Foster 'Daddy' | END✓

30. End

⚠️Hari ini aku akan Double Update ⚠️

Happy Reading 💙

*

*

Tay diam, menatap New dengan tak percaya.

Ya, Tay tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dari mulut New.

"N-new.. kamu— kamu ngomong apa sih?"

"Tay, ayo kita putus. Ayo akhiri aja hubungan ini. Sampai kapanpun hubungan ini gak akan pernah berhasil—"

"Gak. Aku gak mau," ucap Tay tegas.

"Tay, aku mohon." Mata New mulai berkaca-kaca.

Tay menggelengkan kepalanya dengan kuat.

"Gak, New. Aku gak mau putus dari kamu. Gak akan. Gak akan pernah mau," balas Tay.

"Tay, hubungan kita gak akan pernah berhasil, kita harus sadar itu."

Tay meraih kedua tangan New dan menggenggamnya erat.

"New, dengerin aku. Ya??" Tay menatap New lekat-lekat.

"New, bagaimana pun caranya, aku akan berjuang dan berusaha untuk hubungan kita, aku janji hubungan kita akan berakhir bahagia—"

New menghempaskan tangan Tay hingga genggaman Tay terlepas.

"Tay! Ini gak akan pernah berhasil. Cinta kita salah. Kita gak seharusnya bersama."

"New, cinta gak pernah salah. Kenapa kita salah?"

"Karna kita sama-sama laki-laki, dan— dan kamu adalah ayah aku."

"New, cinta gak mengenal siapa kamu dan siapa aku. Kita hanya dua orang yang saling mencintai."

"Tay, jangan munafik. Cinta ini hanya akan membuat kita sengsara."

"New—"

"Tay, ayo kita putus. Akhiri aja semuanya sampai disini."

Tay menggeleng dengan cepat dan langsung berlutut di depan New.

"Tay!"

"Aku gak mau putus sama kamu, New. Aku mohon, jangan akhiri hubungan kita. Aku mencintai kamu, sangat. Aku tanpa kamu sama aja seperti mati—"

"Tay! Jangan ngomong gitu! Bangun!" New mencoba menarik tubuh Tay untuk berdiri, namun gagal.

Tay menunduk lemah di depan New.

"New.. aku mohon, jangan akhiri hubungan kita. Aku cuma punya kamu, aku cuma mencintai kamu, aku hanya mau kamu. Aku gak butuh yang lain, hanya kamu, New," ujar Tay lemah.

Air mata New langsung menetes mendengar ucapan Tay.

Sakit. Dada New terasa sangat sakit melihat Tay berlutut di depannya sambil memohon.

"New.. aku mohon. Jangan tinggalin aku."

"Tay, aku mau putus. Keputusan aku udah bulat. Kita putus. Lebih baik kita berpisah dan bahagia dengan jalan masing-masing."

"New!"

"Tay, aku akan pergi. Aku akan menemui kakek dan nenek—"

Tay langsung menggeleng dengan cepat dan mendongak, menatap New.

"Gak! Gak, New. Jangan. Jangan pergi!"

"Tay, ini yang terbaik untuk kita berdua. Aku gak bisa lagi menutup mata ku kalau sebenarnya hubungan kita takkan pernah bisa berhasil."