24 - Step I've Choiced

285 36 5
                                    

Warning! Banyak kata-kata kasar di chapter ini. Maklum, Solar lagi ngamuk :v


Ruang bawah tanah itu remang-remang, hanya disinari oleh lampu neon yang berada di beberapa titik. Para penjaga berkeliling membawa senter untuk berjaga, dengan jeda waktu yang dapat dihitung. Membentuk pola klise yang tidak terlalu sulit dibaca. Itu karena lokasi bawah tanah ini sendiri sudah sulit ditemukan, apalagi ditembus.

Karena lokasinya terpisah cukup jauh dari kantor Shadow Agent, terpencil pula. Tempat yang bahkan tidak pernah sekali pun tertera di internet. Thorn jadi harus mengeluarkan semua kemampuan yang dia bisa untuk menemukan tempat ini. Semuanya. Mulai dari meretas data, bernegosiasi dan menyuap beberapa orang, sampai terpaksa mengotori tangannya untuk melumpuhkan beberapa orang.

Thorn baru saja selesai melumpuhkan beberapa penjaga, pertama dia harus menghubungi Solar terlebih dahulu. "Solar, aku butuh bantuan. Kau cepat datang ke koordinat yang akan kukirimkan."

Jam kuasanya sudah dia betulkan, dia cukup kewalahan juga jika jam kuasanya tidak berfungsi dengan baik. "Okay. Aku akan segera kesana."

Thorn mematikan sambungan teleponnya. Berjalan santai meski suasana hening ini mencekam. Langkahnya terhenti di perempatan, menunggu lorong sepi dari penjaga, barulah dia lewat. Biarlah nanti Solar menyusul. Toh dia tidak berjalan terlalu cepat.

Dia berpikir selagi dia mengumpat dibalik dinding, menunggu penjaganya lewat. Penyusupan di ruang bawah tanah ini berjalan terlalu lancar. Tapi justru disitulah yang membuatnya curiga. "Bukankah ini semua terlalu mudah?"

"Oh? Jadi menyusup kemari adalah hal yang mudah bagimu?" Suara asing itu berbisik pelan namun menusuk tepat di samping telinganya.

Beruntung Thorn memiliki refleks yang bagus, dia langsung menghindar dan melemparkan tiga bom ke arah pria asing yang tiba-tiba berdiri di belakangnya tadi. Hanya bom dengan daya ledak rendah, namun ledakan bukanlah kegunaan utamanya. Bom itu mengeluarkan kabut tebal yang mengganggu pengelihatan.

Thorn berlari cepat, namun tetap senyap. Dia benar-benar terkejut tadi, pasalnya dia sangat yakin tidak ada yang membuntutinya. Dia juga tidak mendengar tanda-tanda ada orang yang mendekat. Thorn sama sekali tidak punya ide bagaimana orang itu datang dan sejak kapan dia membuntuti dirinya. Satu yang jelas adalah orang itu sungguh berbahaya.

Ketika dia menengok, orang itu sedang berlari menyusulnya sambil tersenyum menyeramkan. Thorn kembali menghadap depan sambil berusaha mempercepat langkahnya. Orang itu hanya terus berlari mengejarnya, tapi seringainya itu berhasil membuat Thorn merasa terancam.

Hingga sialnya Thorn terjebak di jalan buntu, ketika dia berbalik badan pria itu tersenyum penuh kemenangan. Thorn mencoba mencegahnya mendekat dengan melemparkan shuriken, tapi pria itu menangkisnya dengan mudah menggunakan double stick yang memiliki uluran tali sekitar dua meter.

Pertarungan berlangsung cukup sengit, meski begitu Thorn sadar sejak awal dia tidak punya peluang untuk menang dari orang itu. Dia hanya berusaha menciptakan celah untuk kabur. Tapi ternyata itu juga masih terlalu mustahil. Jangankan kabur, pertarungan mencekam itu bahkan tidak mendapat jeda sedikit pun.

Pria itu mengirim serangan balik setelah shuriken milik Thorn habis, Thorn hanya bisa berlari menghindar sambil sesekali menangkis double stick itu dengan pisau karambit. Kini dia meruntuki dirinya sendiri karena hanya membawa shuriken dan karambit.

Hingga double stick itu melilit salah satu kakinya dan melumpuhkan pergerakannya, double stick itu ditariknya dan menyeret tubuh Thorn kasar. Pria itu mendekat dan menginjak tangan Thorn keras sehingga karambit terlepas dari tangannya. Dia menghajar Thorn dengan tangan kosong sambil tertawa pelan.

I'm the Demigod! (Boboiboy Fanfic AU) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang