o0o Special Chapter; Surprise!

514 47 7
                                    

Matanya mengerjap pelan tatkala sinar mentari menyapa wajahnya. Mata ruby-nya yang sayu mengintip dari sela bulu mata, enggan bangun dari tidur. Tubuhnya yang bersuhu empat puluh derajat celsius masih nyaman bersembunyi dibalik selimut. Tidak mau udara dingin diluar sana menyentuhnya, meski sebenarnya cuaca diluar sama sekali tidak dingin.

Dia memutuskan bangun karena tidak bisa lagi menyambung tidur, susah payah untuk duduk dan menyandarkan tubuhnya pada sandaran kasur. Pandangannya terlempar jauh keluar sana, menatap pantai yang sepi dengan angin yang menerpa dari jendela.

Hali menghela nafas pelan. Pagi ini sungguh sepi. Adik-adiknya pasti sedang pergi, merayakan ulang tahun mereka. Entah bagaimana, dia dan keenam adiknya memiliki tanggal lahir yang sama. Jadilah mereka memiliki tradisi untuk merayakannya bersama dengan melakukan berbagai macam hal bersama.

Tapi tahun ini sedikit berbeda, dia memutuskan untuk tidak ikut. Stamina tubuhnya yang menurun menuntut istirahat lebih, dia berpikir harus istirahat total. Tidak mengira kalau kondisi tubuhnya justru kian memburuk ketika tidak ada seorang pun di sisinya.

Hali duduk di kursi kerjanya. Raut wajahnya berubah ketika kotak hadiah yang dia cari tidak ada disana. Biasanya pada pukul dua belas malam mereka akan tiup lilin bersama, memotong kue, dan bertukar kado berdasarkan undian. Namun semalam dia tidak ikut karena tubuhnya terlampau lemas. Padahal dia sudah menitipkan hadiah darinya dan berpesan untuk meletakkan hadiah miliknya di meja saja, tapi hadiah itu tidak ada.

Berpindah ke ruang tengah, dia kembali merebahkan tubuhnya di sofa. Meminum air putih untuk mengisi perut, tidak berselera makan karena lidahnya terasa pahit. Menyalakan televisi dengan volume kencang untuk mengusir sepi, meski matanya sibuk menatap layar ponsel.

Adik-adiknya memperbarui status di media sosial masing-masing tentang keseruan hari ini. Aktivitas mereka yang masih sama serunya meski dirinya tidak hadir disana. Saling men-tag satu sama lain, bahkan suara tawa mereka terbayang-bayang di pikirannya. Dengan latar tempat yang tidak asing, sepertinya dia mengenalnya. Membuat rasa sedih di benaknya semakin menjadi-jadi.

Ah.. beginikah rasanya dilupakan?

Bahkan dia dilupakan di hari spesialnya. Sungguh tidak menyenangkan. Mungkin ini akan menjadi ulang tahun terburuknya. Hingga sebuah notifikasi pesan masuk mencuri perhatiannya.

Siapa itu? Apakah ada seseorang yang mengingatnya, dan memberinya ucapan selamat ulang tahun? Namun senyumnya kembali luntur saat membuka pesan. Dihajar oleh realita selalu menyakitkan memang.

Blaze
Kak, tolong siapkan makan malamnya ya!

Sudahlah mereka melupakan dirinya, sekarang justru minta macam-macam?! Kenapa mereka tidak beli makanan diluar saja?

Dia membanting ponselnya ke sembarang arah, membenamkan wajahnya pada bantal sofa yang empuk. Mengerang pelan, melampiaskan rasa kesalnya. Hingga tanpa sadar dia kembali tertidur.

Saat dirinya terbangun, warna langit sudah berubah menjadi oranye dengan rona pink yang cantik. Separuh bagian mentari telah tenggelam ditelan laut, beberapa burung terbang kesana-kemari turut menghias langit. Sepertinya dia tidur terlalu lama, hari spesialnya ini hampir saja berakhir dan akan berlalu begitu saja.

Sudah hampir malam, sebaiknya dia memasak sesuatu untuk adik-adiknya makan nanti. Dengan tubuhnya yang sulit diajak kerja sama, juga suasana hatinya yang terlanjur hancur lebur, memasak kali ini terasa beban. Dia mengambil wajan, menyalakan kompor, dan menuangkan minyak disana.

Menyempurnakan kesialan hari ini, botol yang menyimpan minyak itu ternyata bocor. Minyak tumpah ke segala arah. Saat dia ingin membersihkannya, dia menyadari api mulai merambat kemana-mana, menari-nari diatas minyak tumpah. Hali berlari kecil, dia harus mematikan kompor, namun cerobohnya dia justru terpeleset. Kencang sekali, kepalanya terbentur sudut meja.

I'm the Demigod! (Boboiboy Fanfic AU) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang