Pembicaraan seru itu terus berputar-putar, membicarakan berbagai hal seru. Membahas berbagai kisah dari Tok Kasa yang terkesan ajaib, susah dipercaya namun nyata.
Perlahan, Tok Kasa menepi dari serunya perbincangan. Mendekati Hali yang sedang duduk di tepi ruang sambil berbincang dengan Taufan.
"Aku tidak melihat Thorn dan Solar. Apa mereka tidak ikut?" Tanya Tok Kasa sambil tersenyum lembut.
Wajah Hali spontan berubah pucat, dia panik jika ada orang luar menanyakan tentang dua adiknya itu. Beberapa kali kenalannya dari Agensi menanyakannya saat memutuskan kembali ke rumah sebentar untuk mengambil beberapa barang pentingnya yang tertinggal. Saat Hali diam-diam mendatangi Agensi untuk mengurus 'kepergian' dia dan adik-adiknya dari Agensi.
Tapi Hali cepat-cepat mengendalikan dirinya. Ingat bahwa Tok Kasa adalah orang yang paling bisa dia percaya setelah adik-adiknya.
Tersenyum tipis, menggeleng pelan. "Tidak. Aku khawatir jika mereka ikut, akan memancing masalah baru."
Tok Kasa lagi-lagi mengangguk, memahami kekhawatiran Hali. "Benar juga. Sebelum aku bicara dengan mereka, sebaiknya aku bicara pada kalian terlebih dahulu. Bagaimana pun juga, kalian kakak tertua mereka."
Hali dan Taufan bertukar tatap, lantas mengangguk. "Ini.. tentang kekuatan Demigod-nya 'kan?"
"Tepat. Aku ingin mereka tinggal disini untuk kulatih." Tok Kasa memutuskan tidak berbasa-basi lagi.
"Dilatih.. untuk apa?"
"Sejujurnya, aku memang sengaja membiarkan segel itu di bumi tanpa penjagaan khusus. Agar suatu hari aku bisa menemukan dua orang yang cukup pantas memegang kekuatan hebat itu. Untuk satu tujuan, mengalahkan kawanku. Aku ingin melatih mereka berdua."
Hali mengerjap pelan, mencerna baik-baik perkataan Tok Kasa. "Dipercaya oleh Hang Kasa untuk memegang kekuatan besar sungguh sebuah kehormatan. Tapi.. maaf, aku tidak ingin adikku melakukan hal-hal berbahaya."
Dia tidak mau melepas mereka di situasi berbahaya lagi. Dirinya tidak mau kehilangan lagi.
"Aku mengerti kekhawatiranmu. Tapi permintaan ini bukan untukku. Ini untuk bumi, dan kehidupan yang berjalan di atasnya. Hanya soal waktu saja sebelum dia memusnahkan kehidupan di bumi." Kali ini dengan raut wajah memohon.
Taufan mengangguk, berusaha meyakinkan Hali yang terlanjur kalut akan segala resiko. Hali melempar senyum tipis pada Tok Kasa, "Kami akan bicarakan ini pada Solar dan Thorn."
Tok Kasa mengangguk. "Tolong pikirkan baik-baik."
"Omong-omong. Aku penasaran. Bagaimana Tok Kasa bisa mengetahui nama kami?" Taufan mengalihkan topik. Dia sudah terlanjur penasaran sejak tadi.
Tok Kasa tertawa pelan. Dia suka Taufan dan perawakannya, topik asal yang dia bicarakan selalu bisa menghibur orang-orang disekitarnya. "Bagaimana pun, Atok masih berstatus sebagai dewa. Setidaknya sampai ada orang lain yang menggantikanku. Jadi aku masih tahu segala hal yang terjadi di bumi. Jangankan mengetahui nama kalian, bahkan nama buyut-buyut kalian pun Atok tahu."
Kilat mata biru langitnya berkilat terpukau, "Woah! Itu keren sekali, Tok!"
Hali justru memikirkan pertanyaan lain. "Kalau begitu. Kenapa tidak gunakan itu untuk mencegah kawan Atok?"
Tok Kasa menggeleng, masih tersenyum simpul. "Aku bisa mengetahui semuanya yang terjadi saat ini. Tidak berarti aku bisa mengetahui tentang masa depan. Andai bisa, semua urusan ini pasti akan jauh lebih mudah."
Tok Kasa kembali menlambaikan tangan, meninggalkan Hali dan Taufan. Kembali duduk bersama Gopal dan lainnya yang masih membahas cerita tentang Kayangan tadi. Terkekeh pelan, menikmati kehebohan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the Demigod! (Boboiboy Fanfic AU) {END}
FanfictionDiantara Pekerjaan dan Saudara, mana yang akan kau pilih? Pekerjaan dengan segala gengsi dan jabatannya. Menuntunmu menjadi setinggi bintang di angkasa. Dengan gemerlap sanjungan yang membutakan mata. Atau saudara dengan kepercayaannya yang begitu r...