Aku menatap nanar pada leherku yang terdapat banyak bercak merah. Tanganku sedari tadi menggosok-gosok bercak merah tersebut agar menghilang dari leherku, namun tak membuahkan hasil.
Yang ada leherku menjadi perih karena aku menggosoknya terlalu kasar.
Suara pintu terbuka tak membuatku menghentikan kegiatan tak berguna ini, suara langkah kaki kian mendekat ke arahku. Aku tahu itu siapa.
“Jangan di gosok seperti itu, lehermu bisa terluka.” ujar pria itu dengan lembut namun terdengar menyebalkan di telingaku.
Aku meliriknya sinis, lalu kembali menggosok leherku dengan kesal. Sial tidak mau hilang juga.
“Itu akan hilang sendiri setelah beberapa hari. Jangan menggosok lehermu seperti itu terus.” ujar Arseano sambil mengambil duduk di samping ku yang sedang duduk di depan cermin.
“Ini semua karena ulah kau sialan.” maki ku padanya.
Pria bersurai pirang itu tertawa kecil mendengar makian dariku. “Maafkan aku, aku benar-benar tidak berniat kurang ajar padamu.”
“Tapi jika kau ingin aku melakukannya lagi, dengan senang hati aku akan mengabulkannya.” lanjutnya dengan senyum yang sangat-sangat menyebalkan.
“Mesum sialan!” aku memukul bahunya lumayan kencang, hingga dia mengadu kesakitan dengan suara yang di buat menyedihkan.
Aku meliriknya sinis, dia masih berpura-pura kesakitan.
“Cih, lemah.” sindirku.
Aku kemudian bangkit dari dudukku, berjalan ke arah jendela kamar. Seharian aku di kurung di dalam kamarnya, aku tidak boleh keluar barang selangkah pun.
Yang lebih menyebalkannya lagi, dia menempatkan banyak prajurit di sekeliling kamarnya ini. Aku jadi tidak bisa kabur dari sini.
“Aku bosan!” sentakku padanya saat melihat dia bangkit dari duduknya dan berjalan ke arahku.
“Lalu? kau ingin bagaimana?” tanya nya santai.
“Aku ingin keluar dari kamar ini.”
“Untuk hal itu, tidak akan ku izinkan. Kau tidak boleh keluar dari sini.” jawabnya.
“Dan aku tidak meminta izin padamu.” balasku tak mau kalah.
Aku langsung berlari kearah pintu yang tidak tertutup rapat itu dengan cepat, Arseano yang belum siap dengan pergerakanku akhirnya terkejut.
Dia terkejut saat melihatku sudah keluar dari kamarnya.
Aku keluar dari kamarnya dengan berlari cepat, mengabaikan para prajurit yang mengejarku dari belakang..
Aku berlari tak tentu arah, aku tak tahu harus bersembunyi dimana. Sementara para prajurit sudah mengejarku seperti buronan di belakang.
“Lady jangan lari!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Exchange Souls With Villains
Fantasy❝𝐌𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚-𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐮𝐤𝐚, 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚.❞ [Follow sebelum membaca] 1 in #pangeran [30-3-22] 1 in #sejarah [26-4-22] 1 in #fiksiilmiah [09-3-23] Aira Reylia seorang gadis SMA yang ak...