Chapter 3

2.3K 184 3
                                    

⚠️⚠️ANDA BERADA DI ZONA BAHAYA YANG MUNGKIN MENYEBABKAN KETIDAK NYAMANAN BAGI BEBERAPA PEMBACA⚠️⚠️

.

Ditempat lain disuatu ruangan yang luas dan elegan terlihat seorang pria yang sedang menerima telepon dari seseorang sambil melihat ke arah kaca besar yang memperlihatkan pemandangan kota Seoul di sore hari.

"Ada apa?" ucapnya dingin pada seseorang di seberang telepon.

".............."

"Kau ingin bermain kotor denganku, hah?!" Tanyanya dengan nada yang agak kesal.

".............."

"Hei, tidak ada tapi-tapian bulan depan aku ingin uangku kau kembalikan,"

".............."

"Aku tidak mau tahu kau harus mengembalikan uangku dengan jumlah yang sudah disepakati,"

".............."

"Bulan depan atau usahamu akan aku ambil alih,"

".............."

Tak lama terdengar suara ketukan pintu dari luar ruangan itu.

"Aku ada urusan, kita bicarakan ini lagi nanti," ucap pria itu lalu memutuskan telepon sepihak, "Masuklah," ucapnya sambil menyalakan rokoknya.

Setelah mendengar itu orang yang mengetuk pintu itu pun memasuki ruangan itu, "Maaf, Tuan, aku mengganggumu, tapi tadi ada kabar dari keluarga Kim bahwa dia tidak bisa menyerahkan putrinya," ucap orang itu sedikit takut.

"Lalu gantinya?" Tanya pria yang dipanggil 'Tuan' itu dingin sambil sesekali menghisap rokoknya, "Karena dia tidak bisa menyerahkan putrinya, jadi dia menyerahkan keponakannya," jawab pria itu.

"Keponakan?"

"Ya, Tuan, keponakannya itu putri dari kakaknya yang sudah lama tiada, dia sudah mengirim foto gadis itu ke emailmu."

"Baiklah, segera cari tahu latar belakang gadis itu secara rinci lalu kirim kan datanya padaku, aku tidak ingin si tua bangka itu membohongiku, aku mau datanya ada besok," titahnya sambil membalikan kursinya menghadap pria yang memanggilnya bos itu sambil tetap menghisap rokoknya itu.

"Baik, Tuan, saya permisi,"

"Tunggu, Gu,"

"Ya, Tuan?"

"Panggilkan Paman Lee kesini,"

"Baik, Tuan, akan saya panggilkan segera,"

Tak lama setelah kepergian pria bernama Gu itu, datang lah pria paruh baya.

"Tuan, kau memanggilku?" tanya pria paruh baya itu yang ternyata adalah Paman Lee yang dimaksud tadi.

"Paman Lee," ucapnya lalu mematikan rokoknya, "aku ingin meminta pendapatmu." Lanjutnya.

"Baik, Tuan, kau ingin aku berpendapat tentang apa?" ucap Paman Lee.

"Paman Lee, kau sudah bersamaku selama 20 tahun dan saat orang tuaku pergi kau sudah seperti keluargaku, kau tahu semua yang aku sukai dan tidak aku sukai, Paman Lee, aku ingin kau memberi pendapat tentang seorang gadis,"

Mine | BTSXBP | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang