10

1.4K 185 13
                                    

Irene keluar dari kamar mandi dengan piyama dan mengusap rambutnya menggunakan handuk kecil, guna untuk mengeringkan rambutnya agar tidak menetes.

Getaran ponsel mengalihkan kegiatannya, terlihat nama Suho di layar ponselnya.

"Bagaimana tawaranku?" tanya Suho disebrang sana saat Irene mengangkat telepon darinya.

"Temui aku besok!" jawab Irene lalu mematikan telepon itu secara sepihak.

Tookk tokk tokk

"Masuk." ucap Irene mendengar ketukkan pintu, lalu melihat Chaeyoung masuk membuka pintu kamarnya.

"Eonnie, bisa kita berbicara?"

Irene menganggukkan kepalanya dan meminta Chaeyoung untuk duduk di kasur sementara dirinya duduk di meja rias untuk menggunakan skincare malamnya.

"Ada apa?" tanya Irene fokus pada rangkaian skincare malamnya.

Sedangkan yang ditanya sedang bingung dalam menyusun kata.

"Eumm, Eonnie menyukai laki-laki yang dikenalkan oleh paman?"

Irene mengoles krim di wajahnya berfikir sebelum menjawab. "Sebenarnya tidak, tapi sepertinya tidak ada pilihan."

Chaeyoung menganggukkan kepalanya mengerti. "Eonniee.. sepertinya aku membuat Seulgi Eonnie marah padaku."

Irene mengalihkan pandangannya dari cermin ke arah Chaeyoung. "Kau melakukan apa?"

"Akuuu.. tidak sengaja memakan kue cemilan malamnya di kulkas." jawab Chaeyoung menunduk.

Irene tersenyum gemas pada Chaeyoung. "Pesan saja lagi."

"Aku baru disini dan tidak mengetahui toko kue yang enak."

"Buka aplikasi pesan antar, tuliskan kue yang kau makan tadi, maka akan muncul toko kue terdekat."

Mendengar penjelasan Irene, Chaeyoung mengambil ponselnya. "Akan ku coba."

Beberapa saat kemudian Irene sudah selesai dan duduk disamping Chaeyoung yang fokus dengan ponselnya.

"Eonniiieee tutup!" rengek Chaeyoung.

"Ya sudah, tunggu besok." balas Irene mengusap kepala Chaeyoung pelan lalu merebahkan dirinya di kasur.

"Eonniee kau akan tidur?"

"Eeeuumm.." gumam Irene mengiyakan pertanyaan Chaeyoung.

"Jalljaa..."

"Eumm jalljaa.."

🌹

Chaeyoung berjalan di sebuah jalanan yang kosong, tersenyum senang karena berhasil membeli kue untuk Seulgi. Untung saja Chaeyoung berinisiatif untuk menelepon toko kue yang tutup tersebut, pemiliknya tadi berkata masih memiliki stock dan akan menunggu jika kue itu dijemput.

Chaeyoung berhenti ketika tiba-tiba ada dua orang pria asing mendekati dirinya, dengan gerakkan yang sempoyongan mencegah Chaeyoung untuk terus melangkah.

"Gadis cantik."

"Ingin kita temani pergi?"

Chaeyoung tidak menjawab, melainkan mencari celah untuk pergi dari dua pria asing itu.

Saat kedua tangan Chaeyoung dipegang, Chaeyoung menghempaskannya dengan tatapan yang tajam.

Ini bukan lagi Chaeyoung, melainkan Rosé.

Chaeyoung yang merasa takut dan terancam tanpa sadar membangunkan Rosé.

Pukulan demi pukulan dilayangkan oleh Rosé, membuat dua pria asing yang mabuk itu lelah menangkis pukulan Rosé. Bunyi sirene polisi yang sedang berpatroli tidak membuat Rosé menghentikan tindakannya.

BlackVelvet || That's MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang