BAB31

127 21 1
                                        

Kini Alexie dan Jungwo tengah duduk diruang kerja milik Alexie berdarah campuran tersebut mereka berdua terjebak di pembicaraan yang serius karena setelah Alexie melakukan radioterapi dan kemoterapi yang pasti memberikan efek bagi yang mengalaminya.

“Masih pusing Lex?” tanya Jungwo hawatir.

“Sedikit pusing doang bang,” ucap Alexie setelah muntah-muntah dan lemas.

Disaat mereka berdua sedang serius Ara datang dengan wajah menahan kesal membuat Alexie dan Jungwo menatap gadis didepannya dengan tatapan bingung seakan bertanya ‘Kenapa denganmu?.

Namun bukannya jawaban gadis itu malah mencium pipi Jungwo dan mencium pipi Alexie membuat kedua lelaki itu gemas sama ratu mereka.

“Eh tunggu, Alexie ku sayang kenapa wajahmu sangat pucat kamu tidak sakitkan,” ucap Ara hawatir.

Dengan segera Alexie langsung memeluk Ara dan menghirup aroma sang gadis didepannya sungguh gadis itu semakin hawatir karena selama ini Alexie jarang bertingkah manja kepadanya kecuali saat lelaki itu sedang sakit dulu.

“Kamu sakit ? Jangan buat aku hawatir Alexie,” ucap Ara lembut.

Kini kedua tangannya menyentuh kedua pipi chubby Alexie membuat lelaki itu tersenyum tipis dan kembali memeluk Ara, sedangkan kini ditempat yang sama diruangan berbeda Sandy sedang menunggu Fenly dengan hawatir membuat Nindy yang melihatnya menatap kesal sang pacar.

“Bisa jangan seperti setrika oleng?” tanya Nindy membuat Sandy manyun.

“Bagaimana Fenly, San?” tanya Farhan yang baru tiba dengan panik.

“Ya aku tidak tau kan aku ikan,” ucap Sandy membuat Farhan menjitaknya.

Sungguh Farhan sangat kesal disaat serius begini masih saja bisa bercanda ingin rasanya Farhan menjadikan Sandy perkedel tapi pacar dar lelaki itu lebih mengerikan dari seekor macan betina.

“Dokter belum keluar bangHan,” ucap Nindy membuat Farhan mengangguk paham.

Disaat mereka sedang duduk dan fokus pada pemikirannya dokter pun keluar membuat Sandy langsung menghampiri dengan hawatir.

“Bagaimana dengannya dok?”

“Virus diperutnya mulai menyebar sepertinya dia harus segera melakukan operasi dari pada nyawanya terancam,” ucap Dokter membuat Sandy mengangguk paham dan dokter pun pergi.

“Farhan kamu tunggu disini ya aku mau pergi sebentar,” ucap Sandy yang kini pergi bersama Nindy menuju mobilnya.

“Sayang kamu jangan egois lagi seharusnya kamu satukan mereka berdua aku rasa bukan sepenuhnya salah gadis itu, kamu tahu San Fenly bahkan sudah seperti orang gila dan makan saja tidak sebanyak dulu sejak Ara menjauhinya sungguh keujung dunia pun Fenly pasti akan menemukannya,” oceh Nindy membuat Sandy mengangguk.

“Kamu bawel juga ya untung aku sayang aku pasti akan menyatukan mereka berdua demi kesehatan Fenly, apa kamu mau aku antar pulang dulu sayang?” tanya Sandy yang diangguki Nindy.

Dan kini mereka berdua pun pergi menuju apartemen dari kekasihnya itu lalu dengan segera dia pun pergi ke apartemen Onestar's dan kini dirinya pun telah sampai dengan segera menekan bel disamping pintu.

“Siapa?” teriak seorang gadis dari dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Siapa?” teriak seorang gadis dari dalam.

“Aku Sandy Un1ty,” ucap Sandy dan pintu pun langsung terbuka.

“Ada apa datang kesini San? Ara sudah tidak ada buat kamu hina!” bentak Zahra.

“Aku cuma mau tau alamat Ara?” tanya Sandy menatap sayu membuat gadis itu menggeleng.

“Siapa yang datang Zahra, eh Sandy ada apa,” ucap Alyssa yang kini terkejut tumben sekali lelaki didepannya ini.

“Aku mau berbicara sama Ara kamu tau alamatnya aku tidak mau egois saat ini Fenly membutuhkan Ara disampingnya,” ucap Sandy yang kini matanya telah berkaca-kaca.

Betapa egoisnya dia berusaha memisahkan Fenly dan Ara jelas saling cinta hanya saja malu-malu kucing dan kini penyesalan selalu diakhir karena saat ini Fenly sedang berjuang mendapatkan cinta Ara dan berjuang untuk kembali pulih tanpa ada yang tahu sungguh menyakitkan.

“Tidak tau San kecuali si Citra sama Mufida mereka pernah pergi menemuinya pas dia sakit,” ucap Alyssa.

“Citra dan Mufida ada?” tanya Sandy yang sangat hawatir kepada Fenly.

“Dua gadis itu sedang pergi tadi tidak tau kemana,” ucap Alyssa.

“Kalau sudah datang tolong hubungi saya ya kalau begitu saya pamit permisi,” ucap Sandy lembut.

Setelah lelaki itu pergi kini tersisa Zahra, Alyssa dan Ael yang berada apartemen sedangkan Ara berada dirumahnya, Aya telah kembali pulang kerumah orang tuanya, Aulia melanjutkan kuliah di luar negeri kemarin malam, Citra dan Mufida pamit pergi tidak tahu kemana.

Sedangkan kini dua gadis itu sedang berada diminimarket untuk mecari bahan-bahan juga snack karena malam ini dua gadis itu ingin tidur dirumah Ara.

“Aku suka snack ini aku suka snack itu oh banyak sekali,” senandung Citra diiringi melimpat-lompat kecil.

Hingga tanpa sengaja dirinya hampir terjatuh membuatnya menutup mata pasrah namun beberapa menit dirinya tidak merasa sakit dengan segera dia membuka mata langsung menatap manik mata yang kini menyelamatkannya.

“Ada ya seorang gadis suka sekali melakukan hal ceroboh,” sindir Fiki membuat gadis itu tersadar dengan segera dia berdiri.

“Kenapa ya kita harus ketemu lagi dan lagi,” ucap Citra kesal.

Jujur saat ini dia lagi menata hati karena seenaknya menjatuhkan hati kepada lelaki disampingnya sedangkan dia tau lelaki itu masih gagal move one, namun kenapa malah dipertemukan kembali membuatnya lelah.

“Jodoh mungkin,” ucap Fiki bercanda namun tidak dengan jantung Citra yang sekarang malah dangdutan.

“Hahaha.... Mengadi-ngadi,“ ucap Citra yang berusaha mencairkan suasana.

Harusnya aku tertawa kan bukan jatuh cinta,” ucap Citra dalam hati.

Hingga Mufida datang menghampiri Fiki yang masih tertawa, membuat Citra tersenyum dan mereka pun berpamitan dengan Fiki namun Fiki mengenggam tangan gadis disampingnya hingga seorang lelaki datang.

“Fiki ayo kita pulang,” ucap Fajri membuat Fiki tersenyum.

“Kamu antar Mufida dulu ya aku pinjam Citra sebentar bye bye,” ucap Fiki.

Tangannya masih betah mengenggam tangan Citra hingga mereka pun telah berada didalam mobil dengan segera lelaki itu menancapkan gasnya dan berlalu.

“Mau kemana Fik?” tanya Citra bingung.

“Kemana saja soalnya ada yang mau aku bahas,” ucap Fiki membuat Citra mengangguk.
Sedangkan dilain tempat Fajri kini telah bersama Mufida, namun sejak tadi tidak ada yang mau memulai pembicaraan diantara mereka.

“Aku tidak mau pulang ke apartemen kita langsung kerumah Ara saja,” ucap Mufida membuat Fajri mengangguk.

“Tunjukkan arahnya,” ucap Fajri membuat Mufida mengangguk.

Fiki kini telah menepikan mobilnya di pinggir jembatan yang terlihat cantik membuat Citra menatap dengan takjub karena baru kali ini menginjakkan kakinya disini.

“Mau tanya apa?” tanya Citra yang telah tersadar.

.selamat membaca.

UN1TY|| So Bad (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang