"Baiklah. Ada yang mau bertanya?" Taufan membuka sesi tanya jawab kali ini.
Hari ini salah satu Agent yang bertugas memberi materi pada Trial Agent berhalangan hadir, jadilah Taufan disini menggantikannya. Dia memberi sedikit pengarahan teori, praktik bertarung secukupnya dengan menunjukkan kuasa anginnya, juga membagi kisahnya dalam menjalankan misi.
Salah satu muridnya mengangkat tangan, Taufan menunjuknya. "Iya, kau. Mau tanya apa?"
"Kenapa tidak semua orang punya kekuatan? Dan bagaimana kekuatan itu bisa muncul pada seseorang?"
Taufan cukup terkejut dengan pertanyaan kritis itu. Pertanyaan mendasar yang tidak lagi dipedulikan oleh hayalak ramai.
Taufan mengangguk dan tersenyum puas. "Pertanyaan bagus."
Dia menarik kursi persis ke hadapan papan tulis. Lelah juga berdiri sejak tadi, kakinya sudah meronta-ronta minta istirahat. Dia berdeham pelan sebelum memulai penjelasannya.
"Yah.. kenapa tidak semua orang punya kekuatan? Kau tahu, kekuatan di dapatkan jika kau adalah keturunan dari klan tertentu. Kekuatan yang dimiliki itu sejatinya bukan berasal dari diri kita sendiri, kekuatan itu sebenarnya adalah spirit yang bersatu dengan tubuh kita."
"Spirit itu biasanya akan mendatangi 'tuan'nya di usia empat belas tahun. Hal yang wajar ketika tubuh kita memberi penolakan terhadap zat asing yang datang. Mulai dari demam sampai muntah darah biasa terjadi saat collapse, katanya sih dua dari lima orang yang tidak bisa melewati masa adaptasi akan segera menemui ajalnya."
"Darimana spirit berasal? Spirit dilepaskan oleh power sphera yang diciptakan oleh Dewa itu sendiri. Itu penjelasan mengapa hanya lima klan saja yang masih memiliki kekuatan sekarang. Karena Ochobot, power sphera yang merilis spirit untuk lima klan, merupakan power sphera satu-satunya yang masih hidup sekarang."
Tepat setelah Taufan menyelesaikan kalimatnya, Sai membuka pintu dan mencuri atensi semua orang di aula. "Taufan, semua anggota White Bristle mencarimu. Rapat kalian akan segera dimulai."
"Eh? Seingatku tidak ada jadwal rapat kok. Apa mungkin rapat dadakan ya?"
"Ish! Sudah, pergi sana! Kalau sampai terlambat, Kaizo nanti mengaum lho! Kau tahu sendiri, kalau dia sudah emosi, semua orang bakal kena semprot!" Sai misuh-misuh sambil menyeret Taufan keluar.
Si mata biru tertawa renyah. "Ya sudah, kau gantikan aku mengajar yang benar."
"Iya, cerewet." Sai membanting pintu kencang.
Anehnya, hampir semua muridnya justru terlihat menahan tawa. Sai semakin jengkel dibuatnya.
Eh, tunggu, sepertinya ada yang salah, batinnya. Dia terdiam sejenak dan tanpak berpikir. Dia lalu meraba-raba rambutnya. Wajahnya semerah kepiting rebus begitu sadar pita-pita pink itu masih menempel di rambutnya. Hasil main truth or dare dengan Nut dan Gopal tadi, dia lupa melepasnya.
"Apa kalian lihat-lihat?!" Hentak Sai justru membuat gelak tawa murid-muridnya lepas mengudara.
☀🍁☀🍁
"..jika memang tidak ada lagi kabar mengamuknya Demigod, itu berarti hanya ada satu kemungkinan. Inang yang menjadi tuan dari kekuatan Demigod itu memang cukup kuat untuk menampung kekuatan besar itu." Jelas Kaizo berapi-api, tak hentinya melayangkan tatapan tajam pada Hali dari tempat duduknya.
Kokoci mengangguk. "Sisi baiknya adalah kerusakan dan jatuhnya korban dapat terhindarkan. Sisi buruknya, kita jadi benar-benar kesulitan mendeteksi inangnya."
"Hanya segelintir orang yang diasumsikan sanggup menjadi inang dari Demigod. Dan kemungkinan besar itu adalah.. kalian, Boboiboy. Karena klan kalianlah yang memiliki kekuatan memanipulasi tujuh elemen yang ada di bumi, serupa dengan yang Demigod dapat lakukan." Kokoci melanjutkan penjelasannya. Di akhir dialognya, dia menatap satu per satu kepada tiga Boboiboy yang ada di hadapannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the Demigod! (Boboiboy Fanfic AU) {END}
FanfictionDiantara Pekerjaan dan Saudara, mana yang akan kau pilih? Pekerjaan dengan segala gengsi dan jabatannya. Menuntunmu menjadi setinggi bintang di angkasa. Dengan gemerlap sanjungan yang membutakan mata. Atau saudara dengan kepercayaannya yang begitu r...