26.

3.7K 279 52
                                    

Tay masuk ke dalam rumahnya sambil terus memperhatikan New yang kini berjalan di sampingnya dengan kepala tertunduk lemah.

Tay sangat tau apa yang membuat New tak memiliki semangat seperti ini.

Apalagi kalau bukan karna ucapan ayahnya tadi?

Tay yakin saat ini New tengah memikirkan ucapan ayahnya. Apa yang ayahnya ucapkan tadi memang sangat keterlaluan. Tay saja marah, apalagi New. Tay sangat tau jika New juga ingin marah tapi New mencoba menahannya.

New menghentikan langkahnya secara tiba-tiba dan membuat Tay mengerutkan keningnya bingung.

"Dad, aku mau tidur," ujar New lemah tanpa mau menatap Tay.

"Iya New, daddy juga mau tidur kok—"

"Aku di kamar ku aja, dad."

Tay yang mendengar itu pun menghela nafasnya dan langsung mengangkat dagu New agar New menatap dirinya.

Tay menatap New lekat-lekat. Tay bisa melihat wajah sedih New yang sedang berusaha ia sembunyikan.

"New, are you okay?" Tanya Tay lembut.

New yang ditanyai seperti itu otomatis menjadi sangat sedih. Matanya mulai berkaca-kaca, dadanya sesak dan hatinya terasa sangat perih.

Tay yang melihat itu langsung menarik New ke dalam pelukannya.

"New—"

"Dad, kenapa bisa aku lupa?? Kenapa aku lupa dengan kenyataan kalau kita gak cuma berdua aja??"

"Sayang.."

"Dad.. sekarang kita harus gimana???"

New menangis dengan kencang dalam pelukan Tay.

"Sekarang kita harus gimana dad??? Hubungan kita akan bagaimana?????"

"New—"

"Opa.. Oma.. mereka gak akan menyetujui hubungan kita ini dad."

"Sekarang aku harus gimana dad???? Hubungan kita mungkin gak akan direstui."

"Sssttt, jangan nangis New."

"Kenapa bisa kau lupa. Kenapa bisa aku lupa kalau aku gak pantes??"

"New... jangan ngomong gitu."

"Bagaimana bisa aku jadi egois dan melupakan kenyataan daddy adalah anak seorang yang terpandang, bagaimana bisa aku egois dan menarik daddy untuk mencintai aku??"

"New, daddy mohon berhenti—"

"Dad, akhirnya udah jelas. Akhir hubungan ini udah bisa aku tebak, akhir hubungan ini udah terlihat... Kita—"

"New sayang—"

"Akhirnya sudah pasti.. Kita — kita gak mungkin bersama, kita— gak bisa bersama." New menangis dengan sejadi-jadinya mengingat semua kenyataan yang baru ia sadari.

"New, kita pasti bersama, daddy jamin kita akan terus bersama selamanya." Tay mengeratkan pelukannya.

New menggeleng lemah."Kita gak memiliki restu."

"New.."

"Harusnya aku dengerin daddy waktu itu. Harusnya aku gak keras kepala dan terus mendesak daddy untuk mencintai aku, harusnya aku sadar diri, harusnya—"

"New berhenti menyalahkan diri kamu sendiri. Mencintai kamu adalah pilihan daddy."

New kembali menggeleng. "Gak, kalau gak aku yang duluan mancing daddy, mungkin sampai sekarang hubungan kita akan tetap menjadi sebatas ayah dan anak angkat."

Foster 'Daddy' | END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang