28.

3.2K 261 22
                                    

Tay berjalan sambil merangkul New menuju mobilnya.

Kini ada banyak pasang mata yang sedang memperhatikan mereka. Bagaimana bisa tidak memperhatikan? Keadaan Tay dan New kini memang mencuri perhatian.

Saat ini Tay terlihat sedang marah, bersama New dalam rangkulannya yang tengah menangis dengan keadaan baju kemeja nya yang masih terbuka.

Tay tak mempedulikan pandangan orang-orang kepadanya. Yang terpenting sekarang untuk Tay adalah membawa New pergi dari kantornya.

Setelah sampai di mobil, Tay langsung membukakan pintu untuk New dan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Tay benar-benar sangat marah sekarang. Ini pertama kalinya Tay merasa semarah ini.

Tay marah karna ayahnya meremehkan cintanya, Tay marah karna ayahnya menghina cintanya, Tay marah karna ayahnya membentak New, dan Tay marah karena ayahnya membuat orang yang ia cintai menangis.

Tay meremas stir mobilnya dengan kuat dan menekan gasnya semakin kencang.

Tak butuh waktu yang lama untuk Tay sampai di rumahnya.

Setelah sampai, Tay langsung menoleh ke arah New yang duduk di kursi sebelahnya.

New masih sama, New masih menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan menangis sesegukan.

Tay bisa menebak betapa sakit hatinya New saat ini, Tay bisa merasakan kesedihan yang New rasakan.

Tay menghela nafasnya panjang dan menyentuh rambut New lembut.

"New.."

New tak menjawab dan masih menangis dengan kencang.

Sakit. Hati Tay sakit melihat New yang harus menangis seperti ini karna dirinya.

Ya, karna dirinya. Ini semua salah Tay yang terlahir di keluarga yang keras dan tak terbuka. Ini salah Tay karna tak bisa melindungi New dari ayahnya. Ini salah Tay, begitu lah yang Tay pikirkan saat ini.

Tay mengepalkan tangannya dengan kuat dan turun dari mobilnya. Ia berjalan menuju kursi New dan langsung menggendong New.

"Daddy! Lepas!" New menatap Tay dengan wajahnya yang terlihat hancur karna air matanya membasahi seluruh wajah New.

"Ayo masuk, New," ujar Tay yang kini membawa New masuk ke dalam rumahnya.

New tak bisa berbuat banyak karna kini ia tak memiliki tenaga. New tak bisa melakukan apapun selain menangis.

Tay menidurkan New di tempat tidurnya dengan perlahan dan langsung mengancingkan baju kemeja New kembali.

New masih menangis walaupun ia sudah berusaha menahannya. Air mata New masih terus mengalir meskipun New sudah berusaha menghapusnya berulangkali.

Tay duduk di pinggir tempat tidur dan menghela nafasnya panjang.

"New.." panggil Tay pelan.

New tak menjawab dan terus menangis.

"Sayang..." panggil Tay lagi.

Tapi masih sama, New memilih untuk terus menangis dan tak menjawab panggilan Tay.

Tay menyentuh tangan New yang sedang menutupi wajahnya, lalu menurunkan tangan New.

Kini Tay bisa melihat wajah New dengan jelas, kini Tay bisa melihat betapa hancurnya New sekarang karna ada banyak air mata yang mengalir deras di wajahnya.

Perih. Hati Tay terasa sangat perih melihat keadaan New.

Tay menatap New lekat-lekat dan menghapus air mata di wajah New .

Foster 'Daddy' | END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang