BAB29

116 21 2
                                    


“Biarkan seperti ini sebentar saja aku mohon,” lirih Alexie yang masih betah memeluk Ara membuat gadis itu mengangguk.

“Setau ku Alexie tidak pernah semanja ini tapi cukup menggemaskan,” ucap Ara membuat lelaki itu tertawa dan melepaskan pelukannya.

“Mau makan sendiri atau aku suapi?” tanya Alexie yang kini menaik turunkan alisnya.

“Ayo suapi aku,” pinta Ara dengan wajah polosnya.

“Ayo pesawat mendarat,” ucap Alexie yang kini menyuapi Ara dan langsung dilahap oleh gadis itu.

“Sudah,” ucap Ara manyun.

“Ayo lagi sedikit lagi hm,” ucap Alexie lembut membuat Ara mengangguk dan kembali melahapnya.

Setelah selesai makan Ara dan Alexie pun turun ke lantai bawah setelah meletak piring kotor mereka berdua kini duduk di sopa dengan Ara yang tiduran dipaha Alexie sedangkan Alexie kini mengelus rambut Ara dengan sayang.

“Ra terimakasih ya sudah mau berkenalan denganku, bolehkah aku meminta pada satu hal,” ucap Alexie membuat Ara menatap manik mata lelaki itu yang terlihat sayu.

“Apa itu Al?” tanya Ara penasaran.

“Aku ingin menghabiskan waktu 1 mingguku bersamamu,” pinta Alexie yang kini diangguki oleh Ara.

“Tentu sangat boleh, dan kamu tidak perlu berterimakasih karena aku mengenalmu itu sebuah keberuntungan aku bahagia bisa berdekatan denganmu, aku bahagia bisa berada didekatmu karena kamu bisa menjagaku setelah kepergian ayahku saat itu,” ucap Ara membuat Alexie mencium kening sang gadis.

“Tidur yuk aku akan menginap disini karena ini sudah malam,” ujar Alexie dan kini mereka pun saling memasuki kamar mereka yang bersebelahan.

.

.

Kini dikamar Alexie segera menutup pintu dan tiduran dikasurnya namun ponselnya berbunyi yang ternyata dari Jungwo membuat dia langsung mengangkatnya.

“Ada apa bang Jungwo?” tanya Alexie yang kini tangan kananannya telah menyentuh dada.

Kapan kamu mau operasi sum sum tulang belakang jika kamu tunda-tunda nanti akan semakin bahaya buat nyawamu, penyakit ini sangat berbahaya virus dalam anus ditambah Sarkoma sel retikulum tulang,” ucap Jungwo dari seberang sana lelaki itu telah membaca surat kesehatan Alexie, hanya cuma Ara yang belum mengetahuinya karena permintaan dari lelaki itu yang tidak ingin membebani ratu mereka.

“Aku kurang yakin apa bisa bertahan dimeja operasi itu kamu harusnya taukan jika ini sangat bahaya bang Jung kematian 90% sedangkan kesehatan 10% dengan melakukan operasi itu mempercepat kematianku karena Sarkoma sel retikulum tulang baru diketahui sekarang dan terlambat penanganannya aku akan melakukan 2x operasi,” ucap Alexie terisak.

Jangan pesimis seperti ini Alexie yang aku kenal itu kuat tidak nyerah,” ujar Jungwo diseberang sana dengan menahan tangisnya.

“Jangan lupakan aku seorang dokter yang paham semua hal ini bang, orang yang melakukan operasi ini sedikit yang bisa bertahan hidup apa lagi ini 2x operasi,” ucap Alexie yang masih menangis.

Tapi tidak menutup kemungkinankan jika kamu juga akan bertahan,” ucap Jungwo membuat Alexie terdiam.

“Jika aku pergi aku harap abang bisa menjaga Ara ya jangan biarkan dia menangis kehilanganku, abang tau sendiri aku sudah seperti ayah menjaga anaknya aku tidak mau dengan kepergian aku nanti Ara semakin terpuruk bang karena melihatnya tersenyum kebahagiaan terbesarku melihatnya sakit sumber kesakitanku karena Ara itu pioritasku,” ucap Alexie membuat Jungwo menghela nafas lelahnya.

Mau sampai kapan kamu menyimpan perasaanmu, kamu mencintai Ara tapi tidak berani mengakui perasaanmu mau sampai kapan hm?” tanya Jungwo membuat Alexie tersenyum tipis.

“Aku akan menyimpannya sampai akhir bang sampai terungkap dengan sendiri,” ucap Alexie membuat Jungwo paham.

Istirahat sana jangan begadang atau abang potong gajimu,” ucap Jungwo yang kini mematikan panggilannya.

“Lelaki itu selalu saja bertingkah sesuka hati,” ucap Alexie kesal dan kini meletakkannya dimeja, langkah kakinya untuk tidur.

“Besok aku akan melakukan kemoterapi dan radiasi sebagai pemula ku harap Tuhan mau mendengar permintaanku yang sederhana ini,” lirih Alexie yang kini tertidur.

Sedangkan dikamar Ara gadis itu enggan menutup mata, dirinya merasa ada yang aneh pada sahabat lelakinya itu ada yang disembunyi dan dia tidak tau apa, mungkin besok dirinya akan diam-diam menjadi stalker handal sepertinya sangat lucu bukan,  kini tangannya mengambil sebuah foto dari laci meja dan melihatnya.

“Pa kakak rindu, kakak ingin papa datang kedalam mimpi kakak meski hanya malam ini saja kabulkan permintaan sederhana kakak pa,” ucap Ara kini kedua tangannya memeluk foto sang ayah.

“Dan aku rindu kamu Fenly tapi takdir tidak memihak kekita,“ ucap Ara dalam hati hingga dirinya tertidur.

.selamat membaca.

UN1TY|| So Bad (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang