"Fuh." Solar meniup tangannya, menggesek kedua tangannya untuk menciptakan kehangatan. Dia menyesal telah mengenakan sarung tangan fingerless yang membuat jemarinya kedinginan. Apa boleh buat, itulah sarung tangan kesayangannya selama ini.
Dengan santai menghabiskan potongan terakhir biskuitnya sebagai sarapan simpel di pagi buta ini. Berbalapan dengan kabut untuk mencapai puncak gunung. Artefak rahasia yang diincarnya menurut data berada dalam gua kecil yang ada di dekat puncak gunung.
Gerakan Solar yang gesit dan lincah sangat membantunya mencapai tujuan dengan cepat, kini dia berada di mulut gua. Solar menjentikkan jarinya, sebuah bintang bersudut empat yang persis dengan logo yang ada di tangannya keluar dan mengambang di atas jari telunjuknya.
Solar menatap jarinya dengan tatapan aneh. Merasa aneh dengan dirinya sendiri karena dapat mengeluarkan kekuatan tanpa mengaktifkannya terlebih dahulu. "Ah. Kalau ini di dalam game, mungkin aku adalah player yang menggunakan kode cheat untuk mendapat kekuatan setara dengan Game Master."
Kondisi gua yang lembab dan digenangi air membuat Solar tergelincir. Saat tangan kirinya berusaha menggapai sesuatu untuk mengembalikan keseimbangan, justru keluar dentuman meteor seukuran apel yang menghantam dinding gua. Membuat beberapa stalaktit terjatuh dan hampir menimpa Solar.
Solar mengatur nafasnya, terlambat menghindar beberapa detik saja maka entah apa yang terjadi pada dirinya. "Atau mungkin, akulah Grand Master itu sendiri sekarang."
Setelah kembali berdiri, dia memastikan untuk lebih memperhatikan langkahnya. Jika dilihat dari keadaan gua, Solar dapat memastikan bahwa gua ini tidak tersentuh manusia, setidaknya dalam jangka waktu lima tahun ke belakang. Itu pertanda bagus, tidak sia-sia dia berangkat pagi buta untuk memastikan dialah yang pertama kali datang kesana.
Cahaya dari 'bintang' di tangannya sangat membantu, intensitas cahayanya setara dengan lampu penerang jalan. Lebih dari cukup untuk membuat Solar dapat melihat dengan jelas. Dia tidak perlu risau soal penerangan, namun ada hal lain yang menghambatnya.
Solar mendengus kesal dengan wajah kusut. Di hadapannya ada empat cabang gua, dan kabar buruknya dia tidak tahu mana yang harus dia lewati. "Cih. Si Ejo Jo tua itu tidak memberi informasi soal ini."
Dan sepertinya, itu akan memakan waktu yang cukup lama.
☀🍁☀🍁
Gempa menyalakan senter yang menempel di helmnya, memberikan pencahayaan pada gua lembab itu. Dia mengangguk pada rekan-rekan yang menyertainya. Menyebar ke seluruh penjuru gua mencari tanda-tanda kehidupan di dalamnya.
"Kapten, kami menemukan stalakmit yang terjatuh. Nampaknya akibat dihantam sesuatu." Ujar salah seorang rekan ekspedisinya.
"Ukh. Bagaimana ini, Gempa? Ini pasti ulah singa. Pasti ada singa di dalam sini! Habislah kita!" Gopal dengan kebiasaan histerisnya ditambah dengan ekspresi ketakutannya.
Gempa tertawa pelan. Di hadapan orang lain mungkin Gopal menyebalkan dan merepotkan, tapi bagi Gempa sikap Gopal itu menghibur baginya. Dia sama sekali tidak mempermasalahkan sikap Gopal. "Tidak mungkin, Gempa. Singa tidak masuk ke dalam gua."
"Tapi, Gempa. Apa kau tidak takut jika kita harus bertarung dengan singa?" Gopal tidak suka dengan misi ekspedisi seperti ini, lebih baik dia bekerja di dalam gedung agensi saja.
"Bahkan jika kita bertemu dengan naga sekali pun, kita akan melawannya kalau dia menyerang kita duluan." Gempa tersenyum simpul, menatap santai peta hologramnya sambil memikirkan langkah selanjutnya.
"Sudahlah, Gopal! Lebih baik fokus agar misi kita cepat selesai!" Dan akibatnya Ying mengomel dengan wajah jengkelnya.
"Selanjutnya kita harus kemana?" Tanya Ying, ikut memperhatikan peta tiga dimensi yang ada di hadapan Gempa.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the Demigod! (Boboiboy Fanfic AU) {END}
FanficDiantara Pekerjaan dan Saudara, mana yang akan kau pilih? Pekerjaan dengan segala gengsi dan jabatannya. Menuntunmu menjadi setinggi bintang di angkasa. Dengan gemerlap sanjungan yang membutakan mata. Atau saudara dengan kepercayaannya yang begitu r...