Chapter 34

1.2K 103 2
                                    

⚠️⚠️ANDA BERADA DI ZONA BAHAYA YANG MUNGKIN MENYEBABKAN KETIDAK NYAMANAN BAGI BEBERAPA PEMBACA⚠️⚠️

.

"Apa dia tak akan pulang hari ini?" Tanya Chaeyeong sambil menatap sendu jaket Jinho.

Hari ini adalah hari kontrol terakhirnya, Jinho yang sudah kembali sejak kemarin berjanji akan menemaninya untuk kontrol ke rumah sakit, tapi saat ini Jinho tak pulang, jadi dia memutuskan untuk pergi ke rumah sakit sendiri.

"Apakah dia masih sibuk? Atau apakah dia melupakan janjinya?" Tanya Chaeyeong pada dirinya sendiri, "ah, tapi dia pasti sedang sibuk dan tak ada waktu untuk mengabariku, lagi pula dia bilang dia sangat mencintaiku," ucapnya lagi sambil masih tersenyum melihat ke jaket Jinho.

"Dia pasti akan datang ke sini" gumamnya lagi.

.

.

"Jinho, apa kau mendengarku? Jinho-ya, apa kau bisa berbicara? Jinho-ya, aku Kakakmu, kau masih mengingatku bukan?" Jimin terus bertanya pada Jinho yang tiba-tiba membuka matanya.

"Hyeong ...." Panggil Jinho dengan suara yang sangat lirih, "Ibu ... Ayah ...."

"Tenanglah, berbicaralah dengan tenang, mereka sedang pulang sebentar untuk membawa persediaan," ucap Jimin sambil menggenggam tangan kiri Jinho.

"Hyeong ... Di dalam ... Tas ku ... Ada sebuah hadiah ... Tolong ... Tolong berikan itu pa-da Chaeyeong, kekasihku ...."

Jimin yang membuka tas milik Jinho dan hendak mengambil sebuah kado yang dimaksud terdiam, "Hyeong ... Kumohon ... Berikan itu ... Pada Chaeyeong ... Aku ... Ingin ... melamarnya ...." ucap Jinho.

"Apa yang sebenarnya ada di pikiranmu Park Jinho! Jika memang kau mencintainya bukankah kau harus bertahan hidup untuk nya?!"

"Hyeong ... Kumohon ... Kumohon ...." Mohon Jinho yang kini meneteskan air matanya, "Aku ... Sudah ... Tak mampu lagi ... Aku ... Dadaku sangat sesak ... Hyeong ...." Ucap Jinho yang sedikit ngos-ngosan.

"Jinho-ya, kau pasti bisa, kau tidak selemah ini bukan? Jinho-ya, dengarlah, jika kau bisa melewati ini, aku akan menggelarkan pesta pernikahan yang megah untukmu, tunggulah dan tetap sadarkan dirimu, aku akan memanggil dok-"

"Hyeong ... Tolong ... Jaga dia untukku ... Tolong ... Buat dia ... Selalu tersenyum ... Tolong jangan sakiti dia ... Hyeong ... Aku ... Aku akan ... Melepaskannya hanya ... Untukmu ...." Ucap Jinho dengan susah payah karna rasa sakit yang dia rasakan didadanya.

Jinho terlihat seperti sesak napas, dan tak lama, Jinho merasa pandangannya kabur dan juga suara Jimin yang terus memanggil dokter tak ia dengar lagi.

Terdengar suara panjang dari EKG (Elektrokardiogram) dan semua garis-garis yang ada di monitor EKG itu menunjukan garis lurus yang mengartikan Jinho sudah tiada.

Saat dokter datang, dokter itu langsung berusaha menangani Jinho dengan sebaik mungkin, bahkan mereka sudah beberapa kali menggunakkan pacu jantung pada Jinho, namun hasil yang tak di inginkan tetap sama.

Semua garis lurus yang ada di monitor tak berubah sama sekali. Dan bersamaan dengan orang tua Jimin yang sudah kembali dari rumah mereka, dokter itu pun keluar dari ICU lalu mengatakan jika Jinho sudah tak bisa di selamatkan.

Saat itu hati kedua orang tua Jimin langsung hancur, bahkan Moonji langsung berteriak histeris dan langsung masuk ke dalam ruang ICU.

Tubuh Jaehyun, ayahnya jimin lemas setelah mendengar ucapan dari dokter, Jimin hanya bisa menangis di tempatnya sambil melihat kedua orang tuanya sangat kehilangan Jinho, anak bungsu mereka.

Mine | BTSXBP | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang