama Ayaz, lagian sih rewel.

Ketawa ya ketawa aja kali, gak usah pake acara nepok nepok segala.

Dasar cewek ya si Zara.

Tetep enjoying ya

Happy Reading all...


Physical Touch [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang