"Jadi. Apa maksudmu mengajakku dinner dengan penerangan minim dari lilin aromatik? Kalau aku hanya seorang gadis SMA, aku mungkin akan menyukainya. Tapi ini? Dua pria duduk di satu meja yang sama di tengah pasangan-pasangan yang sedang dinner romantis. Jangan salahkan aku kalau orang lain salah paham."
Kaizo yang sedang sibuk memotong steak-nya mengernyit. Isi kepalanya sungguh berantakan, dia tidak mau repot-repot bertambah pusing lagi dengan memikirkan perkataan aneh Ejo Jo. Dia hanya memilih tempat ini sebatas karena ini adalah tempat makan terdekat dari posisinya tadi.
"Hm? Resto mewah seperti ini pasti sering disewa untuk meeting. Jangan berpikir terlalu jauh, orang-orang hanya berpikir kita sedang membincangkan bisnis."
Ejo Jo menghembuskan nafas kesal. "Tidak ada yang mau membicarakan bisnis di tanggal merah."
Sementara si pemilik surai ungu itu tetap acuh dan sibuk menggigit steak-nya rakus. Ejo Jo hanya melihatnya sambil bertopang dagu dengan tatapan datar, namun sedikit menarik bibirnya membentuk senyum tipis.
"Lahap sekali. Tidak ada ide untuk menawariku makanan?"
Kedua alis Kaizo bertaut bingung. "Kau juga lapar? Pesan saja sana."
"Kau mentraktirku?"
"Tentu saja tidak."
Iris mata Ejo Jo mengerlik kesal. Meminum sodanya sejenak sebelum langsung menuju topik utama. Membuka topik dengan gertakan selalu menjadi strategi andalannya, "Perjanjian kita tentang penukaran artefak dan Demigod, aku mau membatalkannya."
Kaizo yang semula sedang sibuk memotong steak terdiam. Menoleh dan menatap Ejo Jo, selayaknya anak kecil yang diancam orang tuanya akan disita mainan kesayangannya. "Kenapa?"
"Yah.. aku sangat serius dengan negosiasi waktu itu, tapi sepertinya kau tidak. Sudah lama sekali sejak hari itu dan kurasa kau tidak memberikan perkembangan yang berarti." Dengan lihainya memainkan intonasi nada bicara sambil memasang wajah serius.
"Tidak, kau salah! Aku.. aku sudah bergabung dengan tim penangkap Demigod. Bahkan aku menjadi leader-nya." Jelas Kaizo gelagapan.
"Hmm.. begitu kah?" Tanya Ejo Jo yang memainkan sedotan dan mengaduk-aduk sodanya. Kalau soal itu aku juga sudah tahu, ujarnya dalam hati.
"Temui aku pekan depan di hari dan jam yang sama, di kantormu. Saat itu aku akan membawa kedua Demigod yang kau mau."
Ejo Jo tersenyum puas. Kesepakatan yang dia inginkan telah tercapai. "Jam delapan malam. Jika kau terlambat satu menit saja, aku pastikan akan lebih panjang urusanmu denganku."
☀🍁☀🍁
Hali mengedarkan pandangnya dengan rasa aneh. Seisi kantor berwajah murung dengan beberapa orang berbisik-bisik, jelas ada sesuatu yang salah. Diambah lagi satu-dua Agent meliriknya takut, membuat Hali merasa semakin aneh.
Ada beberapa berkasnya yang tertinggal di ruang rapat sehingga dia berjalan kesana dengan wajah dingin seperti biasanya. Ada Kokoci dan Kaizo disana yang langsung menutup mulutnya rapat-rapat begitu Hali membuka pintu.
Mereka menyembunyikan sesuatu dariku, huh? Ujarnya dalam hati sambil berpura-pura tidak tahu. Dia melangkah mendekati kedua orang itu karena kebetulan berkasnya tertinggal disana. Memutuskan untuk membuka suara untuk mengusir keheningan.
"Maaf kalau mengganggu." Ucap Hali cepat-cepat pergi, menyadari Kaizo menatapnya tajam dari kursinya.
"Huft." Hali menggeleng pelan, menghiraukan pikiran yang berusaha mengusiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the Demigod! (Boboiboy Fanfic AU) {END}
FanfictionDiantara Pekerjaan dan Saudara, mana yang akan kau pilih? Pekerjaan dengan segala gengsi dan jabatannya. Menuntunmu menjadi setinggi bintang di angkasa. Dengan gemerlap sanjungan yang membutakan mata. Atau saudara dengan kepercayaannya yang begitu r...