New duduk di meja kerjanya sambil menatap layar komputer di depannya dengan sangat serius sejak beberapa jam yang lalu.
"New, kayaknya kita perlu ke Indonesia," ujar Bright yang kini masuk ke dalam ruangan New dengan panik.
New mengalihkan pandangannya ke arah Bright bingung.
"Kenapa Bright?"
"Ini, ada beberapa syarat yang mengharuskan kita balik ke Indonesia untuk pembangunan pabrik disini," jawab Bright yang kini menunjukkan layar Tablet nya ke New.
"Ini untuk masalah perijinan dari Indonesia dan beberapa syarat lainnya ada tercantum di email yang baru aja dikirim pihak pemerintah," ujar Bright lagi.
New yang melihat apa yang Bright maksud itu pun menghela nafasnya panjang.
"Gak bisa kita urus di kedutaan yang ada disini aja, ya?" Balas New.
Bright menggeleng, "gak bisa, katanya harus ke pemerintah pusat di Indonesia."
New yang mendengar itu pun menghela nafasnya panjang. "Aku gak mau ke Indonesia."
Bright yang mendengar itu langsung mengerti apa yang membuat New kini terlihat sedih.
"New, kita kesana untuk urusan bisnis. Kita bisa balik kesini lagi setelah urusan kita selesai. Gak lama kok, mungkin satu minggu aja cukup."
New kembali menghela nafasnya panjang. "Biar aku pikirin lagi deh."
"New—"
"Aku— aku rasa aku masih belum siap berpijak di satu tempat yang sama dengan daddy," ujar New lemah.
Bright yang mendengar itu pun ikut menghela nafasnya. "Yaudah gapapa, kalau emang belum bisa, jangan dipaksa. Kita bisa undur pekerjaan ini kok."
New mengangguk lemah.
***
New berjalan dengan langkah berat menyusuri gedung besar yang sangat ramai lalu lalang nya.
Brakkk
"Oh— Maaf." New menunduk pada seseorang yang tak sengaja ia tabrak.
"Tidak apa-apa, lain kali hati-hati," ujar wanita itu sebelum pergi.
"Kamu gapapa, New?" Tanya Bright yang berdiri di samping New dengan khawatir.
New mengangguk lemah. "Aku gapapa, Bright."
Bright menghela nafasnya panjang. "Habis ini kita langsung ke hotel aja. Kamu pasti capek habis perjalanan panjang," ujar Bright lagi.
New hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.
Ya, akhirnya New memutuskan untuk kembali ke Indonesia bersama Bright untuk mengurus beberapa hal terkait usaha itu seminggu setelahnya.
Dan kini New sedang berada di bandara internasional Soekarno-Hatta.
Sebenarnya jantung New sejak kemarin keberangkatannya sudah berdegup kencang. New takut jika nanti ia tak sengaja bertemu dengan Tay. New benar-benar takut.
New terus berdoa agar ia tak dipertemukan dengan Tay sehingga luka itu tak perlu terbuka lagi.
"Ayo," ujar New akhirnya.
***
Tay duduk dengan tegak sambil menatap layar komputernya dengan sangat serius. Tangannya terus mengelus dagunya sambil berpikir mengenai pekerjaan yang sedang Tay kerjakan.
Ada banyak sekali pekerjaan yang tertunda beberapa hari terakhir ini karna Tay ada kesibukan di rumahnya. Dan kini Tay harus membayar itu semua.
"AYAH!!!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Foster 'Daddy' | END✓
Fanfiction⚠️ BOYSLOVE ⚠️ 🔞21+⚠️ TAYNEW 💙 Tentang New yang kehilangan orang tuanya akibat kecelakaan maut dan harus dititipkan ke sahabat orang tuanya, Tay Tawan Vihokratana. Semuanya berjalan normal, awalnya. Tapi bagaimana jika sebuah rasa tumbuh diantara...