BAB20

154 22 1
                                        

Dengan memberanikan diri saat ini Fenly tengah menatap manik mata Ara dengan sangat lembut, hal itu berhasil membuat gadis tersebut gugup namun Ara dapat mengendalikan wajahnya yang memerah agar Fenly tidak curiga kepadanya.

"Aku suka kamu ralat lebih tepatnya aku telah jatuh cinta padamu saat pandangan pertama, aku tau aku pernah mengatakan jika aku tidak bisa pacaran sama Youn1t karena kalian keluarga keduaku tapi Ra, cinta bukan kita yang ciptakan melainkan cinta datang dengan sendirinya dan kini hatiku jatuhnya kepada kamu maka maukah kamu menjadi kekasihku?" tanya Fenly perlahan membuat Ara menunduk.

Setelah mendengar pengakuan dari Fenly kini Ara sedang dilema harus menjawab apa dia tidak mau Fenly berharap lebih pada dirinya karena janjinya terhadap sang sahabat, tapi dia juga telah jatuh hati pada Fenly saat fansign pertama dan dia baru menyadari itu membuat Ara harus pergi dari situasi yang sangat rumit ini.

"Maaf Fen aku tidak bisa menerimamu aku harap kamu bisa mendapatkan yang lebih baik dariku," ucap Ara yang kini masih menunduk.

"Katakan jika kamu tidak mencintaiku Ra tatap mataku," ucap Fenly.

"Aku tidak mencintaimu Fenly," ucap Ara tegas yang kini menatap manik mata lelaki itu.

Jawaban dari Ara berhasil membuat hati Fenly terasa sakit sesungguhnya lelaki itu tau jika Ara telah berbohong gadis itu juga mencintainya, tapi kenapa jawaban Ara seakan menghianati perasaan gadis itu, dengan segera Ara pergi berlalu meninggalkan Fenly yang masih betah terdiam ditaman menatap kepergiannya dengan sendu.

Hingga gemercik air hujan pun turun tepat setelah kepergian Ara yang telah tidak terlihat, seakan langit juga tau akan perasaan Fenly yang saat ini telah hancur tapi Fenly akan terus berusaha memperjuangkan Ara bagaimana pun caranya walau ke ujung dunia sekalipun maka Fenly akan terus semangat tanpa putus asa.

Dan juga dia akan mencari tau apa penyebab Ara seperti itu, katakanlah lelaki itu bodoh tapi cinta memang harus diperjuangkan sampai berhasil menemukan jawaban yang menenangkan, hingga kini tubuh Fenly basak kuyup karena hujan semakin deras membuat lelaki itu bersin-bersin.

"Sepertinya aku mulai flu," guman Fenly.

Kini dirinya sedang berusaha untuk berdiri menuju sebuah mobil agar bisa beristirahat tapi tiba-tiba kepalanya pusing membuatnya jatuh pingsan, namun sebelum tidak sadarkan diri Fenly melihat tangan Ara yang menidurkan kepalanya di paha gadis itu.

"Kenapa sih kamu tidak langsung pulang saja kamu malah berdiam diri disini Fen," lirih Ara.

Kini Ara sedang berusaha memapah tubuh lelaki itu ke dalam mobil untuk segera membawanya menuju rumah sakit, jujur Ara sangat menghawatirkan keadaan lelaki itu membuat hati Ara sakit, sejujurnya Ara tidak ingin menyakiti hati Fenly tapi semesta tidak mendukung mereka untuk bersama.

"Aku tidak mampu melawan restu Fen," gumam Ara.

Kini dirinya fokus mengendarai mobil dengan kecepatan diatas rata-rata demi menyelamatkan Fenly bahkan sejak tadi suara kelakson terus berbunyi di sekitarnya dari kendaraan lain namun Ara tidak perduli karena difikirannya menyelamatkan Fenly.

Hingga dirinya pun kini tiba dirumah sakit dokter pun berdatangkan dan membaringkan tubuh Fenly di brankar membuat Ara betah menganggam tangan lelaki itu yang dingin setelah Fenly masuk ruang UGD dirinya langsung menghubungi semua sahabat-sahabatnya dan juga sahabat Fenly melalui DM hingga mereka kini telah tiba dengan sangat panik.

"Kenapa Fenly bisa begini jawab saya!" bentak Sandy namun Ara masih betah terdiam.

"Sayang tenang," ucap Nindy yang kini mengelus bahu kekasihnya.

"Bagaimana bisa tenang Fenly diruang ICU sedang berjuang tidak puaskah kamu Ra buat dia begini!" bentak Sandy membuat Nindy terkejut.

"Sudah ini rumah sakit." ujar Farhan membuat Sandy terdiam.

Hingga seorang dokter pun keluar membuat Sandy langsung menghampirinya dengan hawatir.

"Bagaimana keadaan sahabatku dok?" tanya Sandy.

"Pasien terkena tipes dalam dua hari ini dan juga mengalami kekurangan cairan tubuh dan elektrolit (dehidrasi), karena itu pasien saat ini memiliki imunitas yang lemah ditambah kena hujan membuatnya pingsan," jelas dokter.

"Apakah sangat bahaya dok?" tanya Fajri.

"Salah satu komplikasi yang akan terjadi bila tifus tidak segera diobati adalah terjadinya perdarahan internal biasanya akan merasakan gejala berupa lemas, kulit pucat, muntah darah, tinja berwarna hitam, denyut jantung tidak teratur, dan sesak napas. Dan tadi kata teman perempuannya Fenly sempat mengalami lemas dan muntah darah sebelum pingsan, jadi sementara waktu biarkan dia dirawat agar membaik jika dibiarkan bisa buat pasien meninggal," ucap Dokter membuat mereka semua menunduk.

"Terimakasih dok tolong selamatkan sahabat saya," ucap Farhan.

"Akan saya usahakan jika begitu saya permisi," ucap Dokter.

Setelah dokter pergi kini Sandy menatap tajam Ara dengan sangat kesal dia pun menarik pergelangan tangan Ara dan mendorongnya menjauh dari depan ruangan sahabatnya itu, untung saja ada Farji yang sigap menyelamatkan gadis itu jika tidak maka gadis itu akan terjatuh dilantai.

"Bang apa-apaan dia cewek bukan cowok jangan kasar bisa!" bentak Fajri yang kini mengenggam tangan Ara.

"Kamu memintaku jangan kasar ke gadis yang telah berani menyakiti sahabat kita, aku tidak akan pernah mau memaafkan gadis itu, dan kamu dengar ya jangan pernah berdiri dihadapan Fenly jangan pernah menemuinya lagi mengerti jika itu terjadi maka siap-siap saja kamu!," bentak Sandy sedikit mengancam membuat Ara menatap sendu dan berlalu dari hadapan mereka.


. Selamat membaca .

UN1TY|| So Bad (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang