𝟎𝟗. Birthday

69.3K 7.6K 481
                                    

Part ini mungkin agak panjang. Baca pelan-pelan aja. Jangan lupa vote komen, aku suka bacain komen kalian tau. Bikin mood naik^^

***

Setelah pertemuanku dengan pemilik asli raga ini yang mengeluhkan hidupnya padaku, aku terbangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah pertemuanku dengan pemilik asli raga ini yang mengeluhkan hidupnya padaku, aku terbangun.

Ternyata yang tadi itu adalah mimpi, tapi meskipun mimpi aku sangat yakin bahwa itu benar adalah roh Bycella yang memasuki mimpiku. Dia memasuki mimpiku agar bisa berbicara denganku, hanya itu cara satu-satunya.

Saat terbangun aku sudah mendapati matahari terbit dari arah timur. Artinya aku tidur sangat lama, mengingat aku kemarin tidak adalah jam satu siang dan terbangun saat matahari sudah terbit kembali.

Sekarang aku sedang di dandani orang para pelayan istana, untuk acara ulangtahun ku tentu saja. Padahal acaranya nanti malam tapi mengapa harus berdandan dari pagi-pagi begini.

Aku hanya bisa pasrah saat tubuh dan wajahku di gerakan ke sana kemari, di putar dan di balikan lagi, sudah seperti mendoan.

Setelah berjam-jam lamanya aku di dandani oleh para pelayan yang berjumlah kurang lebih sepuluh orang, akhirnya aku selesai. Aku tak menyangka bahwa akan memakan waktu selama ini, karena terlihat matahari sudah mulai ingin terbenam lagi.

Bokongku sangat kebas karena duduk terus selama lebih dari setengah hari. Apalagi aku hanya makan tadi pagi sebelum di dandani.

"Nona, sekarang saatnya ganti gaun." ujar seorang pelayan sambil membawa gaun berwarna biru tua, ah iya aku akan couple dengan Arseano.

Aku mengangguk, membiarkan para pelayan memakaikan aku gaun menyusahkan yang berlapis-lapis itu. Sial sangat ribet.

Padahal aku sudah memesan gaun sendiri untuk di pakai pada acara ulangtahunku, tapi sekarang malah di suruh menggunakan gaun yang berwarna sama dengan Arseano.

Srekk

"Nona maafkan saya!" tiba-tiba seorang pelayan membungkukkan tubuhnya dengan dalam di hadapanku, dia terlihat sangat ketakutan.

Pelayan yang lain pun tampak sama ketakutannya dengan yang tadi membungkuk. "Ada apa?" tanyaku heran menatap wajah ketakutan para pelayan satu persatu.

"Maafkan saya nona, saya pantas mati." bukannya menjawab para pelayan malah bersujud di hadapan aku.

Aku langsung berjongkok, tak enak dengan para pelayan yang bersujud seperti menyembahku. "Hei jangan sujud seperti ini!" pekikku panik.

"Katakan padaku apa yang terjadi?"

"Maaf nona, gaun yang akan anda gunakan rusak." jawab seorang pelayan sambil menunjukkan sesuatu di telapak tangannya.

Itu adalah resleting yang copot.

Entah ini keberuntungan atau kesialan, seperti keberuntunganku. Aku tersenyum menanggapi pelayan itu dan menepuk pundaknya pelan.

"Tidak apa-apa. Mintalah pada Carla gaun yang aku bawa ke mari." ujarku berusaha menenangkan pelayan yang masih ketakutan tadi.

Exchange Souls With VillainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang