Chapter 38 End

1.6K 110 3
                                    

⚠️⚠️ANDA BERADA DI ZONA BAHAYA YANG MUNGKIN MENYEBABKAN KETIDAK NYAMANAN BAGI BEBERAPA PEMBACA⚠️⚠️

.

"Mau sampai kapan oppa menyerahkan semua pekerjaanmu pada Gu Oppa?"

"Sampai Taesoo dan Jihyung lancar berjalan, aku akan bisa meninggalkan mereka bekerja,"

"Oppa, terakhir kau bilang juga seperti itu, kau akan bekerja ketika mereka bisa memanggilmu 'Ayah' tapi kau masih tetap memberikan semua pekerjaanmu pada Gu Oppa,"

"Sebenarnya kenapa kau membela Gu?"

"Gu Oppa harusnya menikah dengan Yeri, tapi karena kau mereka menunda pernikahan mereka selama 2 bulan," kesal Jisoo.

"Yeobo, mereka hanya perlu menunggu hingga 3 bulan la-"

"Ah! Perutku ...."

Taehyung dengan panik mendekati Jisoo, "ada apa? Di mana yang sakit? Gu cepat panggil dok-"

"Cepat kembali ke kantor atau aku akan merajuk selama setahun," ancam Jisoo sambil mencengkram kerah piyama yang di kenakan Taehyung dengan satu tangannya.

Taehyung menelan ludahnya, "Ba-baiklah, besok aku akan meliburkan Gu agar dia bisa mempersiapkan pernikahannya," ucap Taehyung, "tenanglah, jangan sampai Soohyeon kenapa-kenapa." Lanjut Taehyung sambil mengelus perut Jisoo yang sedikit membesar.

"Itu tergantung padamu," ucap Jisoo, "Taesoo-ya ... Jihyung-ah ... Ayo kita tidur siang bersama," ucap Jisoo sambil membawa kedua putranya ke kamar mereka untuk tidur siang.

Taehyung kini melihat ke arah Guyoung, "Gu, kau yakin ingin menikahinya?" Tanya Taehyung.

Guyoung menganggukkan kepalanya, "Dia sudah berubah, aku yang akan menjaminnya, dan lagi dia berkata tak akan tinggal di sini jika kau dan istrimu masih membencinya,"

"Tidak, tinggallah bersamaku di sini, aku yang akan memantaunya, jika sampai dia mengulagi perbuatannya, aku sendiri yang akan memasukkannya ke dalam penjara, kau tak keberatan bukan?" Tanya Taehyung.

Guyoung kembali menganggukkan kepalanya dan tersenyum, "Terima kasih, Hyeong," ujar Gu yang sudah dianggap seperti adik oleh Taehyung.

Taehyung tersenyum, "Baiklah, selamat untuk pernikahanmu," ucap Taehyung sambil menepuk beberapa kali bahu Guyoung.

.

.

"Ada apa? Apa kau memerlukan sesuatu?" Tanya seorang wanita yang baru saja datang mendekat ke sebuah kursi taman.

"Bisakah kau duduk dulu sebentar?" Tanya seorang pria sambil menepuk-nepuk kursi kosong di sebelahnya.

Wanita itu duduk, namun menyisakan cukup besar jarak di antara mereka.

Pria itu menghela napasnya, "Apa kau ... Masih membenciku?" Tanya pria itu sambil menundukkan kepalanya, "aku tahu ... Aku memang membuat salah pada-"

"Aku pikir ... Kau memang tak mempunyai hati nurani, Jimin-ssi," ucap wanita itu sambil tersenyum tipis, "meskipun itu sudah sangat lama, tapi aku masih mengingatnya dengan jelas ... Bagaimana kau hanya diam menatapku yang sudah dirusak oleh pria tua hidung belang ...." ucap wanita itu sambil menundukkan kepalanya.

"Ch-Chaeyeong-ssi, aku ... Aku memang sangat bersalah ... tolong maafkan aku ...." Lirih Jimin sambil menundukkan kepalanya.

"Aku ... Sungguh tak bisa memaafkanmu setiap kali aku mengingat kejadian itu, bahkan sampai aku sering mendatangi psikolog agar tak mengingat kejadian itu lagi,"

"Aku-"

"Yang menolongku malah orang yang bahkan aku tak ingin dia melihatku di saat seperti itu, apa kau sebegitu membenciku, Jimin-ssi?"

Mine | BTSXBP | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang