Chapter 20

1.7K 151 1
                                    

⚠️⚠️ANDA BERADA DI ZONA BAHAYA YANG MUNGKIN MENYEBABKAN KETIDAK NYAMANAN BAGI BEBERAPA PEMBACA⚠️⚠️

.

"Bibi Lee ... Aku .. Aku takut ...."

Tubuh Jisoo kini bergetar hebat, bibi Lee yang tak tahu harus bagaimana hanya bisa menenangkan Jisoo.

Bahkan nyonya besarnya saat itu juga mengalami hal yang sama dengan Jisoo, mengandung di usia yang terbilang masih muda. Saat itu Nyonya besarnya lebih ketakutan dari Jisoo padahal Nyonya dan Tuan besarnya itu sudah menikah satu tahun sebelum akhirnya Nyonya besarnya mengandung.

Karena rahim Nyonya besarnya juga tak kuat dan dipenuhi beban kerja juga, bayi pertamanya tak bisa selamat dan tak lama kemudian lahirlah Tuannya saat ini.

"Nyonya, aku memang tak merasakan apa yang Nyonya rasakan, tapi dulu sebelum Tuan lahir Ibu Tuan pernah mengalami hal serupa, Nyonya, harus tenang dan menerima adanya kehidupan lain di dalam dirimu," ucap Bibi Lee.

"Nyonya, kalian kini sudah menikah, sebenarnya tak ada yang harus Nyonya takuti, bahkan Tuan sangat senang saat mengetahui Nyonya sedang menangdung anaknya" ucap Bibi Lee lagi, namun Jisoo masih ketakutan di dalam pelukan Bibi Lee.

"Nyonya, ingat Nona muda Yoonji?" Tanya Bibi Lee. Jisoo kini mulai melonggarkan pelukannya pada bibi Lee dan menganggukkan kepalanya.

"Saat Nona muda Yoonji lahir, Nyonya Min tak bisa diselamatkan. Saat itu Tuan Min tak tahu cara merawat bayi sama sekali, dia tidak mau merepotkan kedua orang tuanya, jadi dia membawa nona muda Yoonji yang masih kecil padaku,"

"Saat itu Tuan menganggap Nona muda Yoonji seperti anaknya sendiri, dia bahkan membuat ayunan ditengah taman bunga itu untuk Nona muda Yoonji, tapi saat Nona muda berusia 1 tahun, Tuan Min membawanya pulang kembali ke kediamannya dan membuat Tuan marah saat itu,"

"Saat Tuan tahu jika nyonya sedang mengandung dia bahkan sampai mengeluarkan air matanya dan selalu berada di dekat nyonya, dia bahkan memindahkan Nyonya ke kamarnya sendiri,"

"Saat aku membantu memindahi pakaian Nyonya kesini, Tuan selalu mengusap dan mencium perut nyonya, walaupun sebenarnya dokter Jung bilang kalau dia harus memeriksa kembali nyonya di rumah sakit saat kondisi nyonya sudah benar-benar sehat untuk memastikan lagi."

Bibi Lee menjelaskan panjang lebar agar Jisoo menjadi sedikit lebih tenang, "Bibi Lee ... Aku takut .. Aku takut tak bisa menjadi ibu yang baik untuknya nanti ... Aku takut dia malu mempunyai ibu sepertiku ... Aku .. Aku takut suatu hari nanti aku menyakitinya ...." Lirih Jisoo lalu kembali menangis dan memeluk bibi Lee dengan erat.

"Tidak nyonya, jangan bicara seperti i-"

"Apa yang kau katakan?!"

Taehyung yang sedari tadi menguping kini datang sambil membanting pintu kamar itu dengan keras membuat bibi Lee terkejut, bahkan Jisoo sampai menutup kupingnya karena ketakutan.

"Tuan, Nyonya-"

Taehyung yang melihat Jisoo tambah ketakutan langsung menghampuri Jisoo dan memeluknya, "Maaf ... Aku menakutimu ...." Ucap Taehyung, "bibi Lee tolong tinggalkan aku dengan istriku sebentar." Lanjutnya.

"Baik, Tuan." Bibi Lee keluar dari kamar Tuan dan Nyonyanya.

"Maaf ... Maafkan aku ...." Ucap Taehyung sambil mengusap lembut kepala Jisoo dan sesekali mengecup keningnya.

"Tuan ...."

"Sudah aku bilang berhenti memanggilku seperti itu, aku bukan majikanmu, aku ini suamimu," ucap Taehyung pelan, "A-aku tak tahu harus memanggilmu apa," ucap Jisoo sambil masih tersedu-sedu.

Mine | BTSXBP | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang