BAB32

120 20 0
                                    

“Yang kamu katakan tentang Ara semua itu benar?” tanya Fiki yang kini menatap mata Citra.

Aku kira kamu mau tanya aku jomblo atau tidak terlalu berharap sekali aku,” ucap Citra dalam hati.

“Benar Ara selama ini juga suka Fenly tapi sayangnya Ael sahabat kami juga mencintai lelaki itu, dan akhirnya Ael meminta Ara membuat kesepakatan untuk tidak menerima Fenly,” ucap Citra menatap bintang dilangit.

Disaat mereka berdua fokus berbicara seorang gadis kini melewati mereka berdua dengan keadaan kacau, membuat Fiki langsung berlari menyusulnya tanpa memperdulikan Citra yang menatap mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Ara tunggu,” ucap Fiki yang kini mencekal tangan gadis didepannya.

“Fiki hiks hiks....” lirih Ara terisak.

Dengan segera Ara langsung memeluk tubuh Fiki, membuat Citra yang melihat mereka terdiam dengan perasaan yang sedih ternyata Fiki masih sangat mencintai gadis itu dan mereka terlihat serasi.

“Jangan menangis hm aku tidak suka melihatnya,” ucap Fiki yang kini menghapus air mata sang gadis dengan segera Citra menghampiri mereka.

“Fiki aku pulang dulu kamu antar saja Ara pulang,” ucap Citra yang ingin mau berlalu pergi.

Namun tangannya segera dicekal oleh Fiki membuat Citra menatapnya dengan senyum manis meski dirinya mati-matian menahan rasa cemburu.

“Ayo kalian aku antarkan pulang,” ucap Fiki membuat Citra mengangguk pasrah.

Dan kini Citra memilih duduk disamping Fiki namun dengan segera lelaki itu meminta Citra duduk dibelakangnya dan Ara pun berpindah duduk disamping lelaki, jujur rasanya sakit hati ketika didepannya kini dua orang itu tengah bercanda sedangkan dia hanya jadi penonton menyaksikan kebersamaan Fiki dan Ara.

“Citra kita antar Ara dulu ya,” ucap Fiki tanpa menoleh kearah Fiki.

“Terserah kamu Fik,” ucap Citra yang menatap pemandangan disampingnya.

Sedangkan Ara kini merasa seperti jadi orang ketiga diantara mereka membuatnya terdiam hingga tangan kiri Fiki mengenggam tangan Ara membuat gadis itu tersenyum manis sedangkan Citra semakin panas dibuatnya.

“Ara besok aku akan jemputmu kita keluar biar kamu bisa baikan,” ucap Fiki lembut membuat Ara menangguk dan tersenyum.

Kenapa kamu dengan Ara begitu lembut tapi dengan ku begitu dingin dan menyebalkan bolehkah jika aku iri, dan apakah sesakit ini rasanya cemburu yang bukan milik kita,” ucap Citra dalam hati.

Jujur Citra rasanya ingin sekali menangis karena cemburu tapi tidak berhak buat dirinya karena mereka tidak memiliki hubungan apapun, hingga kini mobil memasuki perkarangan rumah Ara dengan segera Ara pun turun dari mobil tersisa Citra dan Fiki.

“Ayo pindah ke depan,” ucap Fiki datar.

“Aku disini saja sudah nyaman,”

“Pindah ke depan dibilang!” bentak Fiki membuat Citra mau tidak mau terpaksa berpindah ke depan.

“Sudahkan,” ucap Citra yang enggan menatap Fiki.

“Kamu cemburu?” tanya Fiki dingin.

Sebenarnya Fiki seorang lelaki yang gampang peka pada apapun membuat mereka begitu beruntung jika mendapatkan lelaki disampingnya namun sayang tertutup dengan sifat jailnya membuat siapapun sangat kesal padanya.

“Tidak ada alasan buat aku cemburu lagi pun kita juga tidak ada status,” ucap Citra kesal.

“Jadi kode minta dibuat status?” tanya Fiki membuat Citra bungkam sepertinya dia salah bicara.

“Jangan terlalu berharap padaku,”

Perkataan Fiki berhasil membuat hati Citra mencelos jujur saja rasanya sakit sekali tapi dia bisa apa, tidak boleh egois kan apa lagi untuk bisa memilikinya yang nyatanya mustahil.

Sedangkan kini Mufida telah tiba dirumah Ara dan menikmati segelas pop mie yang telah dia buat sambil menunggu Citra dan Ara yang pulang dengan mengingat disaat dirinya masih bersama Fajri tadi dengan tatapan sayu.

Flasback on

Saat ini mereka berdua masih berada di dalam mobil menuju rumah sahabatnya disaat Mufida fokus pada layar ponsel.

“Fajri kamu belum ada kekasih?” tanya Mufida tanpa sadar sedangkan Fajri kini melihatnya dengan senyum manis.

“Kenapa aku menanyakan itu astaga,” rutuk Mufida dalam hati.

“Aku belum ada niat untuk pacaran ku harap kamu jangan terlalu berharap padaku jika kamu suka aku,” ucap Fajri dingin.

“Pedenya,” ucap Mufida ketus.

Hingga kini mereka pun tiba didepan rumah Ara membuat Fajri begitu takjub akan pemandangan rumah yang luar biasa sangat indah ditambah tangga yang mengelilingi dan pepohonan membuat Fajri yakin jika rumah itu sangat fantastis mahalnya, disaat Mufida ingin masuk ke dalam Fajri langsung mencekal tangan sang gadis.

“Mufida tapi tidak tau untuk nanti,” ucap Fajri yang membuat Mufida terdiam sedangkan Fajri langsung berlalu dari hadapannya.

Flasback off

“Aku pulang,” ucap Citra yang telah memasuki rumah.

Kini tangannya langsung meletakkan belanjaannya dimeja ruang tamu membuat Mufida menatapnya penuh selidik, karena raut wajah Citra sangat menyedihkan, membuat Mufida mengangkat kedua bahunya acuh dan kembali fokus pada mienya yang kini mulai mendingin.

Sedangkan Ara pemilik rumah tersebut masih betah berada dirumah sakit, jujur dirinya tidak menyangka jika Alexie memiliki penyakit berbahaya ini dan dirinya malah baru tau karena tanpa sengaja melihat surat dimeja kerja itu ketika Alexie mengalami kolaps tadi.

“Alexie kenapa tidak mau cerita padaku bang kapan apa bang tau penyakitnya,” lirih Ara.

Kini tangannya masih mengelus rambut Alexie lelaki itu masih betah memejamkan mata dan enggan membukanya, lelaki itu masih menggunakan selang oksigen serta infus karena pingsan saat Alexie mau memeriksa pasiennya, dan kini dokter mengatakan dirinya mengalami koma karena tidak kuat efek radioterapi.

“Abang juga baru tau akhir-akhir ini karena abang sering mergoki dia yang meriksa kesehatannya dan diruang kerjanya abang tidak sengaja melihat hasil pemeriksaannya,” ucap Jungwo yang kini mengenggam tangan sahabat yang telah dianggap adiknya itu.

“Bagaimana keadaannya?” tanya Jackson yang baru datang bersama Jansen.

“Kamu tidak lihat dia koma begitu,” bentak Jansen membuat Jackson meringis.

“Bang Alexie ayo bangun kita main hujan lagi, kita ghibah lagi atau kita tawuran seperti saat SMP dulu bang ayo bangun,” ucap Jackson yang kini menangis jujur mereka merindukan disaat dirinya masih bersama.

Namun disaat mereka lagi menangis nafas Alexie kini terputus-putus membuat Jungwo langsung memencet bel agar segera diperiksa setelah dokter datang mereka pun disuruh keluar membuat Ara menangis dikursi tunggu sedangkan Jansen yang melihat Ara terisak langsung memeluk sang gadis didepannya.

.selamat membaca.

UN1TY|| So Bad (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang