09 - The Last Power Sphera

292 38 1
                                    

Thorn tertawa pelan mengejek dirinya sendiri, menghina ide konyol yang dia buat sendiri. Namun apa daya, hanya ini saja satu-satunya hal yang terlintas di kepalanya di situasi mendesak ini. Klise memang, tapi Thorn kini diam mengumpat di toilet dari kewajiban proses scanning Ochobot.

Men-scan orang dengan power sphera memang menjadi jalan keluar termudah dan ter-akurat untuk mencari tahu siapa Demigod sebenarnya. Ochobot hanya perlu men-scan nya selama kurang dari lima detik dan identitasnya terbongkar sudah.

Seumur hidup tidak pernah jantungnya berdetak sekencang ini. Rasanya sepeti sebuah pion kecil yang sedang menantang raja beserta para pelindungnya, berpikir sekiranya akankah dirinya skakmat sekarang juga?

Langkah kaki terdengar mendekat, nafas Thorn terasa tercekat. Refleks mundur beberapa langkah karena panik dan tergelincir.

"Keluar. Aku tahu ada seseorang di dalam."

Thorn memutar otaknya cepat. Mau menyerang orang itu dengan kekuatannya bukanlah ide yang bagus, wujudnya akan berubah dalam hitungan menit. Lagipula, menyerang sesama Agen diluar latihan dianggap sebagai pelanggaran atau dalam kasus terburuk akan diduga sebagai pengkhianat.

Yah, aku memang sudah menjadi pengkhianat sih, pikirnya.

Orang yang ada diluar mendobrak paksa pintu toilet. Thorn membiarkan dia masuk, dan meninjunya cepat. Memang tidak sekuat tenaga, pukulan itu hanya bertujuan untuk memberi ruang baginya untuk kabur. Ketangkasan fisiknya memang jauh jika dibandingkan Hali, namun setidaknya dia mengetahui basic skill untuk lari sprint. Pengetahuan dasar yang wajib diketahui Agen pangkat tinggi sepertinya.

Namun di pintu keluar, sosok berpostur tinggi menghadangnya. Thorn menghentikan langkahnya ketika tatapannya bertemu dengan mata semerah darah itu. Meruntuki kemalangan nasibnya dalam hati.

Sial, keluhnya dalam hati.

"Ingin pergi kemana kau, Agen Thorn?" Tanya Kaizo dengan mata yang berkilat, siapa pun yang melihatnya tidak pernah berani membantahnya.

"Saya mohon maaf, Prime Agent Kaizo. Tapi saya punya meeting penting dengan klien pagi ini, saya harus segera pergi sekarang." Sampai harus bersandiwara berbahasa baku seperti ini, Kaizo terlihat sangat serius.

Prime Agent adalah pangkat tertinggi di Agensi, bisa dibilang mereka adalah para Agen rank S. Para Agen terbaik yang mendapat perintah dan komando langsung dari para petinggi seperti Kokoci, hanya mengerjakan kasus-kasus tersulit. Selain Kaizo, tiga kakak tertuanya baru saja dilantik menjadi rekan Kaizo tiga bulan lalu.

"Semua Agen wajib masuk dan tidak ada satu pun Agen yang cuti hari ini. Semua pertemuan dengan klien juga dibatalkan. Tidak ada lagi alasan untuk pergi. Dengan segala hormat, saya minta anda untuk segera pergi ke aula" Setiap intonasi dari Kaizo mengandung penekanan yang membuat atmosfer disekelilingnya berubah menjadi mencekam.

Orang yang tadi memergokinya bersembunyi di toilet telah datang, sepertinya dia sudah tidak punya celah untuk kabur lagi. Berulah di hadapan Kaizo sama seperti menantang maut. Ada baiknya dia menurut untuk saat ini.

Pasrah dirinya dibawa ke aula. Memikirkan hal lain yang bisa dilakukannya untuk menghindari proses scanning tanpa membuat keributan. Tapi dia tidak punya ide lagi. Dia hanya bisa pasrah ketika namanya disebut dan tiba gilirannya untuk menemui Ochobot.

Semua pikiran buruknya hilang ketika iris zamrudnya melihat kehadiran Ochobot yang tersenyum lemah padanya. Tubuhnya yang hancur dan remuk membuat hatinya teriris. Tubuhnya tersambung dengan puluhan kabel serta mesin tercanggih yang dimiliki Agensi untuk membuat Ochobot tetap hidup.

I'm the Demigod! (Boboiboy Fanfic AU) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang