03 - Understand the Undercover

430 55 7
                                    

Taufan mengantar Solar ke kamar dengan begitu hati-hati. Sementara Solar hanya merunduk, menutupi sepasang iris silindernya dari Taufan yang menuntunnya berjalan perlahan-lahan. Sejenak, Solar terlena dengan kehangatan ini. Kedekatannya dengan Taufan saat ini membuat Solar merasa dilindungi. Tapi itu membuat hatinya begitu tercabik, karena tetap saja dia masih terlalu takut untuk mempercayai Taufan.

"Aku akan memasakkan sesuatu. Kau istirahatlah disini. Panggil aku jika terasa semakin sakit, mengerti?" Taufan menyelimuti Solar yang berbalik memunggunginya. Dengan sorot khawatir yang tidak hentinya menghiasi kedua mata Taufan.

"Iya." Jawab Solar pendek. Taufan pun pergi dari kamarnya, meninggalkan Solar yang berpikir keras kenapa tiba-tiba tubuhnya begini. Padahal dua jam lalu dirinya masih sehat tanpa ada sakit sedikit pun.

Saat pening kepalanya mereda, juga tenaganya pulih perlahan. Dia memutuskan untuk bangkit dari tidurnya dan mengganti seragam sekolahnya. Dia melepas sarung tangannya –pengguna kuasa sepertinya biasa memakai sarung tangan. Namun dia sangat terkejut mendapati simbol bintang bersudut empat di telapak tangannya bersinar terang. Dia sampai terjatuh saking takutnya.

Nafasnya sampai memburu saking paniknya, menatap telapak tangan kanannya yang bergetar hebat. Dengan gerakan patah-patah dia menoleh ke arah cermin yang ada di hadapannya. Disana terlihat tiba-tiba ada simbol bintang yang sama dengan yang di tangannya, kini terlukis di dekat mata kirinya. Dia mendorong cermin itu menjauh, tapi justru keluar kilatan cahaya dari tangannya yang bergerak cepat dan memecahkan cermin di hadapannya.

Ini aneh. Dia belum mengaktifkan kekuatannya tapi elemennya bisa keluar. Pasti ada sesuatu yang salah.

"Solar, kau baik-baik saja?" Terdengar suara Taufan berteriak kencang. Cermin yang pecah tadi menghasilkan suara yang cukup kencang, tentu terdengar oleh Taufan.

"A-ah, iya! Aku baik-baik saja!" Solar merapal harapan dalam hatinya agar Taufan tidak curiga. Seraya mengatur nafasnya, meredakan paniknya agar dapat berpikir jernih.

Taufan merasa ada yang tidak beres, menghela nafas pelan. Segera dia mematikan kompornya dan melepas celemeknya. "Aku akan kesana!"

"T-tidak! Jangan!" Solar cepat bangun dari duduknya dan meraih sarung tangannya dan memakainya kembali untuk menutupi simbol aneh di tangannya. Tapi karena terburu-buru dan terlalu kasar, sarung tangannya sampai sobek tak berbentuk. Entah mengapa kekuatan fisiknya jadi berlipat ganda sampai bisa merobek sarung tangan khususnya dalam waktu kurang dari tiga detik.

"Apa yang terjadi disana?" Taufan menaiki tangga yang menghubungkannya ke kamar Solar di lantai atas.

"A-aku memecahkan tabung reaksiku lagi tadi." Ujar Solar berbohong. Dia menaiki kursi untuk menjangkau plester yang ada di rak atas. Dia hendak menggunakan plester itu untuk menutupi simbol di tangan dan wajahnya sebelum Taufan datang. Tapi dia justru terjatuh dan menghasilkan suara yang cukup kencang.

Taufan yang mendengar suara itu segera bergegas mempercepat langkahnya. Membuka pintu kamar Solar tanpa permisi, menemukan adiknya yang panik dengan simbol aneh yang bersinar. Sekarang semuanya sudah jelas, dugaan Taufan atas semua ini mendapatkan bukti. Taufan tahu betul arti dari simbol itu. Tapi itu adiknya, dia tidak bisa bertindak gegabah.

Baru satu langkah, Solar menggeleng pelan dengan matanya yang berkaca-kaca. "Jangan mendekat.. kumohon."

Taufan semakin kalut melihat adiknya yang hampir menangis. Sesaat kemudian terdengar dentuman keras di sekeliling mereka. Jatuh meteor-meteor seukuran buah apel mengepung rumah mereka. Beruntung rumah ini didesain khusus untuk menyerap dentuman dan serangan apapun, kemungkinan kecil rumah ini mengalami kerusakan. Rumah ini didesain khusus oleh agensi mengingat ketujuh bersaudara adalah pengguna elemental yang memerlukan ruang untuk latihan bertarung.

I'm the Demigod! (Boboiboy Fanfic AU) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang