❝𝐌𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚-𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐮𝐤𝐚, 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚.❞
[Follow sebelum membaca]
1 in #pangeran [30-3-22]
1 in #sejarah [26-4-22]
1 in #fiksiilmiah [09-3-23]
Aira Reylia seorang gadis SMA yang ak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arseano keluar dari kamar ayahnya setelah menjenguknya, meninggalkan Elios yang masih ada di dalam.
Amarahnya tiba-tiba membuncah saat teringat sesuatu. Ia harus menyelesaikannya.
Kaki panjangnya melangkah lebar menelusuri koridor istana yang panjang itu. Aura kelamnya sangat kentara, setiap langkah yang ia lakukan membuat siapa saja yang melihatnya langsung bergidik ngeri.
Ia tak memperdulikan bahwa dirinya baru sadar setelah seminggu tidak sadarkan diri. Dia ingat semuanya, semuanya yang terjadi padanya selama ini.
Tentang jiwa dan pikirannya yang di segel oleh iblis, perlakuannya selama ini. Dia ingat jelas.
Matanya menatap tajam ke depan, tujuannya hanya satu. Menemui Senna.
"Di mana jalang itu?!" tanya Arseano dengan nada sedikit membentak pada seorang prajurit yang menjaga di dekat kamar Senna.
"A-ampun yang mulia. S-siapa yang anda ma...maksud." tanya prajurit itu terbata-bata.
"Pelayan sialan itu! di mana dia!" Arseano sangat muak untuk sekedar menyebut nama Senna, dia terlalu murka dengan gadis itu.
Setelah menyadari pelayan yang selalu bersama putra mahkota hanyalah Senna, prajurit itu langsung menjawab. "D-dia terakhir ada dapur istana." jawab prajurit dengan takut-takut. Sungguh tatapan tajam Arseano sangat membuatnya gemetar ketakutan, sorot itu seperti seekor hewan buas yang mencari mangsanya.
Tanpa mengatakan apapun Arseano langsung berjalan menuju dapur istana yang tak jauh dari kamar Senna. Tangannya terkepal dengan erat.
Dia berjalan dengan cepat sampai akhirnya dia tiba di tempat tujuan. Tanpa menunggu lama dia langsung masuk ke dalam dapur istana, membuat semua pelayan dan juga kepala koki terkejut.
Pasalnya sudah seminggu Arseano tidak sadarkan diri tanpa di ketahui penyebabnya, dan sekarang tiba-tiba pria itu berdiri di ambang pintu dengan sorot tajamnya.
Pria bersurai golden platinum itu menatap satu persatu wajah pelayan yang ada di dalam. Dan tatapannya terhenti pada perempuan bersurai coklat tua. Itu Senna.
Senna yang juga menyadari kehadiran Arseano pun tersenyum senang. Gadis itu langsung berjalan dengan senyum mengembang di wajahnya, tak menyadari tatapan membunuh yang dilayangkan oleh Arseano untuknya.
"Yang mulia, anda sudah sadar?" tanya Senna dengan senang, hendak memeluk Arseano.
Arseano langsung mendorong tubuh Senna yang hendak memeluk tubuhnya, dia memandang Senna dengan tatapan tajamnya.
Senna mengernyitkan keningnya bingung pada sikap Arseano. "Yang mulia kenapa? Anda sudah sadar?" tanya Senna dengan bingung.
"Ya aku sudah sadar, aku tidak akan terpengaruh lagi pada gadis jahat sepertimu." balas Arseano dengan nada menusuk.