𝟐𝟐. Emperor's Death

53.3K 5.1K 52
                                    

“Panggilkan tabib!” teriak seorang dayang istana dengan wajah paniknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Panggilkan tabib!” teriak seorang dayang istana dengan wajah paniknya.

Para prajurit yang mendengar teriakan tersebut langsung berlari kocar-kacir. Suasana di kamar kaisar Edgar sangat ricuh karena tiba-tiba kondisinya yang memburuk.

Nafas pria paruh baya itu tersengal-sengal, dia seperti kesulitan hanya untuk sekedar mengambil nafas saja. Wajahnya memerah.

Pintu di buka dengan kencang oleh Arseano dengan wajah paniknya, laki-laki itu berjalan dengan cepat memasuki kamar ayahnya itu.

Dia menatap ayahnya, tubuh kaisar Edgar sudah di penuhi oleh ruam-ruam yang sudah menghitam, ruam yang menghitam perlahan membusuk dan tercium aroma tak sedap dari ruam tersebut.

Baru seminggu yang lalu ia menjenguk ayahnya, dan sekarang keadaannya jauh lebih dari buruk minggu kemarin. Hal itu membuat Arseano kebingungan.

Arseano duduk di samping ranjang ayahnya, kemudian menggenggam tangan ayahnya yang juga di penuhi ruam tersebut.

Sang kaisar menatap Arseano dengan tatapan kosong, seolah sudah tidak ada gairah hidup lagi.

“Penyakit apa yang sebenarnya di derita ayahku?” tanya Arseano pada dayang yang ada di situ.

Para dayang hanya mampu menggeleng samar, sampai saat ini belum di ketahui penyakit apa yang di derita oleh kaisar. Penyakit misterius yang baru di temui.

Pintu kembali terbuka, menampilkan sosok Elios dengan pria berpakaian putih-putih, itu adalah tabib istana.

Arseano langsung menyingkir membiarkan tabib tersebut memeriksa kondisi ayahnya. Ia menoleh ke arah Elios yang tampak sangat kacau, kantung matanya terlihat jelas, dia seperti kurang tidur.

Di tambah laki-laki itu sering pergi keluar istana dan kembali saat larut malam, membuat Arseano semakin bingung di buatnya. Sudah seminggu sejak ia sadarkan diri, Elios sudah bertingkah seperti itu.

Sebenarnya apa yang terjadi selama dirinya tak sadarkan diri.

Lamunannya buyar saat para dayang berteriak heboh, Arseano menoleh melihat ke arah sang ayah. Matanya terbelalak melihat ayahnya sedang mengangkat tangannya ke atas, seperti ingin menggapai sesuatu atau seperti meminta pertolongan.

Dia langsung berjalan kembali mendekati ranjang ayahnya di ikuti Elios, dia menatap keadaan ayahnya dengan raut khawatir yang kentara.

“Ku..t..tukan...” terdengar gumaman samar dari sang kaisar, Arseano dan Elios mengernyitkan keningnya bingung saat tak dapat mendengar jelas gumaman ayah mereka.

“K-ke...k,kaisaran..i-ini..di...kut..uk oleh i..ib---”

Arseano membelalakkan matanya terkejut saat sang ayah tak lagi membuka matanya, tangan pria itu yang tadi terangkat ke atas kini terjatuh, bersamaan dengan matanya yang tertutup.

Exchange Souls With VillainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang